Rakyat Harus Cerdas Pilih Pemimpin, Cornelis: Pemilu Adalah Perebutan Kekuasaan Yang Ditentukan Rakyat

Breaking News305 Dilihat

Landak-Kalbar, TransTV45.Com|| Anggota Komisi II dan Badan Anggaran DPR RI, Tim Pengawas DPR RI Bidang Pengawas Perbatasan Fraksi PDI Perjuangan Daerah Pemilihan Kalimantan Barat I Drs. Cornelis,.MH melaksanakan reses sekaligus konsolidasi partai dari tingkat Pimpinan Anak Cabang (PAC), Ranting hingga ke Anak Ranting Kecamatan Banyuke Hulu, Kabupaten Landak, Provinsi Kalimantan Barat. Jumat, (24/02/23).

Hadir Sekretaris Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDI Perjuangan Kalimantan Barat dr. Karolin Margret Natasa,.MH, Anggota DPRD Provinsi Kalimantan Barat Tapanus, Ketua dan pengurus PAC PDI Perjuangan Kecamatan Menyuke serta Ranting dan Anak Ranting se-Kecamatan Banyuke Hulu.

Dalam kesempatan tersebut Cornelis menyampikan bahwa Indonesia adalah Negara yang merdeka atau Negara Demokrasi, maka dari itu untuk memilih pemimpinya secara demokrasi, yang di pilih langsung oleh rakyat.

“Pemilu 2024 memang masih beberapa bulan lagi, tetapi prosesnya telah berjalan, jadi pemilu ini adalah perebutan kekuasaan secara sah dan rakyatlah yang menentukan siapa pemimpinya, maka dari itu rakyat lah yang berdaulat dan menjadi penentu,” ujar Cornelis.

Lebih lanjut Cornelis menyampikan bahwa petugas pantarlih mulai mencatat dan memilah-milah mana yang boleh memilih dan tidak memilih, oleh karena itu saya minta pengurus partai mulai dari DPD, DPC, PAC, Ranting dan Anak Ranting, untuk selalu memberikan pemahaman kepada masyarakat agar mau di coklit, Supaya nanti terdaftar dan bisa menjadi pemilih.

“Petugas pantarlih yang telah menjamin hak konstitusi masyarakat untuk memberikan suara pada hak pilih nanti pada saat pencoblosan, kalau tidak tercatat tidak akan bisa memberikan hak suaranya,” terang Cornelis.

Cita-cita Pemerintah dan KPU itu adalah pemilih cerdas dan pemilunya berintegritas, Sambung Cornelis, maka dari itu semboyanya pemilih cerdas pemilu berintegritas, kenapa harus di katakan begitu, supaya masyarakat paham tidak ikut-ikutan dan tidak salah memberikan hak suaranya.

“Dikarenakan Ancaman Pemilu yang telah kita hadapi sekarang ini adanya berita-berita bohong atau hoak, begitu canggihnya teknologi saat ini, sehingga dapat menyebarkan isu-isu yang tidak betul, selain itu isu-isu sara yang cepat berkembang di masyarakat, maka dari itu jangan mudah terpancing dengan berita di media sosial, yang selanjutnya masalah money politik yang dapat membuat pemilu tidak berintegritas, makanya KPU mengajak kita pemilih yang cerdas pemilu yang berintegritas supaya tidak membeli suara,” tutup Cornelis.||Reforter:Eddy

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *