Malang, TransTV45.com ||Kementerian Keuangan Provinsi Jawa Timur mengadakan Konferensi Pers Alco Regional jawa Timur periode sd 31 Januari 2023 bertempat di RCE Center Gedung Cagar Budata KPPN Malang Jl.Merdeka Selatan No.1-2, Kiduldalem, Kec. Klojen, Kota Malang. secara hybrid mulai pukul 14.00 s.d. selesai yang disampaikan oleh Kepala Kanwil DJPb Jatim bersama dengan Kepala Kanwil unit Eselon I Kementerian Keuangan di Jawa Timur (DJP, DJ Bea Cukai, DJKN). Senin 27/2/2023.
Covid-19 dan Perkembangan Ekonomi Regional Jawa Timur
1. Perkembangan Covid-19 di Jatim s.d akhir Jan-2023 menurun pada kisaran 500-5000 kasus per hari (7 DMA)
dibanding akhir Des-2022 pada kisaran 65-400 kasus per hari (7 DMA).
2. Inflasi bulan Januari 2023 sebesar 0,36 % (m-to-m), Tingkat Inflasi Tahun Kalender Januari 2023 sebesar
6,41 %, Inflasi Tahun ke Tahun di Jawa Timur mencapai 6,41 % (y-on-y). Inflasi bulanan bulan Januari
meningkat pada tingkat 0,36% diakibatkan oleh adanya kenaikan harga pada beberapa kelompok pengeluaran.
Dari 11 kelompok pengeluaran, inflasi tertinggi adalah kelompok Usaha Kesehatan sebesar 0,88% yang memberikan kotribusi inflasi sebesar 0,0293%, Makanan, Minuman dan Tembakau (MMT) sebesar 0,8% dan
Penyediaan Makanan dan Minuman/Restoran mencapai 0,77%. Disamping itu juga terdapat kelopok usaha
yang mengalami deflasi yaitu Kelpompok Usaha Infokom dan Jasa Keuangan, Pakaian dan Alas Kaki dan Tranporttasi
3. PDRB Jawa Timur Triwulan IV-2022 mencapai Rp2,730,91Triliun Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB), sedangkan
PDRB atas dasar harga konstan (ADHK) mencapai Rp1.757,82 Triliun. Perekonomian Jatim Triwulan IV
dibanding Triwulan III-2022 secara q-to-q mengalami kontraksi sebesar -0,71%, secara y-on-y tumbuh sebesar
4,76% dan secara kumulatif c-to-c tumbuh mencapai 5,34%. Atas capaian tersebut perekonomian Jawa Timur kuartal ke IV 2022 memberikan kontribusi ke perekonomian di Pulau Jawa sebesar 25,25%, terbesar ke dua
setelah Provinsi DKI.
4. Nilai ekspor Provinsi Jawa Timur Januari 2023 senilai USD 1,71 miliar atau turun sebesar 12,78 % dibandingkan Desember 2022. Ekspor pada bulan Januari 2023 ditopang oleh Ekspor Non Migas sebesar US$1,63 miliar dengan kontribusi mencapai 95,55%.
5. Nilai impor secara m-t-m mencapai USD 2,20 miliar atau turun sebesar 15,11 %. Demikian juga secara y-o-y juga mengalami penurunan sebesar 2,75% dibandingkan Januari 2022. Impor pada bulan Januari 2023 didominasi oleh Impor Non Migas mencapai US$1,88 Miliar dengan kontribusi mencapai 85,44%. Berdasarkan
penggunaan barang, Impor bulan Januari 2023 terdiri dari Bahan baku/Penolong (71,22%), Barang Konsumsi
(21,06%), dan Barang Modal (7,72%). Berdasarkan komoditas, impor bulan Januari didominasi oleh sektor
migas (industri bahan bakar) sebesar 7,60% terutama diimpor oleh PT Pertamina Patra Niaga
6. Dengan demikian Defisit Neraca Perdagangan bulan Januari 2023 tercatat US$0,49 miliar, terdiri dari Defisit
Sektor Migas sebesar US$0,24 miliar, dan Defisit Sektor Non Migas sebesar US$0,25 miliar.
7. Indeks Keyakinan Konsumen Kota Surabaya pada bulan Jan. 2023 menunjukkan Optimisme yang lebih tinggi dibandingkan Nasional. IKK masih tetap berada di level Optimis (>100) sebesar 131,7 yang mengalami kenaikan
dibandingkan IKK bulan Des. 2022 yakni sebesar 125,6. Keyakinan konsumen di Kota Surabaya mengalami
peningkatan yang disebabkan oleh meningkatnya nilai kondisi ekonomi saat ini. Hal tersebut tercermin dari Indeks Ekonomi Saat Ini (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) pada bulan Jan. 2023 yang menguat
masing-masing sebesar 123,4 dan 140,1 yang dimana lebih tinggi dari bulan sebelumnya, yakni 118,5 dan
132,3.
