Labura, TransTV45.com || Pelaksanaan pekerjaan proyek Rehabilitasi Gedung Kantor UPL Kec. Kualuh Selatan Unit Pengelolaan Irigasi Kualuh Barumun Kec. Kualuh Selatan, Kab. Labuhanbatu Utara (Labura), Sumut yang dikerjakan oleh CV. Salwa Mulia sangat memprihatinkan.
Pekerjaan yang merupakan paket proyek dari Dinas Sumber Daya Air Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Sumatera Utara Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Irigasi Kualuh Barumun Rantauprapat TA. 2022 yang dananya sebesar Rp.194.425.432 bersumber dari APBD Provinsi Sumatera Utara, dalam papan informasi pekerjaan proyek tidak menyebutkan kapan awal pekerjaan dan batas akhir proyek selesai dikerjakan.
Menurut warga sekitar pekerjaan proyek ini harusnya telah melewati masa kontrak, tapi tetap di kerjakan tanpa ada sangsi bagi perusahaan rekanan.
Bahkan proyek ini kesannya di kerjakan asal jadi, karena tidak adanya pengawasan dari dinas terkait, sementara dana konsultan dan pengawasan atas kegiatan proyek rehabilitasi ini telah di anggarkan.
Dari pantauan dilapangan Selasa (06/12/2022), berawal dari adanya informasi dari masyarakat yang sangat heran dan menyoroti proyek yang terkesan misterius ini.
Warga menduga penggunaan bahan bahan material bangunan tidak sesuai Rencana Anggaran Biaya (RAB).
Keberadaan Plank Proyek yang terkesan asal ada, menurut warga setempat baru saja di pasang dengan kondisi yang jauh dari kata layak untuk sebuah plank proyek.
Penggunaan bahan bahan material bangunan yang tidak sesuai RAB dibenarkan oleh para pekerja proyek.
Salah seorang pekerja proyek warga transmigrasi yang tidak mau disebut namanya, Selasa (06/12/2022) mengatakan, selain pengawas yang tidak pernah turun ke lapangan, bahan material bangun seperti besi banyak yang disambung.
” Soal material yah seperti yang bapak bapak lihatlah kalau soal pembesian yang bapak tanyakan itu memang disambung sambung karena stok besi tak cukup waktu itu, untuk besi cincin pun ya itulah adanya pak, apa yang datang itulah yang kami pasang, ” Katanya.
” Memang pengawas yang bapak tanyakan itu tidak pernah kami ketahui datang kemari tapi kami sudah di beri gambar untuk acuan bentuk bangunan ini. setahu kami yang selalu datang pengawas dari pemborongnya orangnya tinggal disimpang masuk ke Titi Rambin, ” tambah salah seorang warga yang tidak mau disebut namanya”.
Saat ditanya kapan proyek tersebut akan siap dia tidak bisa memastikan, dan menurutnya masih akan lama .
“Kalau masalah kapan selesai tentu lama lagi lah pak sebab bahan bahannya sering kali datang tersendat,” jelasnya polos.
Selain pelaksnaan pekerjaan proyek yang memprihatinkan, kondisi pekerja proyek tersebut lebih memprihatinkan.
“Mengenai keuangan yang di beri untuk kami sangatlah minim kadang untuk belanja makanpun susah kami pak, tak cukup uang yang ditinggal pemborong.untuk kami di barak ini.”
“Apalagi untuk gajian kami belum ada menerima gaji tiap minggu hanya sebatas di beri uang pinjaman sekedar untuk makan itupun sangat minim.,” jelasnya lagi.
Ketika masalah proyek ini ingin di konfirmasi ke pihak PPK dan PPTK panitia proyek Dinas Sumber Daya Air Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Sumatera Utara hingga berita tayang belum bisa dihubungi. ** MH24