Peran Generasi Muda Dalam Mencintai Budaya Lokal

Breaking News309 Dilihat
Fransiska Xaveria Cabrini Olang, Mahasiswi Unika St.Paulus Ruteng. (Foto : Isth)

Budaya lokal merupakan bagian yang menjadi ciri khas dan identitas dari suatu daerah.Budaya lokal juga dibentuk dalam suatu kelompok masyarakat tertentu. Budaya lokal tersebut bersifat turun-temurun yang telah diwariskan oleh para leluhur kepada generasi selanjutnya.

Dengan adanya budaya lokal tersebut masayarakat setempat khusunya anak-anak muda diharapkan mampu untuk melestarikan dan menjaga budaya tersebut sehingga, dari waktu-kewaktu apapun bentuk perubahan baik itu gaya moderen ataupun pengaruh yang datang dari luar tidak akan membuat budaya lokal yang kita miliki menjadi punah.

Pengaruh zaman modern sangat dirasakan bahkan berdampak pada gaya dan penampilan anak-anak muda di zaman sekarang, karena terkadang teknologi canggih yang dihadirkan di zaman seperti sekarang ini justru membawa pengaruh seperti cara berpakaian yang mulai mengikuti gaya-gaya kekinian atau lebih ke arah modern. Selain itu banyak anak mudah yang lebih suka memakai pakaian yang cenderung terbuka atau bisa dibilang kurang sopan. Bahkan dengan tersedianya benda-benda canggih seperti handphone ataupun smartphone canggih membuat anak muda di zaman sekarang lebih memfokuskan diri pada dunia online dan mulai melupakan kebiasaan-kebiasaan yang seharusnya dijaga dan kebiasaan itu adalah budaya itu sendiri.

Dengan adanya kebudayaan yang datang dari luar membuat budaya sendiri justru secara perlahan semakin pudar. Seperti contohnya tarian tradisional yang seharusnya diperkenalkan malah dilupakan, bahkan mereka lebih suka mengikuti gerakan dari tarian modern atau yang sering kita kenal dengan kata “modern dance” bahkan gerakan-gerakan tersebut cenderung mereka praktikan setelah mereka menyaksikan video-video dari aplikasi terbaru, Seperti aplikasi tik-tok yang sekarang semakin menjadi trending dikalangan anak-anak, remaja, bahkan orang dewasa. Kebanyakan dari mereka menggunakan aplikasi tik-tok tersebut bukan hanya untuk menghibur diri bahkan ada yang mulai tertarik dengan menampilkan cara berpakaian yang justru kurang sopan. Bukan hanya aplikasi tik-tok saja yang menjadi trend bagi mereka, karena aplikasi-aplikasi lain seperti game online juga sangat digemari bahkan game online tersebut lebih banyak membawa pengaruh buruk bagi anak-anak dan kaum mudah. Salah satu faktor yang membawa pengaruh buruk dari game online tersebut adalah membuat mereka cenderung malas belajar bahkan rela bolos dari sekolah hanya demi game online tersebut.

Bagi mereka game online tersebut membawa kebahagiaan tersendiri bagi mereka, karena dari game tersebut segala kepenatan dan kejenuhan mereka semakin berkurang, apalagi bagi anak sekolah tugas-tugas yang diberikan guru dari sekolah justru membosankan dan membuat mereka malas mengerjakannya. Dengan tersedianya game online menurut mereka game online mampu mengusik kebosanan yang mereka rasakan.

Bahkan semenjak adanya game online tersebut permainan tradisional sekarang sudah tidak lagi diminati oleh anak-anak usia dini, karena diusia mereka yang masih kecil mereka justru diperkenalkan dengan benda-benda canggih sehingga fokus mereka tidak lagi pada hal yang menyenangakan seperti bermain bersama teman-teman diluar rumah. Kini mereka cenderung menghabiskan waktu di depan layar handphone mereka.

Bukankah seharusnya diusia mereka yang masih sangat kecil dan bahkan polos, mereka seharusnya dibiarkan bermain bersama teman-teman di luar rumah atau seharusnya mereka diperkenalkan kembali dengan permainan-permain tradisional agar bentuk sosialisasi mereka dapat terwujud dan bentuk relasi mereka dengan teman sebaya dapat tercipta. Namun apaladaya hal tersebut tidak lagi mereka alami karena, hadirnya media online tersebut.

Permainan tradisonal yang seharusnya di perkenalakan kembali seperti contohonya bermain congklak, bermain lompat tali, petak umpet ataupun permainan tradisonal lainnya kini jarang ditemui pada lingkungan anak-anak usia dini. Yang seharusnya dengan adanya permainan terebut anak-anak diharapkan mampu mengenal budaya lokal yang dimiliki. Karena permainan tradisional tersebut pada dasarnya bukan hanya sebagai media untuk bermain saja atau menghibur diri akan tetapi permanian tersebut diperkenalkan agar kelak mereka mampu menunjukkan identitas budaya daerah setempat. Selain itu, dari permainan tradisional tersebut diharapakan anak-anak mampu melestarikan kebudayaan melalui permaian tradisional tersebut agar mereka juga tidak mudah melupakan warisan dari leluhur atau nenek moyang sebagai bentuk kebudayaan.

Perhatian dari orangtua terhadap kebiasaan tersebut yang seharusnya menjadi hal terpenting karena dibutuhkan agar anak-anak diusia mereka yang masih duduk dibangku sekolah bisa membagi waktu mereka antara belajar, bermain game online dan saat dimana mereka harus berkumpul dengan teman sebaya. Bahkan orang tua juga berperan untuk mengontrol penggunaan benda-benda canggih seperti handphone. Agar benda canggih yang mereka gunakan bukan hanya untuk menghibur diri semata melainkan agar mereka bisa belajar melalui media online yang tersedia.

Pengaruh buruk perkembangan teknologi membawa perubahan yang sangat berdampak pada kebudayaan lokal yang ada, karena pengaruh teknologi tersebut anak-anak muda di Zaman sekarang mulai memiliki rasa ego tersendiri yaitu mulai melupakan budaya setempat yang seharusnya dijaga, diperkenalkan dan dilestarikan. Hal tersebut terjadi karena mereka terobsesi dengan budaya yang datang dan dipengaruhi dari luar.

Maka dari hal itu kita seharusnya mampu menyikapi segala bentuk perubahan dengan sikap yang lebih selektif agar kita sebagai penerus kebudayaan tersebut mampu memilih dan mempertimbangkan kebudayaan mana yang seharusnya dijaga dan dilestarikan bukan hanya mengenal budaya yang datang dari luar melainkan mengembangkan budaya lokal sendiri.

Jika ingin budaya lokal kita tidak punah seharusnya sebagi generasi muda kita memiliki peran penting dalam mempertahankan kebudayaan lokal yang kita miliki seperti salah satunya harus mulai membiasakan diri dengan kebudaayan kita sendiri. seperti mengembangkan bakat dalam kesenian tradisional apabila ada kegiatan ekstra kulikuler kesenian di sekolah.

Selain itu, mengikuti berbagai perlombaan ataupun kegiatan-kegiatan yang bersifat tradisional atau kita juga bisa memperkenlakan kebudaayaan lokal yang kita miliki pada dunia. Seperrti membuat video tarian tradisional lalu di posting pada media sosilal yang kita miliki selain itu, kita juga dapat mengkolaborasi atau menggabungkan tarian tradisional dengan tarian modern agar para penoton tidak bosan dengan apa yang ditampilkan dalam video tersebut.

Sehingga semakin banyak yang mengenal kebudayaan lokal kita maka dari tindakan tersebut kita sudah mulai membuktikan bahwa kita sebagai generasi muda sudah mulai tumbuh kesadaran dan rasa cinta pada kebudayaan lokal yang kita miliki.

*Penulis adalah, Fransiska Xaveria Cabrini Olang, Mahasiswi Unika St.Paulus Ruteng, program studi pendidikan bahasa dan sastra indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *