LABUAN BAJO, (TRANSTV45.COM)| Jembatan merupakan salah satu sarana penting untuk menunjang mobilitas masyarakat. Desa Wae Jare adalah salah satu desa yang di tengahnya terbelah oleh aliran sungai Wae Rendong Koe dan Wae Rendong Mese, oleh karena itu Pembangunan Jembatan penghubung di rasakan sangat penting untuk dapat mempermudah akses masyarakat.
Pada hari ini, Masyarakat Kampung Rengkas, Dencang, Meter dan Daleng para guru dan Pemdes persiapan Watu Wohe, pemekaran dari Desa Watu Wangka, Kecamatan Mbeliling, Kabupaten Manggarai Barat (Mabar), Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) bergotong royong membangun Jembatan yang terbuat dari Bambu.
Pembangunan jembata tersebut merupakan Hasil Swadaya masyarakat bersama Pemdes persiapan Watu Wohe yang berlokasi di Meter, Desa Persiapan Watu Wohe, Kecamatan Mbeliling, Kabupaten Manggarai Barat, Kamis (18/11/2021).
Jembatan Bambu tersebut penghubung dua Desa, antara Desa Persiapan Watu Wohe dan Desa Wae Jare. jembatan tersebut terpaksa dibangun dengan tujuan agar masyarakat bisa melintasi di saat musim hujan seperti sekarang ini, sehingga masyarakat tidak terputus akses perekonomiannya dan bukan hanya itu jembatan ini juga merupakan salah satu akses utama untuk anak sekolah menuju salah satu sekolah di Desa persiapan Watu Wohe yaitu sekolah Dasar Kotolik (SDK) Dencang.
Marselinus Marten, Sekretaris Desa Persiapan Watu Wohe sekaligus warga masyarakat Desa Persiapan Watu Wohe, mengatakan, Sebenarnya kami membangun Jembatan Bambu ini dengan Hasil Swadaya Masyarakat (HSM), karena melihat masyarakat dan anak sekolah baik Kampung Rengkas, Dencang, Meter maupun Daleng, tidak mempunyai jalan lagi pada musim hujan seperti sekarang ini. Bukan hanya itu, Karena terlalu dekat hubungan antara dua desa namun terkendala saat musim penghujan bisa terputus akses perekonomian.
“Saya bersama Masyarakat dari empat anak kampung bersama guru-guru di SDK Dencang mengambil keputusan supaya masyarakat bisa melintasi di jalan tersebut agar ketika ada orang sakit atau orang meninggal bisa melintasi dijembatan tersebut makanya kami melakukan gotong royong bersama masyarakat. pembangunan jembatan bambu tersebut berlangsung selama satu hari, dimulai dari penebangan bambu sampai berdirinya jembatan bambu sampai selesai hari ini,” tuturnya.
”Dalam pembangunan jembatan bambu itu kami menggunakan tali pengikat yang kuat sehingga jembatan bambu tidak gampang roboh” Ungkap Sekdes Desa Persiapan Watu Wohe.
Masyarakat berharap, Pemkab Kabupaten Manggarai Barat bersma DPRD untuk segera membangun jembatan dengan menggunakan beton ditempat tersebut supaya akses jalannya lebih nyaman dan tidak mengkwatirkan, Pungkasnya.
Selain itu, Raymundus Rambu, Staf Desa Persiapan Watu Wohe menjelaskan, bahwa sebagai masyarakat juga tentu punya kerinduan terkait pembangunan jembatan itu. Barangkali dengan adanya usaha gotong royong swadaya masyarakat ini sedikitnya membuka mata pemerintah maupun DPRD bahwa inilah kebutuhan yang sangat mendesak sekali terutama bagi anak-anak sekolah yang melintasi kali wae rendong koe tersebut, ungkap Mundus.
Bukan hanya itu kata mundus, disebelah kali itu juga ada sarana kesehatan, sarana ibadah, sarana pendidikan, dan Kantor Desa Persiapan Watu Wohe. Agar setidaknya Pemkab Manggarai Barat membuka mata terkait apa yang masyarakat alami, tuturnya.
Memang sebelumnya perna diusulkan lewat Musbangdes, musbangcam hingga Musbangkab, ada tanggapan tapi hanya wae rendong mese saja yang wae rendong koe tempat kita mendirikan jembatan bambu belum ada respon baik dari Pemda maupun DPRD.
“Kami berharap, mudah-mudahan dengan adanya kegiatan seperti ini bisa dilihat oleh Pemkab Mabar, pungkas Mundus.”
Sementara itu, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Manggarai Barat, Martinus Mitar, ketika dikonfirmasi media ini melalui via telepon seluler pada Kamis,(18/11) siang mengatakan, Maaf kami lagi rapat adik, nanti saya telefon balik.
“Sebentar selesai rapat saya telepon balik ya adik, sambil tutup telepon, tutup Marten.
Yang hadir dalam kegiatan tersebut berjumlah 50 orang, dan turut hadir antara lain, Guru-Guru SDK Dencang, Pemdes Persiapan Watu Wohe, dan juga masyarakat empat anak kampung yaitu, Rengkas, Dencang, Meter dan Daleng. *(NTT/RED)