Yogyakarta, TransTV45.com ||Dani Eko Wiyono selaku Ketua Pembela Kesatuan Tanah Air- Indonesia Bersatu ( Pekat IB ) DIY dalam aksi damai yang digelar hari ini, selasa tanggal 17/01/2023, sekitar 09.50, mengatakan menolak kekerasan yang terjadi di wilayah DIY, hal tersebut di sampaikan dalam orasinya di depan Gedung Wanitatama Yogyakarta.
“Kami selaku kumpulan Rakyat Indonesia sangat merasakan dampak yang terjadi dari kekerasan di DIY. Kekerasan yang ada di DIY berdampak pada adanya kecemasan warga, membuat warga resah baik secara psikis maupun pikiran dan berdampak juga tentunya pada stabilitas ekonomi masyarakat,” ucapnya
Dani menegaskan warga masyarakat Yogyakarta menolak dengan tegas segala bentuk kekerasan di Yogyakarta. Dalam aksi tersebut juga dibacakan pernyataan sikap yang isinya warga menolak segala bentuk kekerasan yang terjadi di tanah Daerah Istimewa Yogyakarta, ikuti aturan yang berlaku bila masih ingin tinggal di D.I Yogyakarta, usir dari D.I Yogyakarta afi para pelaku yang melaksanakan kekerasan/ kekisruhan di D.I Yogyakarta.
Juga minta warga murka jika kekerasan / kekisruhan terulang kembali di Yogyakarta, jangan biarkan adanya gerakan makar di tanah Yogyakarta dan Indonesia, mendukung tindakan tegas dari aparat untuk menegakkan keadilan dan kebenaran di tanah D.I Yogyakarta.
“Banyaknya kasus kekerasan / kekisruhan di D.I Yogyakarta yang sangat meresahkan masyarakat D.I Yogyakarta. Aparat pun tak mampu dalam menghalau semua kekerasan di D.I Yogyakarta. Maka, Rakyat adalah perlawan akhir jika aparat tak lagi berani memberantas kekerasan / kekisruhan di tanah D.I Yogyakarta,” pungkas Dani.
Sementara itu ditempat yang sama juga digelar aksi dari masyarakat Papua yang ada di Yogyakarta. Mereka menggelar aksi diam dengan membentangkan spanduk seruan pembebasan Victor Yeimo dan tahanan politik lainnya tanpa syarat.
Mereka yang mengatasnamakan Petisi Rakyat Papua (PRP) Yogyakarta ini melakukan aksi dengan diikuti kurang lebih sekitar 15 orang. Tuntutan lain dalam aksi diam tersebut salah satunya ‘berikan hak menentukan nasib sendiri bagi Rakyat West Papua sebagai solusi yang demokratis’. Hal tersebut disampaikan Mungguar selaku koordinator lapangan dari aksi tersebut.
Aksi kedua kubu tersebut yang dimulai sekitar pukul 09.50 wib dan berakhir pukul 13.00 itu berjalan lancar dan aman meskipun sempat akan terjadi gesekan.**Riyadi