RUTENG||TransTV45.com- Masalah gizi pada anak-anak disebabkan oleh berbagai aspek. Salah satunya jenis makanan dan bahan baku makanan. Bahkan pilihan jenis cemilan ikut memengaruhi persoalan gizi pada anak-anak. Di satu sisi, asupan gizi atau nutrisi memadai sangat dibutuhkan anak-anak yang berada dalam fase pertumbuhan. Di sisi lain, banyak anak-anak yang tidak tertarik untuk mengkonsumsi jenis makanan dan sayuran yang kaya nutrisi.
Data hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukan bahwa Proporsi Konsumsi Buah/Sayur per Hari dalam Seminggu pada Penduduk Umur ≥ 5 Tahun ≥ 5 porsi di Propinsi NTT adalah 7,61 % dan secara spesifik pada Kabupaten Manggarai lebih renda yakni 4,49%.
Menyadari hal hal ini, sekelompok mahasiswa Program Studi (Prodi) Sarjana Keperawatan Universitas Katolik Indonesia (Unika) Santu Paulus Ruteng yang menciptakan kripik bayam bercampur dengan gula aren (amaranthus gengeticus arenga pinuata). Kripik ini diyakini sebagai alternatif cemilan bergizi pada anak dengan bahan baku produk lokal yakni sayur bayam dan gula aren atau gula merah.
Pembuatan kripik tersebut dilaksanakan melalui Kerja sama kelompok Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKM-K) Prodi Sarjana Keperawatan/Ners dengan Unit Kewirausahaan Warek III Unika Santu Paulus Ruteng.
Mahasiswa Prodi Sarjana Keperawatan/Ners yang terlibat dalam Kelompok PKM-K ini adalah Didiana Nurhayati, Fredheric Collin Brosnan, Nur Wahida. Sementara yang bertindak sebagai ketua Kelompok adalah Adelgonda Fitri Jeharut, sedangkan Yohanes Jakri, S. Kep., M. Kes., adalah sebagai dosen pembimbing.
Melalui keterangan tertulis kepada TransTV45.com, sabtu (31/7/ 2021)
Yohanes Jakri, S.Kep., M.Kes., menjelaskan, “Melalui Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKM-K) kami berusaha menciptakan cimilan alternative yang bergizi bagi anak-anak. PKM-K yang mengangkat nama kegiatan “Usaha Kripik Bayam Dicampur Dengan Gula Aren (Amaranthus Gengeticus Arenga Pinuata) Sebagai lternatif Cemilan Bergizi Pada Anak” beranggotakan mahasiswa Prodi Sarjana Keperawatan/Ners,” ungkapnya.
Johan sapaan akrab Yohanes Jakri, S. Kep.,M.Kes., mengatakan latar belakang kegiatan ini karena adanya masalah mengenai kurangnya konsumsi sayur bagi anak –anak sehingga sangat berdampak buruk pada pemenuhan gizi. Karena itu , sasaran dari hasil PKM-K ini adalah anak-anak usia sekolah.
Mengafirmasi data hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, Johan mengungkapkan bahwa Banyak anak yang malas untuk mengkonsumsi sayuran karena dianggap sebagai makanan yang memiliki rasa dan aroma yang tidak menarik.
“Permasalahan utama yang dialami oleh anak-anak adalah kurangnya minat anak untuk mengkonmsumsi sayuran,” jelasnya.
Salah satu jawaban dari persoalan ini, lanjut Johan, adalah kripik bayam yang dicampur dengan gula aren sebagai alternative cemilan bergizi bagi anak-anak.
“Kripik bayam dicampur dengan gula aren (Amaranthus Gengeticus Arenga Pinuata), merupakan inovasi cemilan yang berbahan dasar sayur bayam. Di dalam sayuran terdapat kandungan vitamin dan juga mineral penting seperti vitamin A, C, E dan kalsium yang dapat meningkatkan pertumbuhan sel dan membangun jaringan tubuh,” terangnya.
Johan menambahkan, Kandungan nutrisi di dalam sayuran merupakan faktor penting untuk menjaga kesehatan tubuh anak. Bagi anak-anak nutrisis yang terkandung di dalam sayuran sangat diperlukan bagi tumbuh kembang anak.
Selain itu, kata Johan, sayuran juga dapat memperkuat daya tahan tubuh serta meningkatkan kemampuan belajar. “Sayur merupakan kelompok pangan sumber berbagai zat gizi mikro yang penting bagi proses metabolisme tubuh.,” cetusnya.
Sementara itu, Ketua Kelompok PKM-K, Adelgonda Fitri Jeharut yang akrab disapa Fitry menjelaskan “usaha kripik bayam dicampur dengan gula aren (Amaranthus Gengeticus Arenga Pinuata), selain bahannya yang mudah didapat, proses pembuatannya pun sangat gampang dan praktis”.
“Sayur bayam dan gula aren adalah bahan baku lokal. Selain mudah didapat, masing-masing bahan baku tersebut sangat penting dan memiliki peran masing-masing dalam pembuatan kripik ini yang mampu mendukung pemenuhan gizi pada anak-anak, ” Jelas Fitry.
“Fitry menuturkan, pembuatan kripik ini dilakukan di Ruteng, dan dilaksanakan secara offline.”
Ia menambahkan, terselenggaranya kegaiatan ini atas Kerja sama Kelompok PKM–K Prodi Sarjana Keperawatan/Ners dengan Unit Kewirausahaan Warek III Unika Santu Paulus Ruteng.
Terkait proses penjualannya, Fitry menjelaskan dilakukan secara offline dengan sangat memperhatikan protokol kesehatan yang ketat dan juga dipromosikan secara online melalui akun media social mahasiswa peserta PKM.
Fitry berharap, semoga usaha ini dapat bermanfaat dan ikut berkontribusi dalam mengatasi persoalan gizi anak.
“Diharapkan selanjutnya dapat dikembangkan dan membangun kerjasama dengan para pembudidaya/petani bayam dan penghasil gula aren (gola malang) Sehingga dengan adanya kegiatan ini, dapat mengangkat dan mempromosikan makanan nusantara (tradisional) menjadi makanan popular dikalangan masyarakat,” tandasnya.
Pihaknya juga menyampaikan menyampaikan terimakasih atas dukungan dari Warek III Unika Santu Paulus Ruteng.
Ucapan terima kasih yang sama disampaikannya kepada Dosen Pendamping, anggota PKM-K, dan semua pihak yang mendukung kegiatan ini, tutup Fitry. *(Red)