Ramba : “Tidak Penting Intervensi dari Pemda Matim, Masyarakat Adalah Aset Produktif”

Breaking News736 Dilihat

BORONG-TransTV45.com- Nobertus Nekong, pemuda kelahiran kampung Mbero pada 07 mei 1974. Ramba. Begitu ia akrab disapa. Menjadi anak dari petani, bukan masalah baginya meraih cita-cita. Memasuki usia remaja, Ramba memutuskan untuk merantau. Di tanah rantau, tepatnya di Bali julukan pulau Dewata menjadi tempat pilihannya saat itu.

Pada tahun 2000 putra kelahiran kota Komba itu memutuskan untuk bergabung dalam partai politik. Tahun 2001, Ramba Menjadi anggota partai PDI Perjuangan dan mendapatkan Kartu Tanda Anggota (KTA).

Sekitar tahun 2007, Ramba memutuskan kembali ke Manggarai Timur. Saat itu pula, berbagai bentuk kegiatan sosial yang berpihak kepada kepentingan masyarakat Ia lakukan. Bahkan membentuk organisasi muda Desa.

Belum lama ini, Desa Bamo ditetapkan sebagai salah satu Desa Wisata di Manggarai Timur. Menyikapi hal itu, pada jumat (30/07/2021) saat ditemui media ini di kediamannya justru menganggap hal itu adalah bentuk kegagalan cara berpikir dari bupati Manggarai Timur.

Menurut Ramba, harusnya pemerintah Daerah (Pemda) Manggarai Timur (Matim), memberikan ruang kepada Desa untuk mandiri membangun Desa.

“Tidak penting intervensi dari Pemda. Masyarakat adalah aset produktif”, cetusnya.

Dia menambahkan, pertanian, perikanan dan peternakan adalah sektor penting. Pariwisata adalah hasil dari tiga sektor diatas. Untuk peningkatan produktifitas hanya membutuhkan 25% keterlibatan masyarakat. Sebab, 75% alam sudah sediakan. Yaitu tiga sektor yakni sektor pertanian, perikanan dan peternakan.

“Panorama alam pantai Desa Bamo itu luar biasa. Keterlibatan pemerintah Daerah Manggarai Timur itu hanya sebuah pencitraan semata. Sekarang hal yang paling penting adalah pembenahan sumber daya manusia”, imbuhnya.

Hari ini, manggarai Timur tidak bisa menyaingi pariwisata Labuan Bajo. Labuan Baji itu Daerah super premium. Peluang untuk kita adalah dengan potensi alam dan perikanan yang luar biasa, Manggarai Timur harusnya menjadi penyanggah kebutuhan di Labuan Bajo. Dengan potensi alam laut Desa Bamo hari ini, saya yakin manggarai Timur bisa menjawab akan hal itu. Dan itu yang sedang saya perjuangakan, cetusnya santai sembari seruput kopi.

“Aset kita adalah kaum muda yang kreatif di Manggarai Timur. Namun sejauh ini peran kaum muda masih rendah. Kaum muda seolah menjadi beban untuk negara. Harusnya lawan segala kebijakan yang tidak berpihak kepada masyarakat. Praktik nepotisme harus dihapuskan dari Manggarai Timur. Bergandeng tangan, menuju Manggarai Timur yang mandiri dan lestari. Itu tentu bukan tugas yang mudah. Tetapi jika kita bersatu, mustahil jika mimpi kita manggarai Timur jaya tidak terwujud.
Salam juang, lawan dan menang demi rakyat! *(Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *