Dua Sektor Ini Mesti Dikembangkan Agar Ekonomi Bengkulu Stabil

Daerah65 Dilihat

Kepahiang||TrensTV45.com||Komite IV Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Republik Indonesia (RI) terus menggelar rangkaian rapat dengan sejumlah lembaga untuk merumuskan Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF) dalam Rancangan Angaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) tahun Anggaran 2025, serta RPJMN 2025-2029 dan RKP tahun 2025.

 

Anggota Komite IV DPD RI Hj Riri Damayanti John Latief mengatakan mengenai hal tersebut, lembaganya memandang bahwa saat ini Indonesia tengah menghadapi sejumlah tantangan besar seperti perubahan iklim, krisis utang, perang antar negara, singkatnya bersifat multidimensi.

 

“Ekonomi Indonesia memang tumbuh tinggi, tapi belum berimplikasi dalam mengatasi berbagai tantangan sosial. Dan di berbagai daerah masih banyak laporan tentang capaian infrastruktur yang masih rendah, begitu juga dengan layanan dasar, kualitas jalan, dan persampahan,” kata Hj Riri Damayanti John Latief, Jumat (17/5/2024).

 

Ketua Umum Pengurus Cabang (Pengcab) Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Kabupaten Kepahiang ini menjelaskan, di Bengkulu sendiri tantangan pembangunan ke depan diantaranya belum lancarnya konektivitas antar wilayah provinsi dan antar kabupaten/kota.

 

“Akses masyarakat terhadap infrastruktur pelayanan dasar juga masih rendah, potensi sektor pariwisata belum berkembang secara optimal, komoditas unggulan belum berkembang sesuai harapan, minimnya kawasan prioritas untuk memacu perkembangan wilayah dan pertumbuhan ekonomi,” ujar Hj Riri Damayanti John Latief.

 

Lulusan Psikologi Universitas Indonesia ini tak menampik salah satu kendala sulitnya membangun infrastruktur di Bengkulu adalah karena faktor adanya topografi daerah yang bergelombang dan berbukit sehingga pembangunan jalan dan jembatan menjadi lebih sulit dan mahal.

 

“Perlu rekayasa teknik yang canggih dan biaya tambahan untuk mengatasi medan yang sulit, tapi insya Allah masalah-masalah pembiayaan seperti ini ke depan bisa dijawab oleh presiden dan wakil presiden yang baru saja terpilih dalam Pemilu 2024,” ungkap Hj Riri Damayanti John Latief.

 

Wakil Ketua Umum BPD Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Provinsi Bengkulu ini menambahkan, salah satu yang menyebabkan ketidakstabilan ekonomi Bengkulu adalah ketergantungan terhadap sektor pertanian dan perkebunan, terutama sawit, karet dan kopi.

 

“Saat harganya naik, ekonomi membaik. Tapi saat turun, ekonomi pun memburuk. Ke depan selain sektor pertanian dan perkebunan, Bengkulu juga harus mengembangkan sektor industri dan pariwisata agar perekonomian menjadi stabil,” demikian Hj Riri Damayanti John Latief.

Tim Redaksi 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *