SMKN 1 Labuan Bajo Gelar Tatap Muka Terbatas, Kepsek : Terimakasih Pemkab Mabar

Pendidikan596 Dilihat
Stefanus Satu, Kepsek SMKN 1 Labuan Bajo Bersama Siswa-Siswi Jurusan Tata Boga (Foto : Isth)

Labuan Bajo (TransTV45.com)| Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (P & K) Provinsi NTT, Linus Lusi, S.Pd., M.Pd meminta sekolah-sekolah di zona hijau dan kuning yang menggelar kegiatan belajar (KBM) secara tatap muka terbatas mulai semester genap 2021 ini untuk mematuhi penerapan protokol kesehatan (Prokes) Covid-19.

Berdasarakan himbauan tersebut, Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 (SMKN 1) Labuan Bajo menggelar pembelajaran tatap muka terbatas.

Hal tersebut disampaikan Kepala Sekolah SMKN 1 Labuan Bajo, Stefanus Satu, kepada media ini, Sabtu, (20/11) di ruang kerjanya.

“Sesuai dengan himbauan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) Linus Lusi bahwa, sekolah-sekolah tingkat SMA/SMK di provinsi setempat sudah dapat menjalani kegiatan belajar tatap muka di sekolah secara terbatas. Sekolah yang melaksanakan tatap muka adalah yang berada di daerah yang tidak menjalani Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 4.

“Saat ini SMA/SMK di daerah yang tidak menjalani PPKM level 4, telah melakukan aktivitas belajar mengajar tatap muka atau offline dalam kategori pembatasan,”  seperti yang kami laksanakan di SMKN 1 Labuan Bajo, ungkap Stef.

Siswa-Siswi SMKN 1 Labuan Bajo Jurusan Perhotelan. (Foto:Isth)

Stef juga menambakan, berkaitan dengan hal itu, pelaksanaan belajar tatap muka di SMKN 1 Labuan Bajo sesuai dengan Perintah Kemendikbud tetap mengikuti protokoler kesehatan.

Kepsek SMKN 1 Labuan Bajo, Stef Satu juga mengatakan, meskipun belajar tatap muka sudah berlangsung  namun kami di sekolah tetap dalam kategori pembatasan seperti durasi waktu, jumlah siswa, dan penyederhanaan kurikulum.

“Jadi setiap guru melayani siswa untuk belajar tatap muka itu hanya sekitar 3-5 orang dan jumlah murid satu rombongan belajar akan diatur secara bertahap hingga memenuhi setiap rombongan belajar dengan tetap menerapkan prokes yang ketat,” jelas Stef.

Jadi berkaitan dengan pembatasan, saya sebagai Pimpinan di Lembaga ini selalu menghimbau kepada guru-guru dan siswa/i untuk tetap merapkan pembatasan dengan memperhatikan rambu-rambu yang ditegaskan secara tertulis maupun lisan yang disampaikan oleh Kepala Dinas Pendidikan Provinsi kepada kami sebagai kepala sekolah, cetus Stef.

“Dengan demikian anak-anak dapat menjalani Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dengan baik karena tanpa keberanian untuk melakukan ini maka anak-anak mengalami learning loss seperti yang dikhawatirkan bersama,” terang Kepsek SMKN 1 Labuan Bajo.

Siswa-Siswi SMKN 1 Labuan Bajo Jurusan Perhotelan. (Foto : Isth)

Selain itu, Kepala Sekolah SMKN 1, Labuan Bajo Stef satu menyampaikan, bahwa jadwal Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di sekolahnya pada hari ini hanya diikuti oleh siswa kelas 10 saja, yang mana ada sejumlah jurusan. Diantaranya jurusan Tata Boga, Perhotelan, UPW, Akuntansi, RPL,TKJ serta jumlah siswa kelas 10 yang mengikuti kegiatan PTM sebanyak 50 orang.

Dia pun berharap agar kegiatan belajar mengajar secara tatap muka bisa tetap dilakukan lantaran cara belajar di SMK itu berbeda dengan sekolah SMA biasa pada umumnya.

“Pasti belajar mengajar itu lebih enak berhadapan langsung, apalagi ini berkaitan dengan siswa/i kami SMK yang melaksanakan praktek kerja lapangan (PKL) karena kalau praktek itu lebih enak langsung bertatap muka dari pada melalui media daring.

Sebagai kepala sekolah, saya menyampaikan terimakasih kepada Pemerintah, mulai dari Pusat, Provinsi dan khususnya Pemkab Manggarai Barat, lebih khusus lagi Petugas medis, Pihak keamanan dan Gugus Tugas Covid-19 yang telah memberikan vaksin secara geratis kepada kami guru-guru dan siswa-siswi di Lembaga Pendidikan SMKN 1 Labuan Bajo, tutup Stef Satu.

Untuk diketahui, guru di SMKN 1 Labuan Bajo berjumlah 79 orang, siswa/i berjumlah 1.560 orang dan semuanya telah divaksin baik vansin satu maupun dua, sehingga dalam pelaksanaan tatap muka terbatas tidak ada yang perlu ditakutkan lagi, dengan tetap mengikuti prokes.  *(NTT/RED)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *