Saat ini istilah kawin masal sudah semakin viral. Kawin masal tidak hanya terjadi di paroki sebagai suatu institusi hirarki gereja katolik, tetapi saat ini sudah viral di lembaga pendidikan kejuruan (Vokasi) baik perguruan tinggi vokasi maupun pendidikan kejuruan menengah (SMK). Istilah kawain masal di pendidikan kejuruan khususnya SMK pertama kali diluncurkan oleh Direktur Jenderal Vokasi KemendikbuRistek Bapak Wikan Sakarinto.
Kehadiran “kawin masal “ ini tidak terlepas dan terkait erat dengan program kemitraan yang diluncurkan oleh Dirjen Vokasi melalui Direktorat PSMK tahun 2021 dengan nama Link and Macth. Program Link and Macth pada SMK menghendaki agar pembelajaran yang terjadi di SMK perlu dikemas sebagai pembelajaran bersama antara SMK dan industry, bahkan pembelajaran di SMK mengacu pada tuntutan perkembangan dunia kerja. Hal itu didasari oleh pemikiran bahwa SMK merupakan lembaga kejuruan yang menciptakan tenaga-tenaga terampil menengah (supply) yang pada gilirannya tenaga-tenaga terampil ini dipakai oleh industry, dunia usaha dan dunia kerja (Iduka) sebagai user.
Program Link and Macth merupakan media yang berupaya memperkecil gap antara tuntutan perkembangan dunia kerja di industry dengan proses pembelajaran yang terjadi di SMK. SMK diharapkan mampu “berlari bersama” dengan Iduka yang terus berkembang dan beradaptasi dengan perubahan-perubahan. Kelambanan SMK dalam beradaptasi dengan perubahan-perubahan yang terjadi di Iduka menyebabkan lulusannya sulit untuk berkompetisi dengan kompetitor lainnya baik competitor local maupun imigran, yang pada gilirannya terjadi pengangguran. Dengan ini sebenarnya mau menegaskan bahwa SMK dan Iduka bagai dua sisi mata uang yang saling membutuhkan (mutualism).
Lalu pertanyaannya adalah apa yang menjadi point penting dan manfaat dari kawin massal SMK dan Iduka? Bagi SMK, kawin massal dengan Iduka tidak hanya dinikmati oleh siswa manfaatnya , tetapi juga oleh tenaga pendidik, khususnya tenaga pendidik kejuruan. Manfaat kawin massal ini bagi siswa tentu merupakan moment untuk meningkatkan kompetensi kejuruannya melalui pengalaman langsung bekerja (riil job) yang dikemas dalam program Praktek Kerja Lapangan (PKL). Melalui program PKL ini siswa SMK dikirim ke Iduka yang telah bekerja sama dengan SMK untuk melaksanakan praktek kejuruan sesuai dengan kompetensi keahlian yang digelutinya. Selain untuk meningkatkan kompetensi, juga agar secara dini siswa merasakan aroma dunia kerja. Hal ini sangat penting karena akan mendorng dan melahirkan wirausaha muda (entrepreneuer) yang handal dan produktif. Untuk mewujudkan hal tersebut maka SMK perlu melakukan kerja sama dengan Iduka sebanyak mungkin untuk membantu sekolah dalam mengembangkan skill siswa.
Guru adalah pusat dan agen perubahan (teacher is the agent of change). Sebagai agen perubahan guru tentu tidak boleh berhenti belajar. Apalagi merasa puas dengan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki dan didapat saat kuliah. Merasa puas dan bangga dengan apa yang sudah dimiliki, justru akan mengendorkan semangat dan berjuang untuk terus belajar dan belajar. Dengan demikian guru juga sangat penting untuk membaharui dan disegarkan kembali pengetahuan dan keterampilannya. Magang guru di Iduka adalah salah cara yang ditempuh untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan guru kejuruan. Dengan magang di Iduka, guru akan terus beradaptasi dengan perkembangan dan perubahan yang terjadi di Iduka. Dengan demikian kemampuan guru selalu berada jauh di depan kemampuan siswa yang dibimbingnya.
Manfaat kawin massal juga dinikmati oleh Iduka yang bekerja sama dengan SMK. Setidaknya Iduka merasa bangga bahwa kehadirannya sangat dibutuhkan oleh dunia pendidikan. Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 9 menyebutkan Masyarakat berkewajiban memberikan dukungan sumber daya dalam penyelenggaraan pendidikan. Masyarakat yang dimaksudkan dalam pasal ini tentu termasuk Iduka sebagai suatu institusi. Dengan demikian Iduka turut berperan dalam membangun dan mengembangkan kemampuan anak bangsa menuju sumber daya manusia yang cerdas, berakhlak dan berbudi pekerti, mandiri dan berdaya saing. Iduka tidak hanya beretorika dalam perannya membangun pendidikan tapi berperan nyata. Secara konkrit mengambil peran menyiapkan sendiri sumber daya manusia yang dibutuhkan oleh Iduka sendiri.
Poin-poin strategis yang dapat dilakukan oleh SMK dalam kerja sama dengan Iduka, pertama, pembuatan kurikulum bersama antara SMK dengan Iduka. Penyusunan kurikulum bersama ini dilakukan dengan berbasis kontekstual yang ada di SMK dan Iduka. Kurikulum akan berfungsi sebagai pedoman bagi SMK dan Iduka dalam pembelajaran, baik pelajaran umum maupun pelajaran keterampilan.; kedua, magang guru, yaitu upaya peningkatan kemampuam guru dengan belajar langsung di industry. Tuajuannya adalah mengupdate pengetahuan dan keterampilan guru sesuai dengan perkembangan dan kemajuan yang sedang terjadi saat ini. Guru merupakan pusat dan agen perubahan pegetahuan dan teknologi sekarang. Harapannya adalah tentu guru yang telah mengikuti kegiatan magang di industry harus mampu untuk membagi dan menularkan pengetahuan dan keteramilannya kepada peserta didik dan sesama tenaga pendidik.; ketiga, guru atau instruktur atau tenaga ahli tamu. Menghadirkan guru tamu di sekolah yang berasal dari industry atau kampus atau instansi pemerintah/swasta merupakan cara dan solusi jitu yang diambil sekolah. Tujuan menghadirkan guru tamu ini adalah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peserta didik melalui pembelajaran yang diberikan oleh guru tamu di sekolah. Mengaupdate kompetensi guru melalui sharing pengetahuan dan skill yang dimiliki guru tamu baik yang berasal dari industry, kampus maupun tenaga ahli dari instansi pemerintah/swasta. Guru tamu bisa membagikan motivasi kerja kepada peserta didik, menginformasikan perubahan-perubahan yang sedang terjadi pada dunia usaha dan industry. Disamping itu guru tamu menjadi solusi yang tepat dalam situasi dimana sekolah mengalami kekurangan guru kejuruan.; Keempat, Praktek Kerja Lapangan ( PKL ), adalah proses pembelajaran dan mendapatkan pengalaman langsung peserta didik di industry. Peserta didik mengalami langsung riil job di bawah bimbingan tenaga pembimbing yang ada di industry. Tujuannya adalah peserta didik merasakan langsung suasana diindustri, system dan prosedur kerja.; kelima, sertifikasi kompetensi, yang diberikan oleh industry atau lembaga lain yang berhak menerbitkan sertifikat kompetensi baik bagi perserta didik maupun bagi guru kejuruan. Sertifikat kompetensi merupakan dokumen pengakuan akan kemampuan kejuruan guru produktif dan peserta didik setelah mengikuti PKL atau kegiatan magang guru.; keenam, komitmen rekrutmen dan keterserapan, merupakan upaya bersama sekolah dengan industry agar peserta didik dimana mereka melakukan PKL bisa direkrut dan diserap langsung oleh industri.; ketujuh, pemanfaatan bersama peralatan praktek, adalah upaya bersama sekolah dan industry dalam rangka mengatasi sekolah kekuarangan peralatan praktek. Dalam implementasinya sekolah yang mengalami kekurangan peralatan praktek bisa meminjam peralatan industry untuk bawa ke sekolah guna kepentingan praktek bagi anak sekolah.
*(Penulis adalah Kepala SMKN 1 Labuan Bajo).