LABUAN BAJO-TRANSTV45.COM| Hari ini kita saksikan penyumbatan demokrasi dan upaya mencari keadilan melalui tangan aparat. Aparat represif kepada rakyat yang harusnya dia Ayomi, lindungi, dan layani. Bahkan ada yang sampai terluka! Wajah orde baru masih kuat dalam balutan seragam yang baru.
Hal itu disampaikan Doni Parera selaku Aktivis di Labuan Bajo, kepada media ini Senin (1/8/2022).
Sampai saat ini kata Doni, masih 26 orang berada dalam penahanan Polres Mabar, 3 diantaranya adalah aktivis yang selalu lantang suarakan pembelaan kepada rakyat kecil, ujarnya.
Aksi mogok ditanggapi dengan menurunkan aparat dengan senjata Laras panjang, menghadapi teman-teman yang lakukan aksi hanya bermodalkan suara lantang.
Kami melihat pertarungan antara Oligarkis melawan rakyat jelata, dan aparat yang cenderung membela kepentingan oligarkis!
“Aparat harusnya lebih jeli mengambil sikap dan keberpihakan,” beber Doni.
Cukup sudah bikin statement manis, tapi pada faktanya bertolak belakang!Bebaskan mereka yang ditahan karena membela Periuk nasi melawan kecongkakan pemodal yang ingin menambah pundi-pundi mereka.
Teman-teman yang ditahan hanya turun untuk memastikan bahwa semua yang sudah tanda tangani kesepakatan untuk melawan kenaikan harga masuk TNK lewat aksi mogok, konsisten pada kesempatan bersama. Kenapa mesti ditangkap?, Ujar Aktivis Labuan Bajo itu.
Doni menghimbau, Jangan takut, pantang menyerah. Perlawanan kita belum selesai. Tetap teguh dan konsisten. Ini adalah perlawanan rakyat terhadap kecongkakan oligarkis! Segala intimidasi, tindakan represif adalah bahan bakar untuk tetap semangat. Tuhan memberkati perjuangan kita, tutupnya.
Sementara itu, Kapolres Manggarai Barat, Felli Hermanto mengatakan penahanan terhadap pelaku pariwisata disebabkan menganggu Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Kamtibmas).
Selain itu, mereka juga mengganggu Kamtibmas di Objek Vital.
“Mereka mengganggu Kamtibmas, itulah sebabnya mereka kita tahan dan amankan,” katanya, Senin (01/08/2022) sore.
Ia juga menerangkan, terdapat 3 orang pelaku pariwisata yang diamankan oleh pihak kepolisian karena mereka masuk ke titik vital. Titik vital yang dimaksud Kapolres Mabar ialah area Bandara Komodo.
Sementara ke tiga orang pelaku pariwisata yang ditahan, saat ini masih sedang diperiksa dan belum ditetapkan sebagai tersangka.
Kapolres Mabar itu juga mengimbau kepada masyarakat Manggarai Barat agar tetap tenang.
Pantauan media ini, puluhan pelaku pariwisata diamankan di Polres Manggarai Barat. Sementara tiga orang lainnya, sedang dimintai keterangan.
Adapun ketiga orang itu disebut-sebut adalah RT, ET dan LS.
Penetapan siaga II dan penahanan pelaku pariwisata ini buntut dari aksi protes penolakan kenaikan tiket ke TNK. *(Red)