Proyek DAK RP 600 Juta di Lae Markelang Belum Selesai, Pengerjaan Diduga Asal – Asalan

Breaking News258 Dilihat

DAIRI –  Transtv45.com | pembangunan peningkatan Sistem Penyedia Air Minum (SPAM) jaringan perpipaan di desa Lae Markelang Kecamatan Siempat Nempu Hilir Kabupaten Dairi, Sumatera Utara hingga kini tak kunjung selesai.

Masa pengerjaan SPAM itu dimulai bulan Agustus hingga Oktober 2021 lalu, sesuai yang tertera di papan proyek.

Kegiatan yang di laksanakan oleh Kelompok Swadaya Masyarakat Sada Roha itu bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun 2021, dengan nilai kontrak Rp. 627.000.000,- termasuk PPN dan PPh dengan Nomor kontrak 03.02/PPK/SPAM-DAK/2021 tanggal 23 Agustus 2021.

Saat di konfirmasi, Natanael Bangun, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) membenarkan proyek itu belum rampung hingga sekarang, namun dirinya menyebut dana sudah di transferkan seluruhnya ke rekening kelompok.

Meski demikian di yakini dana itu belum seluruhnya di pakai. Dia yakin sebahagian uang masih tersimpan di rekening kelompok.

“Yang termin ketiga itu belum dipakai masih di rekening kelompok,” ujar Natanael dikantornya, Jumat (28/01/2022).

Pihaknya memberi perpanjangan waktu pekerjaan hingga akhir Januari 2022 mendatang.

“Janji mereka sampai akhir Januari ini,” sebut Natanael.

Natanael mengatakan pengerjaan juga harus sesuai dengan Rencana Kerja Masyarakat (RKM) yang sudah di tetapkan.

” Kalau gak sesuai RKM maka kita akan minta untuk dilakukan perbaikan”, jelasnya.

Diterangkan ada 177 rumah tangga yang mendapat manfaat dari proyek itu.

Sementara sejumlah warga penerima manfaat protes terkait pekerjaan.

Mereka menduga pelaksanaan tidak sesuai RKM khususnya terkait bahan pipa, kedalaman penanaman pipa. Bahkan di sebahagian titik, penyangga pipa terlihat memakai kayu.

Boru Hotang warga Desa Lae Markelang mengaku 3 hari lalu air yang di salurkan kerumahnya tidak mengalir, setelah dilaporkan air baru
“Orang lain sudah jalan airnya tapi kami enggak jalan, melapor dulu aku baru di jalan airnya,” kata perempuan paruh baya itu, Kamis (31/1/2022).

Warga lainnya mengaku tidak di undang saat sosialisasi, sehingga pekerjaan di nilai tidak transparan.

Warga bermarga Pandiangan menyebut desanya sudah mendapat proyek air minum sebanyak 3 kali.

” Tahun 92 itu dari PDAM, sekitar tahun 2014 atau 2015 dari Pamsimas itulah sumber air ke dua, terus datang lagi dana rehap dari Pamsimas dibuatlah bak yang di belakang kantor desa tapi enggak berfungsi, baru inilah tahun 2021 masuk lagi dana DAK,” ujar pria berambut ikal itu.

Dari proyek tahun 2021 itu, dikatakan hanya sebahagian mendapatkan saluran air baru.

“Sebagian pipa proyek ini masih pakai pipa yang lama, cuma di pasang meteran air aja,” sebut warga lain bermarga Simbolon.

Terkait pekerjaan yang belum selesai, Agus Kacaribu Kabid Cipta Karya di dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kabupaten Dairi belum tau pasti apa saja pekerjaan yang belum selesai, di pastikan saat ini pekerjaan sudah hampir rampung.

Rencananya pihaknya dalam waktu dekat akan turun kelokasi melihat proyek pekerjaan.

“Nanti kita petakan lagi nanti jaringan mana yang baru dan mana jaringan lama, yang mana memanfaatkan pipa lama yang mana memanfaatkan pipa baru,” ujarnya.

Terkait bahan pipa, pihaknya memastikan bersertifikat. Sementara warga berharap ada pengawasan sebelum di serah terimakan agar mutu baik tidak hanya sekedar air mengalir.

(Henry angkat)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *