BENGKULU.TRANSTV45.COM| Direktur RSUD Tais Wiwin Herwini terkesan menyalahkan keluarga pasien dalam kasus penolakan pasien yang belakangan viral dan mendapatkan kecaman publik tersebut. Dirinya mengaku sudah meminta penjelasan baik ke dokter maupun perawat dan bidan yang piket saat itu, juga mengecek CCTV yang terpasang di ruang IGD.
“Kalau dari keterangan dokter, perawat, dan juga bidan yang saat itu sedang bertugas, ada dua orang ibu-ibu membawa seorang anak, mereka mengeluhkan jika anaknya demam. Pada saat ditanya oleh tenaga medis demamnya sudah berapa hari, ibu tersebut mengatakan jika anaknya sudah demam selama lima hari,” kata Wiwin, Rabu, 16 Februari 2022.
Menurut Wiwin, semua yang terjadi hanya miskomunikasi saja dan seharusnya pihak keluarga jangan langsung pergi, dengarkan dulu penjelasan dokter.
“Komunikasi antara pihak rumah sakit dengan pihak keluarga ada yang tidak pas, miskomunikasi. Seharusnya pihak keluarga mendengarkan dulu penjelasan dokter, jangan langsung pergi. Kejadian itu hanya tiga menit yang kami lihat di CCTV,” imbuhnya.
Saat itu, lanjut Wiwin, petugas juga sudah menanyakan apakah anaknya sudah diberikan obat atau belum dan dijawab sudah diberi paracetamol. Mengingat demamnya sudah lima hari, dokter jaga menyarankan agar diperiksa langsung ke Poli Anak keesokan harinya.
“Diperiksa (dokter) spesialis langsung, ternyata dari komunikasi ini ibu-ibu tersebut tidak terima dan langsung membawa anaknya keluar IGD,” terangnya.
Ditambahkannya bahwa pihak perawat sudah berupaya mengejar ibu-ibu tersebut untuk memeriksa anaknya.
“Perawat langsung memakai sarung dan mengejar ibu-ibu tersebut, untuk memeriksa anaknya. Ternyata keluarga tidak mau lagi anaknya diperiksa dan langsung pergi,” demikian Wiwin Herwini.
Sebelumnya, kabar penolakan pasien yang dilakukan pihak RSUD Tais pertama kali diunggah oleh akun Facebook Ayuk Teta. Dalam postingannya, ia menceritakan kejadian yang dialami seorang emak-emak yang membawa putrinya yang demam sudah seminggu. Bukannya dilayani, pasien justru disuruh pulang dan datang lagi keesokan harinya karena dinilai tidak urgen.
Tak hanya itu, ia juga mengatakan tenaga kesehatan (nakes) yang ada di sana sibuk main HP. Karena merasa tak dilayani dengan baik, emak-emak tersebut akhirnya membawa putrinya ke dokter praktek.
(dy123)