Perkembangan Realisasi APBN Regional & APBD Konsolidasian.
1. Realisasi APBN Regional
Sampai dengan 31 Januari 2023, realisasi Pendapatan Negara mencapai Rp23,274 T atau 9,07% dari
target sebesar Rp256,65 T, secara nominal tumbuh 24,84% dibandingkan periode yg sama TAYL. Realisasi
Penerimaan pajak mencapai Rp10,218 T atau sebesar 10,03% dari target dengan rincian penerimaan Pajak Penghasilan sebesar 8,38%, penerimaan PPN sebesar 11,20% yang mencatatkan sebagai realisasi penerimaan
tertinggi, Penerimaan PBB sebesar 1,3% dan Pajak Lainnya sebesar 7,46%. Realisasi Penerimaan Bea dan Cukai mencapai Rp12,66 T atau 8,45% yang ditopang pertumbuhan Penerimaan Cukai, Bea Keluar, dan Bea Masuk.
Realisasi PNBP mencapai Rp0,39 T atau mencapai 8,14%, dan secara nominal tumbuh 33,7% dibandingkan
TAYL. Realisasi Belanja Negara mencapai Rp6,36 T atau sebesar 5,23 %. Secara nominal lebih rendah sebesar Rp0,83 T atau tumbuh negatif sebesar -11,49 % dibandingkan dengan periode yang sama TAYL.
Realisasi
belanja K/L mencapai Rp1,32 T atau sebesar 3,01%, yang secara nominal realisasinya mengalami kenaikan
sebesar Rp0,14 T atau 11,90% dibandingkan periode yang sama TAYL. Realisasi TKDD mencapai Rp5,04 T
atau sebesar 6,48%, secara nominal turun sebesar Rp0,97 T, atau tumbuh negative sebesar -16,09%
dibadingkan TA 2022. Pertumbuhan ditopang realisasi Dana Bagi Hasil, DAU dan Dana Desa, sedangkan DAK Fisk, DAK Non Fisik, dan DID belum terdapat realisasi hingga akhir Januari 2023.
Surplus Anggaran Regional Jatim mencapai 16,91 T secara nominal tumbuh sebesar 47,64% dibandingkan
periode yg sama TAYL, menunjukkan signifikansi kontribusi perekonomian Jatim terhadap perekonomian
Nasional dan akselerasi pemulihan perekonomian Jawa Timur.
2. Realisasi APBD Konsolidasian
Realisasi Pendapatan Daerah Konsolidasian sebesar Rp7,65 T atau sebesar 6,39% secara nominal tumbuh
sebesar 16,71% (y-o-y) dibandingkan periode yang sama TAYL yang didominasi oleh pendapatan Transfer
Pemerintah Pusat (TKDD) sebesar Rp5,29 T atau 69,14% dari total Pendapatan Daerah. Pendapatan Asli Daerah
(PAD) mencapai sebesar Rp2,36 T dan Pendapatan Lainnya sebesar Rp4,8 M. Sedangkan Realisasi Belanja
Daerah Konsolidasian mencapai Rp2,39 T atau sebesar 1,87% secara nominal tumbuh sebesar 15,28% (y-o-y)
dibandingkan periode yang sama TAYL yang di dominasi oleh komponen Belanja Pegawai sebesar 75,71% dari
total Belanja Daerah, Realisasi Belanja Barang Jasa sebesar 1,00%, Realisasi Belanja Modal sebesar 0,08%,
Realisasi Belanja Bunga sebesar 2,45%, belum ada Realisasi Belanja Subsidi, Realisasi Belanja Hibah sebesar
0,04%, belanja Bansos sebesar 0,66%, Realisasi Belanja tak terduga sebesar 0,24% dan Realisasi Belanja
Transfer sebesar 1,28%. Dengan demikian s.d. 31 Januari 2023 terdapat Surplus APBD Konsolidasian sebesar
Rp5,26 T atau tumbuh sebesar 17,37% dibandingkan periode yang sama TAYL. Selanjutnya terdapat
Pembiayaan Netto Daerah Rp76 M yang menghasil Akumulasi SiLPA Rp5,33 T
Perkembangan Kredit Program di Jawa Timur.
1. Sampai dengan 31 Januari 2023, realisasi penyaluran kredit program mencapai Rp27,63 Milyar kepada 6.749
debitur seluruhnya merupakan penyaluran UMi.
2. Penyaluran UMi tumbuh negatif baik debitur mauoun nominal yaitu sebesar 92,78% (debitur) dan 99,00%
(nominal). **ipulprobo