Kominfo Gelar Webinar Dengan Tema:Pengembangan Ekonomi Kreatif Di Tengah Pandemi Covid-19

Berita1345 Dilihat

MANGGARAI TRANTV45.COM|Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Kemkominfo RI) menggelar kegiatan literasi digital di Ruteng, Kabupaten Manggarai,Nusa Tenggara Timur(NTT)dengan tema”Pengembangan Ekonomi Kreatif Di Tengah Pandemi Covid-19,bertempat di Sky Hotel,pada Senin(18/10/2021).

Webinar ini dihadiri oleh beberapa staf dari Dirjen Kominfo,para Akademisi selaku pemateri dari Universitas Khatolik(UNIKA)St.Paulus Ruteng,para mahasiswi dan juga masyarakat millenial yang mengikuti webinarnya secara virtual.

Dr.Marselus Ruben Payong,M.Pd,seorang Akademisi dan Pakar Teknologi Pendidikan menjelaskan bahwa pandemi covid-19 menjadi peluang dan tantangan tersendiri bagi pengembangan ekonomi kreatif di indonesia.Bahkan data memperlihatkan bahwa selama tahun 2020,kontribusi ekonomi kreatif terhadap PDB Indonesia mencapai Rp.1.100 trilliun.Di tengah lesunya ekonomi pada sektor-sektor lain,ekonomi kreatif justru masih bisa bertahan,walaupun tidak pada semua sektor,tuturnya.

“Ini karena industri ekonomi kreatif bersifat industri individual,industri rumahan yang kurang memperkerjakan banyak orang secara massal seperti pabrik,outlet-outlet atau perkantoran.”

“Dalam konteks ini,sisi produktif dari ekonomi kreatif tidak terganggu.Peluang tumbuhnya ekonomi kreatif selama pandemi covid-19 justru dipicu juga oleh pemanfaatan teknologi digital.Bahkan banyak pelaku industri kreatif seperti content creator,youtuber,dan sebagainya yang justru menangguk untung dalam situasi ini.”

Ia menambahkan,di sisi lain,dari segi pemasaran, beberapa sektor ekonomi kreatif mengalami stagnasi atau bahkan macet seperti bisnis seni pertunjukkan,barang antik,atau kerajinan-kerajinan tertentu ikut terkena dampak.Hal ini karena platform pemasarannya masih bersifat tradisional.Beberapa di antaranya seperti perajin-perajin yang mengandalkan pasar pada kawasan-kawasan destinasi wisata terganggu karena pembatasan kunjungan wisatawan.Namun ketika beralih pada platform digital,dengan memanfaatkan jasa pemasaran secara online maka sektor ini bisa bertumbuh,ungkapnya.

“Ekonomi kreatif juga membutuhkan perubahan mindset dan cara berpikir di mana orang harus cerdas dan kreatif untuk menciptakan peluang dan mengubah nilai-nilai tambah tertentu pada produk-produk yang dihasilkan.Kreatif di sini artinya mengubha sesuatu yang biasa menjadi luar biasa dan bernilai ekonomis.”

“Potensi pengembangan ekonomi kreatif di flores atau NTT sesungguhnya sangat besar.Selain produk-produk kerajinan seperti tenun ikat,ada banyak sekali produk-produk kreatif yang bisa dihasilkan dari bahan-bahan baku lokal yang ada.”

“Misalnya,kawasan-kawasan pesisir kita cukup banyak kaya dengan komoditi kelapa.Produk kelapa bisa mendatangkan banyak sekali nilai tambah selain jika hanya dijual buah begitu saja.Kelapa yang sudah tua,selain bisa menghasilkan minyak kelapa murni,namun limbah-limbah kelapa tua bisa diolah melalui teknologi tertentu untuk menghasilkan kerajinan-kerajinan yang memiliki nilai ekonomis tinggi.Sabut kelapa sekarang sudah bisa dibuat aneka kerajinan seperti keset,tas,tali,topi dan lain-lain.Sedangkan tempurung atau batok kelapa bisa diolah menjadi barang kerajinan seperti alat makan,hiasan dinding,lampu hias,bahkan bisa dibuatkan briket batok kelapa yang punya nilai jual ekonomi tinggi.”

“Persoalannya terletak pada sumber daya manusia yang masih rendah,kurangnya kreativitas dan keterampilan untuk mengolahnya serta masih terbatasnya pelaku-pelaku ekonomi kreatif sebagai agent penggerak.Selain itu,

dukungan teknologi dan modal yang masih terbatas juga menjadi kendala.Namun demikian,jika pemerintah daerah atau pemerintah desa punya kemauan maka hal itu bisa diatasi.Khusus untuk masyarakat pedesaan,dana-dana desa dapat digunakan untuk pemberdayaan masyarakat desa melalui peningkatan keterampilan masyarakat dan belanja teknologi.Dalam hal ini kita berharap banyak dari BUMDES yang ada di desa-desa agar dapat berkontribusi bagi tumbuhnya pelaku-pelaku ekonomi kreatif di desa-desa.”

“Untuk menumbuhkan spirit dan semangat untuk menjadi pelaku-pelaku ekonomi kreatif masa depan maka pendidikan adalah faktor penting.Dalam hal ini kita berharap agar kurikulum pendidikan tidak hanya menekankan pada pembentukan kecakapan-kecakapan intelektual saja tetapi lebih dari itu harus menghasilkan insan-insan cerdas dan kreatif di masa depan.Insan cerdas kreatif tidak ditentukan oleh hasil ujian nasional atau hasil asesmen kompetensi minimal tetapi oleh perubahan mindset sebagai pelaku-pelaku usaha dan bukan hanya sebagai pekerja.”

“Saya melihat selain kurikulum 2013 dengan pendekatan saintifik yang berorientasi pada pembentukan kemampuan berpikir tingkat tinggi dan pembentukan kreativitas,kurikulum muatan lokal memainkan peranan penting.Kurikulum muatan lokal selama ini hanya dipahami sebagai masuknya konten-konten budaya lokal ke dalam kurikulum di sekolah.Padahal spirit dari muatan lokal itu sendiri adalah konten-konten yang berkaitan dengan pengembangan potensi lokal di mana peserta didik itu berada sehinggal kelak dia bisa memanfaatkan keterampilan yang dimilikinya untuk mengolah potensi-potensi lokalnya.”

Contohnya,kurikulum muatan lokal di sekolah yang punya kekayaan alam seperti bambu,maka kurikulum muatan lokalnya adalah keterampilan-keterampilan kreatif yang berkaitan dengan pengolahan bambu.Dan untuk kurikulum muatan lokal tidak ada salahnya jika sekolah juga menggandeng pelaku-pelaku ekonomi kreatif terkait agar anak-anak sejak dini diperkenalkan dengan keterampilan-keterampilan untuk mengolah produk-produk lokalnya.

Selain itu,Agustinus Hartono,seorang Akademisi dan Pegiat Budaya juga menjelaskan bahwa ada 4D untuk pengembangan ekonomi kreatif,yakni:

1.Data

Dengan data kita bisa menganalisis kebutuhan masyarkat yang paling kontekstual,mencari informasi(melalui riset,observasi)untuk menghasilkan data dan memformulasikannya ke dalam bentuk ilmu pengetahuan dan juga mentransformasi ilmu pengetahuan secara terbuka dan kreatif untuk mengembangkan nilai-nilai baru.

2.Daya

Kemampuan dan kapasitas untuk mengelola dan mengambil keputusan,mengembangkan daya kreatif dan imajinatif dalam diri dan juga belajar aktif melalui berbagai teknologi pendidikan terkini.

3.Dana

Dengan dana kita bisa adaptif berhadapan dengan ekonomi pasar bebas dan global.Dengan dana,kita bisa inovatif dalam memanfaatkan peluang-peluang dalam sistem moneter internasional.Dengan dana,kita bisa terampil dalam menganalisi kebutuhan paling kontekstual masyarakat.Dengan dana,kita bisa memiliki akses yang adil terhadap sumber dana.

4.Digital atau Daring

Pemanfaatan teknologi digital dalam proses belajar dan pengembangan ekonomi kreatif,maksimalisasi pemasaran dengan memanfaatkan dunia digital serta digitalisasi semua bentuk ide,gagasan,imajinasi,kreativitas,dan praktik-praktik ekonomi agar dapat menikmati oleh semakin banyak orang dan membawa manfaat ekonomi sebesar-besarnya.

Lebih lanjut,Fabianus Hadiman Bosco,Akademisi dan Pegiat Literasi menjelaskan bahwa ekonomi kreatif adalah sebuah konsep dalam bidang perekonomian di era ekonomi yang baru dengan mengutamakan kreativitas dan informasi.Konsep dari ekonomi kreatif ini mengedepankan sumber daya manusia yang memiliki ide dan pengetahuan yang digunakan sebagai faktor utama dalam produksi,ungkapnya.

Ia menambahkan,sebagai pelaku ekonomi kreatif perlu melakukan lompatan-lompatan dari perekonomian dari yang sebelumnya mengandalkan sumber daya alam(sda) dan pertanian.Setiap pegiat ekonomi dapat menciptakan industri kreatif lebih dari satu sektor,sesuai dengan bidang dan keahliannya masing-masing.Misalnya,seseorang atau organisasi yang bergerak di bidang jasa dan desain atau UMKM lainnya,imbuhnya.

Hal serupa juga disampaikan oleh Yohanes Mario Vianney, seorang Akademisi juga menjelaskan bahwa ekonomi kreatif di gerakkan oleh apa yang disebut Antoni Giddeds sebagai kesejahteraan positif.Kesejahteraan positif adalah dorongan individu untuk bertanggung jawab atas kehidupannya sendiri dengan memaksimalkan bakat dan kemampuan yang dimiliki.

“Dimasa pandemi,kita dituntut untuk membantikan konsep kesejahteraan positif ini sehingga bakat dan kemampuan kita diuji untuk menghasilkan sesuatu yang bernilai jual.”

Selain itu,merujuk pada Vincent Gasper bahwa ekonomi kreatif juga dapat digerakkan dengan konsep break-even,mengendalikan lingkungan dibawah kondisi beresiko.Artinya tekanan yang kita hadapi saat ini bisa memunculkan daya imajinasi untuk berekreasi menciptakan produk dan jasa yang bernilai.

Vianus Jebarus(konten kreator dan youtuber) juga menjelaskan bahwa ekonomi kreatif memiliki beberapa sektor seperti jasa desain,periklanan,film,video,fotografi dan game.Lebih lanjut,ia merinci bahwa dalam periklanan itu ada yang namanya advertiser(pemilik iklan)dan publisher(mereka yang memiliki platform digital seperti media sosial).Untuk periklanan ini,perusahan biasanya melakukan promosi dengan menggunakan google action untuk menempatkan iklan-iklan tersebut dalam media yang di jadikan tempat tampilkan iklan,misalnya YouTube dan Facebook sebagai wadah untuk berkreasi.

Sedangkan untuk menempatkan iklan di Facebook,biasanya ditempatkan di profil dan halaman sebagai iklan pribadi atau iklan langsung,misalnya iklan pakaian dan juga obat-obatan.Selain itu,dalam sektor film juga biasanya orang bisa menampilkan film pendek di chanelnya dengan kemampuan yang seadanya untuk berkreasi yang membutuhkan kordinator yg bisa mewadahi dunia perfilman sebelum masuk ke produksinya.Kemudian,untuk sektor video,khususnya video grafer yang mana jasa mereka ini banyak digunakan dalam prewedding dan lain-lain.

Ia juga menjelaskan terkait dengan kendala sebagai konten kreator dan youtuber khususnya di Manggarai itu karena kurangnya wadah atau komunitas sebagai proses dimulainya belajar untuk bisa meneruskannya.Kunci utama menjadi konten kreator dan youtuber itu adalah sabar,pekerja keras dan memiliki potensi.

Untuk diketahui,sebelum dimulai kegiatan Webinar,para pemateri melakukan rapid test terlebih dahulu oleh tenaga kesehatan dan kegiatan Webinar dimulai pukul 14.00-17.00 WITA yang dipandu oleh Feliks Hatam sebagai Host dengan tetap mengikuti protokol kesehatan.

 

Laporan Kordianus Lado

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *