Pelatihan Tata Rias Bagi Pelaku UMKM di Manggarai Timur

Breaking News909 Dilihat

BORONG||TRANSTV45.com- Pandemic Covid-19 memberi efek keberbagai bidang kehidupan, termasuk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Dampaknya secara ekonomi adalah yang paling dirasakan oleh masyarakat, selain kesehatan tentunya. Pelaku usaha mengalami kerugian akibat berbagai kebijakan dan pembatasan yang mengikuti pandemic Covid-19.

Pemerintah Kabupaten Manggarai Timur melalui Dinas Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, berupaya membantu UMKM untuk mengantisipasi dan/atau mengatasi dampak covid 19 dengan memberikan Pelatihan Tata Rias Bagi Pelaku UMKM. Kegiatan ini berlangsung dselama 3 hari sejak Kamis (16/9/21) sampai dengan Sabtu, (18/9/21) bertempat di Aula Kevikepan Borong dan Hotel Gloria.

Kadis Perdagangan, Koperasi dan UKM Matim, Fransiskus P Sinta, dalam sambutannya saat membuka kegiatan ini mengatakan bahwa lapangan pekerjaan yang semakin berkurang sekarang ini, menuntut setiap orang untuk lebih kreatif dan inovatif serta mampu membaca peluang sesuai potemsi diri dan kebutuhan pasar.

Pelatihan Tata Rias Bagi Pelaku UMKM di Manggarai Timur (Foto : Ist)

“Mencari pekerjaan saat ini cukup susah, harus berpikir lebih luas dan berusaha untuk menciptakan lapangan pekerjaan sendiri. Setiap orang harus menyadari potensi yang dimiliki, belajar lebih banyak untuk meningkatkan keterampilan sehingga bisa bersaing.”

Mendukung pelaku UMKM dan pelaku wirausaha merupakan salah satu upaya yang dilakukan Pemda Matim untuk mengurangi pengangguran.

“Pemkab Matim konsisten mendukung pelaku UMKM dan pelaku usaha, berbagai pelatihan untuk berbagai bidang usaha; baik itu untuk meningkatkan keterampilan maupun pengelolaan dan manajemen usaha, telah dilakukan selama ini.

Pemerintah hadir sebagai pendorong UMKM dan membantu meningkatkan kesehjateraan masyarakat melalui peningkatan keterampilan,” demikian disampaikan Kadis Fransiskus.

Hadir sebagai narasumber dan instruktur kegiatan ini adalah Shanty Wajong, pelaku usaha salon kecantikan dengan nama “Salon Cinta” yang berlokasi di Tenda Ruteng. Pada kesempatan ini, ibu Shanty tidak hanya berbagi ilmu tentang kecantikan tetapi juga pengalaman selama menjadi pelaku usaha salon kecantikan dan bagaimana menyikapi pandemic covid-19 sebagai seorang wirausaha.

“Tidak semua orang bisa menjadi pegawai, berseragam dengan jam kerja yang teratur setiap hari. Tetapi semua orang memiliki bakat dan keterampian yang bisa dikembangkan. Motivasi awal saya memutuskan untuk membuka usaha salon kecantikan adalah untuk mengembangkan bakat yang saya miliki dan juga menjadi “bos” untuk diri saya sendiri.

Kebutuhan akan kecantikan tidak ada habisnya, bahkan saat pandemic pun, karena itu yang perlu dilakukan adalah konsisten menjaga kualitas dan memberikan yang terbaik untuk pelanggan.”

Instruktur yang mengambil kursus kecantikan di Jhony Andrean Salon di Surabaya ini juga menyampaikan bahwa perempuan juga bisa membantu memenuhi ekonomi keluarga dengan menggali potensi diri.

“Usaha salon kecantikan bisa membantu pemenuhan ekonomi keluarga, kita bisa tetap menjalankan kewajiban sebagai seorang ibu dan disaat yang sama juag menghasilkan uang dari usaha salon. Karena usaha ini bisa dijalankan di rumah saja atau kita yang mendatangi pelanggan sesuai kebutuhan mereka.

Ibu-ibu beruntung karena Pemda Matim mengadakan kegiatan ini di Borong dan gratis pula, sehingga tidak perlu mengeluarkan uang untuk kursus dan membeli peralatan awal. Kesempatan ini harus dimaksimalkan. Kita sama-sama belajar untuk perempuan Matim yang lebih hebat dan berdaya,” demikian ditegaskan Shanty.

Felly Delos, salah seorang peserta Pelatihan Tata Rias Bagi Pelaku UMKM Tingkat Kabupaten Matim menyampaikan ucapan terima kasih kepada Pemkab untuk perhatian yang diberikan kepada pelaku UMKM.
“Kami sebagai pelaku UMKM berterima kasih kepada Pemda Matim untuk perhatian dan upaya yang senantiasa dilakukan untuk memajukan UMKM.

Pelatihan seperti ini sangat kami butuhkan untuk peningkatan kemampuan sehingga kami bisa mengembangkan diri dan lebih percaya diri untuk bersaing dan berusaha.

Sebagai perempuan, dengan pelatihan ini kami tidak lagi merasa dianaktirikan, karena selama ini biasanya pelatihan yang dilaksanakan adalah pertukangan, las dan lain-lain yang sepertinya hanya untuk laki-laki.

Terima kasih Pemda Matim, terima kasih juga kepada panitia dari Dinas Perdagangan, Koperasi dan UKM dan instruktur kami ibu Shanty.” *(Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *