Gara Gara Bermain Gantungan Mengakibatkan Hilangnya Nyawa

Kampar Riau, TransTV45.com ||Untung tak dapat di tolak, malang tak dapat di raih. Pepatah inilah yang kini dialami oleh pasangan keluarga Candra Syahputra dan Riskiani yang baru saja kehilangan anak laki lakinya gara gara bermain gantungan dan mengakibatkan Raka Pratama meninggal dunia.

Insiden ini terjadi disaat Raka Pratama bermain gantungan bersama rekannya (Saksi) bernama Yuda disaat jam istirahat sekolah, yakni di MTS Nurul Islam Desa Bukit Kemuning, Kecamatan Tapung, Kabupaten. Kampar Provinsi Riau.(8/1/2025).

Menurut keterangan Yuda, Awalnya almarhum bercerita kalau dirinya akan memperbaiki velag sepedanya Sambil berdiri almarhum mengikat dasi miliknya ke cabang pohon Kelengkeng yang ada di lingkungan sekolah

Usai mengikat dasi miliknya lalu almarhum menggelantungkan kepalanya di dasi yang baru saja diikat, namun sangat disayangkan, lehernya terikat dasi

“Baru saja kami bercerita kalau Raka mau memperbaiki velag sepeda miliknya sambil mengikat dasinya dia main ayunan tapi ku tengok kok lama lama Raka lemas.”terang Yuda

Melihat hal demikian, lalu Yuda memanggil salah seorang guru guna melakukan pertolongan kepada Raka Pratama. Yang mana pada saat itu pihak sekolah sempat membawa almarhum ke bidan terdekat namun sangat disayangkan nyawa Raka Pratama tidak dapat terselamatkan,

Mendapat informasi dari warga, Kapolres Kampar AKBP RONALD SUMANJA SIK Melalui Kapolsek Tapung Hulu Iptu Wel Etria,.SS MH segera memerintahkan Kanit Reskrim Polsek Tapung Hulu Iptu Hermoliza,.SH untuk turun ke lapangan guna melakukan menyelidiki penyebab kematian Raka Pratama serta melakukan identifikasi,

Dan saat dikonfirmasi Kapolres Kampar AKBP RONALD SUMANJA SIK Melalui Kapolsek Tapung Hulu Iptu Wel Etria,.SS.MH membenarkan kejadian tersebut. Ia mengatakan bahwa kejadian ini murni kecelakaan karena korban bermain gelantungan saat jam istirahat sekolah

“Kami menduga bahwa kematian korban (Raka Pratama) murni kecelakaan Dan kami juga sudah meminta keterangan dari saksi tentang kronologis kejadian tidak ada tanda tanda kekerasan yang dialami oleh almarhum, bahkan pihak keluarga juga menolak untuk dilakukan autopsi karena menurut keluarga ini adalah sebuah musibah.”

Ditempat terpisah awak media coba konfirmasi orang tua almarhum, orang tua almarhum mengatakan bahwa dirinya sudah mengikhlaskan kepergian anaknya. Dan saat ditanya  pihak keluarga juga menolak untuk dilakukan autopsi kepada jenazah, sebab menurutnya ini adalah murni sebuah musibah.**

(Sp)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *