LPA Sebut Lotim Jadi Zona Merah Kekerasan Seksual Pada Anak

Berita341 Dilihat

LOMBOK TIMUR – TransTV45.com || Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Lombok Timur (Lotim) menyebutkan bahwa Kabupaten Lotim menjadi zona merah kasus kekerasan seksual pada anak. Lombok timur Selasa 9 Mei 2023

Di tahun 2022- 2023 LPA Lotim mencatat sebanyak 15 kasus kekerasan seksual anak yang terjadi. Jumlah kasus tersebut dihitung berdasarkan data laporan yang ditangani LPA Lotim. Parahnya, dari 15 kasus tersebut sebagian besar terjadi dilingkungan pendidikan, yang korbannya merupakan siswa dan santri.

Ketua LPA Lotim, Judan Putra Baya mengatakan, dari catatan yang ada sejak tahun 2022 sampai 2023, tercatat sebanyak 15 kasus kekerasan seksual yang terjadi, dengan jumlah korban 50 orang anak. Dari jumlah tersebut, sebanyak 10 kasus terjadi dilingkungan pendidikan yaitu Pondok Pesantren (Ponpes) dan sekolah.

“Memang sedikit laporan yang  kami terima, tetapi dari kasus yang ada ini  korbannya yang banyak,” ujarnya.

Masih kata dia, modus doktrin dan diiming-imingi uang dilancarkan para pelaku baik yang terjadi di luar lingkungan sekolah dan lingkungan sekolah. Modus tersebut hampir sama.

“Korban diiming-imingi uang dan barang berharga seperti Handphone. Sementara modus berbeda terjadi di lingkungan Ponpes yaitu korban diberikan doktrin sesat,” ujarnya.

Doktrin yang ditanamkan kepada korbannya yaitu menganggap diri manusia maksum, yang bersih dari dosa. Sehingga santri yang sudah terdoktrin mau melakukan apa saja yang telah diperintahkan salah satunya memberikan pelayanan seks.

Tingginya kasus kekerasan seksual anak yang terjadi menyebabkan Lotim masuk zona merah. Karena masuk zona merah, LPA berharap pemerintah dan juga APH harus bersikap tegas terhadap para pelaku.

Hanya saja, dalam implementasinya banyak hal yang perlu di benahi, tidak saja berbicara soal regulasi yang membahas pencegahan, tetapi terkait juga dengan alokasi anggaran yang memadai, terutama dinas yang menangani anak.

“Kasus kekerasan seksual ini berdampak sangat nyata sekarang, bukan hanya saja secara fisiologis mereka sangat merasa terganggu, namun juga tidak sedikit diantara korban menjadi anak yang tertutup dalam menghadapi permasalahan itu tutup” judan Ketua LPA lotime.Rporter :A****j

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *