Hari kedua Bung Ramson Gelar Pelatihan UMKM Warga Kecamatan Comal

Daerah343 Dilihat

Pemalang-TansTV45.com||Jateng. Pada hari kedua seminar pelatihan teknologi pengemasan makanan, untuk warga desa Kecamaran Comal Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah. Hasil kolaborasi Bung Ramson dengan BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional).

Dimulai pukul 10.00 Wib Hari Jumat (28/7/2023) yang diikuti oleh 200 peserta UMKM di Hotel Regina Pemalang, diawali dengan menyanyikan lagu Kebangsan Indonesua Raya, barulah doa bersama.

Bung Ramson, panggilan akrap Dr. Ramson Siagian selaku anggota DPR RI Fraksi Gerindra dari daerah pilihan X Jawa Tengah, menyampaikan bahwa pelatihan teknologi pengemasan makanan yang digelar pada hari kedua. Diikuti oleh warga desa di Kecamatan Comal, merupakan wujud pengabdian pada masyarakat yang telah memilihnya.

“Saya bisa duduk di kursi DPR RI, saya bisa berdiri di sini, saya bisa bermitra dengan BRIN, semua karena saya dipilih oleh warga Pemalang terutama warga di Kecamatan Comal. Sekedar bukti pengabdian saya yang tak seberapa dibanding kepercayaan dari masyarakat untuk menjadi wakil rakyat,” ungkapnya bersemangat.

Diki Nanang Surahman, M.T perwakilan dari BRIN Jakarta. Menyampaikan bahwa seminar pelatihan teknologi pengemasan makanan dari BRIN yang bermitra dengan Partai Gerindra di Pemalang, dibawah koordinator Mbah Mantri bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi pelaku UMKM.

Ada beberapa cara pengemasan pada produk makanan yang dipasarkan. Diantaranya dengan cara primer, skunder dan tersier.

Kemasan primer adalah kemasan yang langsung bersentuhan dengan produksi pangan. Contoh plastik, karena langsung bersentuhan dengan makanan.

Kemasan skunder adalah kemasan dalam dus yang berisi bermacam-macam kemasan plastik yang siap dipasarkan.

Kemasan tersier adalah kemasan dalam bentuk peti kemas yang berisi bermacam-macam dus yang siap dipasarkan melalui transport darat atau transport laut.

“Kemasan Peti kemas biasanya diangkut dengan truk atau kapal laut untuk dikirim ke luar pulau atau ke luar negeri,” paparnya.

Dalam penelitian yang dilakukan selama ini oleh BRIN, lanjut Diki Nanang Surahman, karakteristik kemasan plastik dan kemasan kertas, menduduki tingkat tertinggi untuk produk pangan di Indonesia.

Sebenarnya plastik ada yang bisa didaur ulang ada yang tidak bisa didaur ulang. Tergantung jenis plastiknya.

Sedangkan kemasan paling banyak digunakan adalah plastik PE (Poletion), contohnya plastik kresek. Biasa digunakan produk makanan panas, dingin dan kering agar tampak dari luar atau transparan.

Plastik yang tepat untuk makanan dalam kondisi panas adalah plastik HG (High Densty) yaitu plastik yang buram agak kaku. Lebih mahal harganya tetapi tidak terjadi reaksi kimia dengan makanan panas maka tidak membahayakan kesehatan.

Sedangkan plastik yang berbahaya untuk makanan yang panas, jika makanan dituang ke wadah lain maka tercium aroma plastik. Demikian disampaikan dalam seminar teknologi pengemasan makanan yang selesai pukul 12.00 Wib.

Kus/Kuh

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *