Pasbar-TransTV45.com||Bangunan perkuat tebing batang Pasaman, di Kabupaten Pasaman Barat, dengan dana hampir satu milyar pada anggaran tahun 2023 melalui Dinas Sumber Daya Air dan Bina Kontruksi Provinsi Sumatra Barat, terkesan hasil dari pekerjaan proyek tersebut mubazhir, tidak ada dampak manfaatnya.
Di ketahui sebagai penyedia jasa sebagai kontraktor pelaksana pembangunan perkuat tebing batang Pasaman, Nagari Aia Gadang, Kecamtan Pasaman, Kabupaten Pasaman Barat, Sumbar, dari perusahaan” CV . Jaya Bumi Perkasa, Nomor Kontrak: 04.09/PPSDA-SDABK/APBD/V-2023, dan Pagu Dana Rp, 754.300.311,00.
Proyek bagunan perkuatan tebing batang pasaman, yang sudah selesai di kerjakan oleh kontraktor pelaksana, di nilai sangat di sayangkan sekali atas pengucuran dana untuk kegiatan tersebut, pasalnya” tidak ada dampak positif yang di timbulkannya terhadap pengurangan abrasi pemukiman warga di sekitarnya.
Hal tersebut di sampaikan muliadi warga setempat yang terdampak Abrasi batang pasaman, waktu di wancarai oleh media ini Senen 11/13/2023.
“Katanya proyek perkuat tebing tersebut tidak ada manfaat, malahan hanya memperparah Abrasi tebing pada di sekitar tiang pancang yang ada” sebutnya.
Kemudian katanya, sisi air saat ini sudah berada di balik tiang pancang yang baru siap di kerjakan, sementara saat ini tiang pancang sudah tidak berada lagi di pinggir sungai, seharusnya tiang pancang itu berfunsi untuk memperkuat tebing tapi yang terjadi sebaliknya” papar Muliadi.
Menurut mulyadi” seharusnya tiang pancang tersebut di pasang pada pinggir sungai yang di atas tepat pada titik arah air yang membelok, hal tersebut sudah kami sampaikan kepada kontraktor pelaksana, namun kontraktor pelaksana tersebut berkilah dan mengatakan bahwa di mana titik pemasangan tiang pancang sudah ada ketentuan di dalam gambar perencanaan” jawab kontraktor kepada mulyadi waktu itu” tegasnya.
Kontraktor tetap merekomendasikan pemasangan tiang pancang di tengah posisi tebing yang terdampak Abrasi. Namun pada akhirnya tidak ada manfaat, dan mubazhir sekali” imbuh Mulyadi.
Hal yang serupa di keluhkan oleh Ibu Nurianti yang juga warga yang terdampak Abrasi sungai batang pasaman. Menurutnya rumah orang tua dan saudaranya sudah di tenggelamkan oleh sungai batang pasaman, hanya tersisa satu rumah ini saja tempat kami berteduh dan sementara ini kondis batang Pasaman sudah semakin parah. Andaikan rumah kami yang satu ini turut tenggelam juga, kemana lagi tempat kami berkumpul dengan anak dan keluarga” papar Nurianti.
Seandainya untuk pemasangan perkuat tebing ini di mulai dari atas tepat pada belokan sungai batang pasaman ini pasti sedikit banyak ada sisi positifnya. Tapi yang di pasang hanya pada titik tengah tebing yang rawan Abrasi sama sekali tidak ada pengaruh untuk mengurangi Abrasi” pungkasnya.
Awal proyek ini akan di kerjakan, kami yang bermungkim di sepanjang sungai batang pasaman ini, secara bersama telah bermohon kepada kontraktor pelaksana agar di kerjakan dari atas terlebih dahulu, agar sedikit bisa mengurangi Abrasi.
Dan kami selaku warga yang tinggal di sini cukup tau kondisi batang pasaman, tapi sayang sekali kontraktor pelaksana tidak ada meresfon usulan kami hingga kontraktor berkata” titik pemasangan sudah ada di gambar jawab kontraktor kepada Nurianti.
Menurut Nurianti, kontraktor pelaksana proyek ini kurang sekali loyalitasnya terhadap warga di sini, ini halaman rumah saya hancur di lalui alat berat proyek dan tempat menempatkan material kebutuhan proyek, sampai sekarang di biarkan hancur begitu saja. Sementara sebelumnya ia berjanji akan memperbaiki kembali namun pada kenyataannya Nol” ucap Nurianti.
Nurianti meminta kepada pemerintah setempat, dan wakil kita yang ada di DPRD Pasaman Barat, dan kepada pemerintah provinsi maupun Pusat, serta DPR RI, agar bisa memperhatikan kondisi kami saat ini. Saya sendiri sudah sangat terdampak oleh Abrasi batang pasaman, rumah orang tua dan saudara saya sudah tenggelam, satu satunya ini lah rumah yang tersisa
“Rumah yang kami diami sekarang lambat launnya juga akan tenggelam, apa lagi dengan cuaca yang sekarang ini sudah tidak bisa di perkirakan, kami merasa was was setiap hari apa lagi hujan mulai turun, kami sudah tidak fokus dengan pekerjaan kami dalam mencari nafkah keluarga, merasa di hantui rasa khwatir banjir akan datang” keluh Murianti.
Kami berharap kepada pemerintah untuk bisa merolekasi kami ke tempat aman. Saya sendiri meskipun ada punya lahan perumahan yang aman di tempat lain, tapi untuk membangun rumah kembali kami tidak punya uang, dan saya meminta kepada pemerintah untuk membantu kami bangunkan rumah kembali meskipun tidak bangunan yang permanen” harap Nurianti.
Yulisman