JAKARTA TRANSTV45.COM|Aliansi Rakyat Menggugat memperingati hari Sumpah Pemuda 1928-2021 dengan membuka mimbar bebas berorasi di Kawasan Patung Kuda Arjuna Wiwaha, Jakarta. Patung Kuda Arjuna Wiwaha itu merupajan karya sastra yang ditulis Mpu Kanwa semasa Prabu Airlangga. Dan selalu menjadi saksi bisa kaum pergerakan yang asa di Jakarta.
Pembacakan mosi tidak percaya kepada pemerinrahan Joko Widodo, diteriakkan Daeng Wahidin dari atas mobil komando, 28 Oktober 2021, yang sebelumnya telah ditimpali oleh tausiah dari Ketua Umum GMRI (Gerakan Moral Rekonsiliasi Indonesia), Eko Sriyanto Galgendu yang memaknai peringatan hari
Sumpah Pemuda ke-93 tahun ini sebagai bagian dari puncaknya momentum gerakan kebangkitan kesadaran spiritual bangsa Indonesua untuk menyongsong peradaban dunia baru tang terus bangkit dan menggeliat mulai dari segenap desa Indonesia.
“Karena bangsa Indonesia memang memiliki modal dasar yang kuat dan lengkap seperti yang dimiliki oleh setiap segenap warga bangsa Indonesia, sehingga dapat menjadi investasi spiritual yang bermuatan religiusitas tinggi” ungkap Eko Sriyanto Galgendu, seusai menyampaikan orasinya dihadapan massa buruh dan Emak-emak yang tergabung dalam Aspirasi yang dipimpin Bunda Wati Imhar Burhanudin itu.
Momentum dari sumpah pemuda tahun ini, kata Eko Sriyanto Galgendu menjadi pemantik semangat untuk kebangkiran spiritual yang lebih massif untuk membimbing para pemimpin dan penyelenggara pemerintah untuk segera kembali berpegang pada etika, moral dan akhlak mulia manusia sebagai khalifatullah di muka bumi.
Ia pun memuji semangat sumpah pemuda kali ini justru dikobarkan oleh para Bunda yang berhasrat mengekspresikan rasa kesedihan dan keprihatinan bagi bangsa dan negara Indonesia yang carut marut dan perlu ditata kembali dengan etika, moral dan akhlak mulia manusia.
Sedangkan Wati Imhar Burhanudin ingin menaparkan semangat dalam kebersamaan Emak-emak yang bergabung dalam satu wadah Aspirasi Indonesia dengan berperan sebaik mungkin sebagaimana yang seharusnya dilakukan secara bersama para Emak-emak untuk mendorong suatu
perubahan dalam upaya menata bangsa dan negara agar bisa menuju tatanan peradaban baru bagi Indonesia supaya menjadi mercu suar (cahaya) di dunia.
Seperti idealnya gerakan dari kebangkitan kesadaran spiritual yang dikatakan Eko Sriyanto Galgendu mengidolakan lahirnya pemimpin bangsa dan negara yang berlandaskan pada nilai-nilai spiritual untuk dalat ikut serta membimbing pemimpin politik kembali taat pada etika, moral dan akhlak yang mulia dari manusia yang sesungguhnya memiliki fitrah illahiah.
Ia pun memuji semangat para Bunda yang telah menjadi pelopor peringatan hari Sumpah Pemuda pada tahun ini untuk menyatakan ekspresi diri dari keprihatinan dan kesedihan yang mendalam terhadap bangsa Indonesia yang sedang berada ditubir jurang kehancuran akibat tata kelola yang salah.
Masalahnya bagi bangsa Indonesia sekarang adalah, proses percepatan gerakan kesadaran dan pemahaman spiritual harus dipacu dengan berbagai cara yang massif dan terstruktur, tandas Wati Imhar Burhanudin menambahkan.
Untuk itu pun, dia mengaku bersama “pasukan Emak-emak” yang berada dibawah komando langsung dirinya telah siap dengan sejumlah program aksi yang nyata dengan cara dan upaya nyata mengkalaborasikan beragam elemen pergerakan yang ada. Setidaknya pada 10 November 2021 mendatang akan menjadi hari peringatan bagi Pahlawan, telah ada agenda besar yang akan dipelopori lagi oleh Emak-emak
Sementara GMRI yang dikomando Eko Sriyanto Galgendu yang telah menjadi fartner utama menyelenggarakan acara besar itu, pun mengikuti arahan dan harapan seperti yang dikatakan Kardinal Ignatius Suharyo agar Eko Sriyanto Galgendu siap berada pada gerda terdepan, sementara semua tokoh lintas agama akan siap mendukung dan ada di belakang. Hingga gerakan kebangkitan kesadaran serta pemahaman spiritual dapat mengalami percepatan dalam realisasinya untuk dapat menyentuh segenap lapisan masyarakat. Dan pada akhirnya bisa menjadi gerakan yang bersifat semesta menebar ke segenap penjuru dunia.
CND™