BORONG-Transtv45.com- Belum lama ini, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menegaskan, akan memberikan teguran kepada Kapolda dan Kapolres yang saat ini belum melakukan penindakan terhadap aksi premanisme di wilayahnya masing-masing.
Kapolri mengeluarkan instruksi kepada seluruh jajarannya di wilayah untuk menindak aksi premanisme, dan pelaku kejahatan konvensional lainnya yang meresahkan masyarakat. Mengingat, hal tersebut menjadi atensi dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).
“Kalau belum action juga, saya selaku Kapolri yang akan tegur, ini juga bagian dari program Harkamtibmas di program Presisi yang harus ditindaklanjuti oleh seluruh anggota dan jajaran di lapangan,” kata Sigit dikutip dari MNC Portal Indonesia, Jakarta, Sabtu (03/07).
Berkaitan dengan hal itu, tepatnya pada Kamis 1 Juli 2021 sekitar pukul 16.00 sore waktu setempat, segerombolan oknum preman di Kampung Cenop dan Kampung Weleng, Desa Nampar Tabang, Kecamatan Lamba Leda Utara, Kabupaten Manggarai Timur-Nusa Tenggara Timur (NTT) melakukan aksi premanisme dan telah meresahkan pengguna jalan.
Mereka bahkan tak segan-segan menganiaya korban. Salah seorang korban, yang sudah dianiaya oknum preman itu adalah Silvester Rupang (21), warga Kampung Rujung Desa Golo Munga Barat. Silvester juga mengaku, kerap mengalami aksi penghadangan saat melintasi jalur yang menghubungkan Benteng Jawa – Satar Teu itu.
“Saya dan kakak saya pulang dari arah Reo, ketika kami tiba di Kampung Cenop ada segerombolan orang yang sedang minum minuman keras (Miras) di persimpangan jalan depan rumah bapak Sipri Sal,” ujarnya kepada postntt.com melalui sambungan telepon pada Jumat, (02/07) Sore.
Ia mengisahkan, saat melintasi jalur itu, ada seorang anak remaja bernama Ardi tiba-tiba marangsek masuk ke punggung jalan dalam kondisi mabuk, sembari melakukan penghadangan.
“Saat melihat pelaku, saya harus menekan rem motor, karena takut menabraknya. Lalu saya bilang, permisi kae pe’ang koe cekoen’ (Permisi kaka, tolong minggir sedikit). Pelaku tidak terima dengan baik dan lansung mencekik leher saya sambil berkata “apa maksud dau?” (Apa maksud kamu),”kisah Silvester dalam kesedihan.
Demikian warga desa Golo Munga Barat itu menuturkan, saat sedang memarkir sepeda motor, pelaku datang dan mencekik leher korban. Disaat yang sama, muncul pelaku lain bernama Rio, datang dari arah depan lalu melompat sambil menendang kearah dada bagian kiri korban.
“Saya dan kakak pun terjatuh sehingga saya mengalami luka di tangan sebelah kiri dan di bagian leher belakang, setelah itu saya pun bangun seketika lalu berdiri. Lalu ada orang tua datang peluk saya dan berusaha menenangkan saya. Secara bersamaan, Ardi (Pelaku-red) kembali menedang di bagian punggung saya saat saya dalam posisi dipeluk. Sesudahnya Saya diam dan kami malanjutkan perjalanan”, terang Silvestrer.
Ia mengaku, tidak melakukan perlawanan saat pelaku menyerangnya. Usai kejadian, ia bersama kakaknya berinisiatif untuk menyelamatkan diri dan mendatangi rumah Kades Nampar Tabang Hilarius Teguh. Kades yang biasa disapa Hila pun menyarankan untuk melakukan visum et repertum.
“Kami bersama Kades Nampar Tabang bersama-sama pergi visum ke Puskesmas Weleng. Setelah itu kami melanjutkan perjalanan ke Polsek Lambaleda (Benteng Jawa-red), guna melaporkan kejadian tersebut”,kata Silvester.
Atas kejadian itu, korban dan keluarganya meminta kepada aparat Polsek Lambaleda dan Polres Manggarai Timur untuk segera menindaklanjuti laporan tersebut. Hingga berita ini diturunkan, korban merasa khawatir akan adanya ancaman lain dari pelaku, sebab pelaku penganiayaan belum tertangkap.
“Secepatnya pelaku harus segera ditangkap karena takut kejadian susulan. Bahkan terjadi kasus yang lebih besar,”tukasnya lagi.
Selain Silvester (21), ternyata masih ada korban lain yang menceritakan hal yang sama. Korban yang enggan disebutkan namanya itu mengaku sering dihadang segerombolan preman mabuk dilokasi yang sama. Mereka bahkan tidak segan meminta uang rokok kepada setiap pengguna jalan yang melintas
“Kalau mereka mabuk, sering hadang kami dan minta uang rokok. Kami tidak bisa lawan karena mereka gerombolan,” ungkap korban lain yang enggan namanya di mediakan.
Lebih parah lagi kata dia, gerombolan preman tersebut menghadang dan mengambil secara paksa ikan yang mereka jual.
“Kalau ada yang jual ikan, mereka ambil secara paksa, kami juga pasrah saja,” ujarnya.*(Postntt)