MALUKU-TRANSTV45.COM| Pertama kali, masyarakat adat Negeri Kaiely dan Soar Pito Soar Pa mengadakan pertemuan di Desa Waetina, Kecamatan Waelata, Kabupaten Buru untuk membicarakan persoalan terkait dengan lokasi penambangan Gunung Botak.
Pertemuan tersebut juga melibatkan masyarakat pekerja tambang Adapun tiga poin penting yang dibicarakan pada pertemuan tersebut adalah terkait dukungan Gubernur Maluku untuk menjadikan lokasi tambang emas Gunung Botak sebagai kawasan tambang rakyat, proses pekerjaan dilakukan dengan cara tradisional dan menolak adanya investasi perusahan di kawasan tanah Adat milik mereka.
Bapak Metetemun Johanis Nurlatu saat Menyampaikan Arahan, dan akan membuka pertemuan menyampaikan, tiga poin yang dipaparkan di Depan sesuai agenda adalah kebutuhan masyarakat Adat, sehingga kawasan Gunung Botak tertutup untuk investasi perusahan.
Nurlatu menjelaskan, masyarakat adat Waetina dan Soar Pito Soar Pa harus bersinergis untuk menyuarakan persoalan di kawasan Gunung Botak Harus di Prioritaskan Tambang Rakyat.
” Perlu sinergitas bersama, sehingga tiga poin agenda pembahasan mestilah diketahui semua masyarakat Adat, sehingga ketidak hadiran masyarakat yang sudah menerima undangan sangatlah disayangkan.” ujarnya.
Senada dengan itu, ketua Lembaga Anak Jalanan, Ucok menyampaikan, agar pekerja tambang tidak termakan isu, yang sengaja dilontarkan.
“Saya meminta agar pekerja tambang tidak termakan isu, karena lokasi penambangan emas Gunung Botak tidak akan dimasukan pihak ivestor atau perusahan.” tegas Ucok
Jurnalis:Wider Nurlatu