597 Petani Sawit Mandiri Tapanuli Selatan Lulus Sertifikasi RSPO

Daerah361 Dilihat

Tapsel-TransTV45.com||Penerapan praktik perkebunan lestari membawa petani sawit mandiri memperoleh sertifikasi. Yang berkontribusi pada pengelolaan 859,51 Ha lahan sawit secara berkelanjutan. Senin (28/08/2023), di hotel Tour sibohi Desa Situmba julu dusun madurana.

Perjuangan dua asosiasi petani pertama di Kabupaten Tapanuli Selatan dalam menerapkan praktik perkebunan lestari berbuah manis. Kedua asosiasi menerima sertifikasi sawit RSPO dan berkontribusi pada pengelolaan 859,51 Ha lahan sawit secara berkelanjutan diikuti dengan penambahan pendapatan hingga 1,4 Milyar.

Bertempat di Tor Sibohi, dalam Pertemuan Besar Tahunan Tim Pelaksana Rencana Aksi Daerah (RAD) Kelapa Sawit Berkelanjutan (KSB) atau dikenal dengan Forum Kelapa Sawit Berkelanjutan Tapanuli Selatan (FoKSBI), kedua asosiasi mendapat apresiasi dari Bupati Tapanuli Selatan beserta para pemangku kepentingan yang tergabung dalam FoKSBI. Dalam kesempatan ini, hadir pula Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Sumatra Utara, Kepala Bappeda, Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Kepala Dinas Pertanian, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, BBKSDA Wilayah III, KPH Wilayah X, para camat di sentra sawit, NGO, hingga petani.

“Saya sangat mengapresiasi capaian yang sudah didapat dan saya harap capaian ini dapat terus ditingkatkan. Kepada Tim Pelaksana RAD KSB Tapanuli Selatan, teruslah berkolaborasi dan berbuat baik untuk kelapa sawit berkelanjutan, khususnya untuk petani sawit mandiri.” Ungkap Bupati Tapanuli Selatan, H. Dolly Pasaribu, S.Pt, M.M; dalam sambutannya yang diwakilkan oleh Sofyan Adil Siregar, Sekretaris Daerah.

Perjalanan petani sawit mandiri dalam memperoleh sertifikasi RSPO tidaklah mudah. Sejak 2018 hingga sekarang, butuh waktu hingga 5 tahun bagi para petani untuk memperoleh sertifikasi.

Melalui program Sekolah Lapang Sawit Berkelanjutan, Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan melalui Dinas Pertanian Daerah dan FoKSBI berkolaborasi bersama Konservasi Indonesia untuk meningkatkan kapasitas petani sawit.

“Petani yang tergabung dalam Sekolah Lapang mendapat pembelajaran tentang praktik perkebunan yang berkelanjutan. Kami percaya bahwa dengan mendorong petani melakukan intensifikasi, lahan sawit di dalam kawasan hutan dapat dicegah. Kegiatan Sekolah Lapang ini juga telah berdampak pada peningkatan produksi sawit hingga 25%.” Ungkap Isner Manalu, Field Program Manager, Konservasi Indonesia.

Hingga tahun 2023, Petugas Penyuluh Lapangan Dinas Pertanian Tapanuli Selatan telah melatih 1.155 petani. Penerapan praktik perkebunan, lingkungan, dan sosial yang baik pun telah mereka lakukan.

“Sertifikasi RSPO mampu memotivasi petani untuk terus berkebun dengan baik dan memperhatikan lingkungan. Kami berharap dapata mempromosikan penerapan praktik budidaya sawit berkelanjutan kepada petani lainnya.” Ungkap Berlin Sihombing, Ketua SJLS.

Pada Januari 2023, Sawit Jaya Lestari Saseba (SJLS) menjadi asosiasi pertama menerima sertifikasi, yang mencakup area bersertifikat seluas 293,69 hektar, dengan volume tandan buah segar (TBS) 5,065,55 MT. Disusul pada Mei 2023, Petani Sawit Muara Batangtoru (PSMB) menerima sertifikasi dengan cakupan area bersertifikat seluas 601,82 hektar dan volume TBS sebanyak 12.296 MT.

Perolehan sertifikasi RSPO tersebut menjadi salah satu pencapaian FoKSBI bersama para pihak. Kolaborasi para pemangku kepentingan yang terdiri dari pemerintah, swasta, akademisi, hingga organisasi masyarakat sipil dan lingkungan mendorong terwujudnya pembangunan sawit berkelanjutan di Kabupaten Tapanuli Selatan.

Selain itu, sebanyak 1.155 petani sawit yang terlatih melalui Sekolah Lapang telah siap untuk mengikuti sertifikasi RSPO.

Tabagsel zulherman

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *