Pasbar||TransTV45.com|| Puluhan anak muda dan mahasiswa Pasaman Barat hadir dalam diskusi publik Forum AMIN, dengan Tagline “Desak AMIN” di Marulla Coffee, Jumat (19/1)
Kegiatan yang Bertajuk Desak AMIN itu senafas dengan gerakan yang dilakukan oleh Anies Baswedan, Desak Anies.
Hadir Tokoh Muda Sumatera Barat, Fadly Amran, bersama mahasiswa dan Pemuda. Berdiskusi secara kritis yang difasilitasi oleh Didi Rahmadi, Dosen Ilmu Politik universitas Muhammadiyah Sumbar.
Pengantar diskusi, disampaikan melalui kegelisahan mahasiswa oleh Ferdian Presiden Mahasiswa STAI-YAPTIP PASAMAN BARAT, kebebasan menyampaikan pendapat, menjadi momok dalam kehidupan sosial. Rian, mahasiswa dari Universitas Riau melanjutkan, bahwa perlu perubahan adalah sebuah keniscayaan, saya datang ke forum ini tertarik dengan hal tersebut dan mahasiswa, gelisah dengan fenomena Orang Dalam lingkungan kehidupan saat ini
Fadly Amran, menyahut bahwa rekam jejak seseorang menggambarkan keberpihakan dan karakter seseorang. Pengalamannya memimpin, di Padang Panjang adalah Rekam Jejak Fadly Amran. Jadi, sebagai anak muda, yang sebelumnya memimpin KNPI Sumbar, saya perlu menularkan semangat berkontribusi pada perbaikan dan sosial di masyarakat dengan tidak alergi dengan politik. Karena, jalur politik saat ini menentukan arah kehidupan kita kedepan.
Cindy Salsabila Monica, anak mudah yang memberikan diri maju sebagai Caleg DPR RI Sumbar 2, berbasis kegelisahannya selama menjalan aktivitas sosial, merasa perlu melibatkan diri, untuk dapat berkontribusi dalam memperbaiki keadaan. Pasaman AMIN dalam Pilpres 2024 ini, telah menginspirasinya untuk terlibat aktif dalam politik.
Semangat perubahan anak muda, sesekali menggema dengan teriakan hidup mahasiswa…hidup mahasiswa… diperkuat dengan pemaparan Muhammad Guntara, anak muda yang menjadi wakil ketua DPRD Pasaman Barat, menjelaskan sejarah pergerakan mahasiswa di Indonesia. Bahwa mahasiswa, telah berkontribusi dalam setiap momentum perubahan. Mulai sejak tahun 1928 sampai tahun 1998. Tentu semangat tersebut perlu menjalar dalam kehidupan saat ini. Bahwa perubahan adalah sebuah keniscayaan.
Didi Rahmadi, Fasilitator Diskusi, memberikan perspektif tentang Reforma Agraria yang dipertajam oleh Bung Riko, bahwa agenda tersebut mendesak untuk diimplementasikan dalam kehidupan adat, seperti adanya tanah adat yang dirampas oleh perusahaan besar, sehingga masyarakat terpinggirkan dan memiskinkan.
Pertemuan yang penuh semangat, terhenti tatkala Azam magrib menggema, dan para peserta sepakat bahwa, perubahan adalah sebuah gerakan yang perlu ditularkan ke pelosok Negeri sehingga gerakan ini menjadi nyata. Hidup mahasiswa! sembari menggema, dengan penuh ruang dan gembira.
Yulisman