Tanjung Jabung Timur, TransTV45.com || Kekecwaan Warga dikarnakan Hampir kurang lebih tiga tahun lamanya, masyarakat dari dua RT, yakni RT 13 dan RT 14 di Kelurahan Simpang Kecamatan Berbak Kabupaten Tanjung Jabung Timur – Jambi, mengharapkan janji adanya pemasangan jaringan listrik yang hingga kini belum ada kejelasan secara pasti meski Warga telah mengeluarkan biaya hingga jutaan rupiah untuk pemasangan jaringan, amper dan instalasi listrik.
Yang sangat di sayangkan, hingga kini warga hanya menerima pemasangan instalasi saja, sementara amper dan jaringannya belum juga kujung datang, dari pantauan awak media beberapa hari yang lalu, Warga di dua RT tersebut masih menggunakan Listrik tenaga Diesel pribadi, mengingat tingginya harga BBM tentu hal tersebut membuat masyarakat kesulitan mengatur perekonomian.
Dari keterangan salah satu warga bernama Sahid yang saat itu turut menyerahkan uang, guna pemasangan jaringan listrik lengkap beserta dengan instalasi dan amper, bahwa pada tahun 2019 lalu waktu sebelum datangnya bulan puasa, sekitar 40 Kepala Keluarga (KK) di janjikan akan adanya pemasangan jaringan listrik bagi rumah-rumah yang yang membayar biaya kurang lebih 4 jutaan.
Saat itu, memang Sahid sedang tidak berada dirumah, akan tetapi ia mendengar dari Warga lainnya terkait akan adanya pemasangan jaringan listrik.
Karena baginya jaringan listrik sangat dibutuhkan, ia pun tanpa berpikir panjang turut ikut serta bersama warga lainnya dalam rencana pemasangan jaringan listrik tersebut.
Memang Sahid tidak tahu secara pasti dengan orang yang saat itu menjanjikan akan adanya pemasangan jaringan listrik, akan tetapi ia kenal dengan orang yang mendampingi dan menerima uang dari warga yang ikut pemasangan jaringan listrik. Karena tergiur dengan janji tersebut, akhirnya ia pun menyerahkan Uang sebesar satu juta rupiah tanpa bukti serah terima sebagai pembayaran awal kepada warga berinisial M yang merupakan salah satu Oknum PNS bertugas di Kecamatan Berbak.
Setelah membayar satu juta, pembayaran berikutnya dilakukan oleh istri Sahid sebesar tujuh ratus ribu yang juga diserahkan kepada M, dengan total pembayaran yang ditelah diberikan sebesar satu juta tujuh ratus ribu rupiah.
Janjinya, kepada warga yang membayar sebesar empat juta dua ratus ribu, akan menerima pemasangan jaringan lengkap, dengan arti kata warga terima beres.
“Hampir seluruh warga di dua RT ini yang ikut, cuma membayarnya perpariasi, ada yang baru bayar sekitar Dua jutaan dan mungkin ada juga telah lunas sesuai kemampuan, “ungkap Sahid.
Warga sudah melakukan upaya berulang kali bertanya kepada M yang saat itu menerima pembayaran dari warga, namun alasan M terkendala Covid-19 dan belum bisa mengurus.
Sahid mengungkapkan kekecewaannya kepada beberapa awak media karena sudah sekian lama menunggu kepastian pemasangan jaringan listrik tersebut. Dan bila diukur jarak dari kabel induk yang ada di desa tetangga mungkin hanya sekitar Dua kilometer, tapi hingga kini belum juga terealisasikan, ia pun berharap apa yang telah dijanjikan kepada masyarakat agar segera ditepati mengingat uang sudah diserahkan
Sementara itu, Ketua RT 14 Sutrisno membenarkan hal tersebut, Sutrisno mengungkapkan pada awalnya ia tidak tahu, sebab waktu itu ia baru dipercaya untuk menjabat sebagai ketua RT setempat.
Sutrisno pun mengungkapkan ceritanya, ia mempunyai teman yang bernama M yang konon katanya memiliki kenalan yaitu H yang bertempat tinggal di Rasau Desa, kemudian H tersebut memiliki kenalan pula seseorang dari pihak PLN yang bernama R.
Setelah dilakukan komunikasi, bahwa dimana dalam wilayah dua RT tersebut belum teraliri listrik akhirnya diadakanlah survey, dan setelah survey dilakukan, maka disebutlah bahwa wilayah tersebut bisa dimasukkan jaringan listrik akan tetapi bukan dari pemerintah, melainkan melalui perluasan jaringan, kemudian terjadilah pemasangan instalasi listrik yang saat ini ada di rumah-rumah warga.
Ketua RT tersebut juga mengungkapkan, sebelumnya memang telah dilakukan musyawarah dirumah M, yang kebetulan saat itu ia juga turut hadir dalam musyawarah.
Dalam musyawarah, telah sepakat untuk pemasangan jaringan listrik, dan dalam kesepakatannya berhubung akan adanya pemasangan instalasi, maka salah satu syaratnya warga diminta untuk membayar satu juta/Rumah guna pemasangan instalasi dengan menyalurkan ke kantor PLN, namun hingga sekarang tidak ada kejelasan.
Disinggung terkait informasi biaya yang harus dibayar warga sekitar empat jutaan/Rumah Sutrisno selaku ketua RT menjelaskan, itu anggaran sebenarnya sebesar empat juta dua ratus ribu.
Karena mungkin waktu itu berhubung masyarakat sangking senangnya akan masuknya jaringan listrik, mungkin ada sebagian yang sudah melunasi dengan biaya 4juta 200ribu untuk pemasangan instalasi, amper dan jaringan, “intinya masyarakat tinggal beres, “papar Sutrisno.
Dalam rencana pemasangan jaringan listrik tersebut, Sutrisno juga ikut turut membayar, kalau dihitung ia lebih banyak membayar karena untuk menalangi warga-warga yang belum memiliki uang pada saat itu.
“Kalau dihitung untuk keseluruhan, saya sudah membayar sekitar enam jutaan, saya sudah lebih duit, karena saat itu saya dipercaya oleh warga disini, dari pada susah-susah minta dengan orang yang belum punya jadi saya tomboki dulu, “ujarnya saat dikonfirmasi awak media dikediamannya beberapa hari lalu.
Lebih lanjut Sutrisno menyebutkan, kalau untuk berjumpa dengan M itu sudah sering, namun Corona-corona terus yang dibahas, dan ia pun juga sempat datang ke kantor PLN pusat Provinsi Jambi dengan modal sendiri tanpa minta kepada masyarakat bersama M untuk menyampaikan terkait hal tersebut.
Sutrisno berharap, kalau bisa, biarpun uang saya tenggelam, yang terpenting lampu disini bisa hidup, itu tidak masalah bagi saya, karena kalau dipikir-pikir kecewa juga tapi mau bagaimana lagi, “pungkasnya.||Salaming