Diduga Gegara Handphone (HP)Rusak 2 Siswi Di Tabang Akhiri Hidupnya

Breaking News278 Dilihat

Mamasa, TransTV45.com ||Diduga persoalan handphone (HP)yang rusak, Dua siswi Desa Kalama, Kecamatan Tabang, Kabupaten Mamasa, Provinsi Sulawesi Barat, akhiri Hidupnya.selasa (06/09/2022 )Pukul 22:30 wita

Dua anak tersebut berinisial D (11) dan A (14), dinyatakan meninggal di tempat kejadian oleh keluarga setelah di temukan dalam keadaan tergantung di pohon jambu menggunakan sarung.

Keduanya merupakan anak dari warga berinisial PA (laki-laki) dan DL (laki-laki).

D anak dari PA, sementara A, anak dari DL. Kedua orang tua korban merupakan warga Dusun Buka, Desa Kalama, Kecamatan Tabang.

Dari keterangan polisi, pada sebelum ditemukan meninggal, kedua korban dan dua teman lainnya, menginap di rumah korban A.

Saat itu, D dan A, ditemani dua rekannya yakni Y dan W. Mereka berkumpul di rumah A, pada Minggu (5/9/2022) malam, untuk berfoto-foto dan merekam video bersama-sama.

Namun, pada saat keempatnya tidur, Handphone milik korban A, tak sengaja ditiduri oleh korban D, yang mengakibatkan rusak.

Pada Selasa, (6/9/2022) sekitar pukul 06.00 wita, korban A, mendapati Handphone miliknya rusak.
Dari keterangan rekan korban yakni Y dan W, yang disebutkan dalam keterangan polisi, pada saat pulang sekolah, dalam perjalanan tiba-tiba korban A, mengatakan, ia takut ketahuan ibunya bahwa Handphonenya rusak.

Ia takut karena handphone itu baru saja diambil di tukang servis, karena rusak.

Karena takut, A, kepada temannya, mengaku berniat bunuh diri. Oleh Y, mengingatkan A untuk tidak melakukan hal yang tidak-tidak.

Tak berselang lama setelah itu, keempatnya berpisah ke rumah masing-masing.

Diberitakan sebelumnya, sebelum ditemukan meninggal, kedua korban pulang dari sekolah sekira pukul 12.00 Wita.

Disebutkan, saat pulang sekolah, seperti biasanya, kedua korban membantu orangtuanya memasak makanan ternak.

Setelah memasak makanan ternak, keduanya ke kebun mencari makanan ternak untuk persiapan besok harinya.

Namun saat sore menjelang malam, kedua korban tak kunjung kembali.

Sekitar Pukul 17.00 Wita, orang tua korban A, memeriksa makanan babi dan menemukan bahwa peliharaan mereka belum diberi makanan.

Karena khawatir, orang tua A, mencari tahu keberadaan anaknya.

Pukul 18.30 Wita orang tua dan keluarga A, mencari anaknya ke rumah D, namun tidak ditemukan.

Hingga pukul 22.00 Wita, kedua korban ditemukan di kebun milik warga yang jaraknya 2 Km dari rumah korban.

Kedua korban, dalam keadaan posisi berdampingan tergantung di atas pohon jambu.

Setelah mendapati keduanya, keluarga korban langsung melaporkan kejadian tersebut kepada pemerintah setempat dan pihak kepolisian.

Setelah mendapati keduanya, keluarga korban langsung melaporkan kejadian tersebut kepada pemerintah setempat dan pihak kepolisian.

Tim dari Polres Mamasa, melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Selain melakukan olah TKP, terhadap kedua korban, juga dilakukan visum.

Kasi Humas Polres Mamasa, Iptu Hendrik, dikonfirmasi via WhatsApp, mengatakan tidak ditemukannya tanda-tanda kekerasan pada kedua tubuh kedua tubuh korban.

“Tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban berdasarkan hasil visum dokter,” kata Iptu Hendrik, Kamis 08 September 2022.

Selanjutnya, surat pernyataan secara tertulis dari keluarga korban yang diketahui oleh Pemerintah setempat, menolak untuk dilakukan otopsi terhadap kedua korban.

Kasi Humas Polres Mamasa, Iptu Hendrik, dikonfirmasi via WhatsApp, mengatakan tidak ditemukannya tanda-tanda kekerasan pada kedua tubuh korban.

Sementara itu, Kapolres Mamasa, AKBP Harry Andreas, mengatakan, dugaan sementara korban mengakhiri hidupnya karena takut dimarahi orangtuanya.”Untuk sementara keterangan teman-teman sekolahnya, korban takut dimarah orangtua karena hpnya rusak,” beber Harry Andreas, via WhatsApp, Kamis 08 September 2022.||Arjon MK

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *