Bantul, TransTV45.com ||Kalurahan Sabdodadi, Bantul telah ditetapkan menjadi Desa Mandiri Budaya pada tahun 2020 lalu. Sejak menjadi desa rintisan budaya pada tahun 1995 lalu, Sabdodadi terus berupaya mengembangkan ekosistem berbasis budaya.Pada tahun 2017 lalu Kalurahan Sabdodadi mendapatkan SK Desa Budaya dari Gubernur DIY , kemudian 2020 mendapat predikat tertinggi yakni Desa Mandiri Budaya.
Diharapkan dengan menyandang predikat Desa Mandiri Budaya ini, Sabdodadi bisa lebih memberdayakan masyarakatnya dan kedepan semakin banyak kunjungan wisatawan baik domestik maupun mancanegara yang berkunjung.
Siti Fatimah selaku Lurah Sabdodadi menjelaskan, Sabdodadi mempunyai lima wilayah padukuhan, 38 RT, dan 18 kampung.
Keunggulan wilayah Sabdodadi memiliki keunggulan untuk masing-masing wilayah memiliki tradisi adat budaya serta spirit gotong royong yang kuat. Beragam kesenian daerah masih dilestarikan, seperti reog, karawitan, gejog lesung, campursari, dan drama tari ciri khas Sabdodadi yakni Krumpyung, Srandhul dan Montro.
“Kami memiliki lima padukuhan yakni Manding, Neco, Kadibeso, Dukuh, Keyongan yang masing-masing memiliki potensi,” ucapnya kepada awak media,Jumat (23/12/2022).
Salah satunya Padukuhan Neco memiliki kesenian drama tari Srandhul yang menjadi ciri khas Sabdodadi. Selain itu ada juga kesenian reog, termasuk ada pendopo yang selama ini dimanfaatkan masyarakat untuk kegiatan seperti latihan tari hingga kegiatan hajatan lainnya.
Kemudian di Padukuhan Manding, terkenal dengan kerajinan kulitnya. Pihak kalurahan pun memberikan dukungan dengan menyediakan berbagai fasilitas seperti patung perajin Manding, lampu penerangan khas Yogyakarta dan di tahun depan akan dilengkapi dengan fasilitas umum seperti tempat duduk, toilet dan lain-lain. Di Manding juga terdapat sanggar tari, jathilan dan karawitan.
Di Padukuhan Kadibeso, ada potensi wisata di bantaran kali Winongo yang dalam waktu tertentu dimeriahkan pentas gejog lesung kreasi baru binaan dosen ISI Yogyakarta.
Kemudian Padukuhan Dukuh, terdapat beberapa kelompok karawitan dan juga kesenian Krumpyung yang merupakan penggalan dari Srandhul. Selanjutnya padukuhan Keyongan, tepatnya di kampung Bangeran terdapat Belik Sendang Patirtan Kamulyan yang kedepan akan dijadikan destinasi wisata. Selain itu di Dukuh juga terkenal dengan kerajinan eco print-nya.
“Untuk menyambut wisatawan, kami juga ada paket wisata. Misalnya pengunjung dari kerajinan kulit Manding akan kami arahkan ke pendopo untuk untuk menikmati makanan tradisional dan akan disuguhkan kesenian tradisional juga,” tuturnya.
Ia berharap dengan predikat Desa Mandiri Budaya ini kedepannya dapat mbangkitkan semangat warganya dalam ikut melestarikan seni tradisi dan budaya yang ada di Kalurahan Sabdodadi.Kalurahan juga akan konsisten berupaya untuk memaksimalkan penyerapan dana keistimewaan tersebut untuk membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat seiring dengan perkembangan seni dan budaya di Sabdodadi.
Sementara itu Eli Irawati selaku Monitoring Kalurahan Mandiri Budaya di bawah Kundha Kabudayan DIY menyatakan bahwa Kalurahan Sabdodadi menjadi Desa Mandiri Budaya setelah sebelumnya meraih parameter lainya yakni desa budaya, desa wisata, desa prima serta desa preneur.
“Setiap bulan kami memonitoring sampai sejauh mana pembangunan yang didanai BKK keistimewaan dari DIY. Dan dalam setahun ini dana keistimewaan yang diberikan oleh Kundha Kabudayan dan Paniradya Pati Kaistimewan sebesar Rp 800 jutaan terserap dengan baik,” ujarnya.
Menurutnya, Kalurahan Sabdodadi telah meraih pencapaian tertinggi dengan ditetapkan menjadi Desa Mandiri Budaya. Konsekuensi dari predikat ini, Kundha Kabudayan dan paniradya pati kaistimewan memberikan dana keistimewaan sebesar Rp 1 miliar per tahun untuk perkembangan wilayah Sabdodadi.
“Dan Sabdodadi ini sudah tahun kedua mendapat dana keistimewaan, tahun kemarin bisa terserap Rp 1 miliar, dan tahun ini Rp 800 jutaan,”paparnya.**Rytn