Garut||TrensTV45.com||Akses jalan yang rusak parah di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, kembali menelan korban. Jalal, seorang warga Kampung Cipetir yang menderita komplikasi kronis, terpaksa harus ditandu oleh warga menggunakan sarung melalui jalan pintas dan jembatan gantung menuju Maroko. Hal ini terjadi karena kondisi jalan yang tidak bisa dilalui oleh mobil kecil, serta minimnya fasilitas transportasi dari desa dan kurangnya perhatian dari pemerintah desa terhadap kebutuhan pelayanan kesehatan warga.
Pagi tadi, dalam kondisi jalan yang licin karena hujan semalam, warga Kampung Cipetir bergantian menandu Jalal menggunakan sarung yang diikatkan di bahu mereka. Perjalanan yang penuh bahaya ini menjadi satu-satunya cara bagi Jalal untuk mendapatkan perawatan medis di RSUD Pameungpeuk, lantaran tidak adanya fasilitas mobil desa yang bisa diandalkan. Ketiadaan dukungan transportasi yang memadai ini menjadi cerminan nyata dari kurangnya perhatian pemerintah desa terhadap warganya yang membutuhkan pelayanan kesehatan mendesak.
Desa Sagara dikenal sebagai salah satu desa terluas di wilayah Kecamatan Cibalong, dengan anggaran desa yang tidak mencukupi untuk menjangkau semua pelosok desa. Desa Sagara memiliki luas area yang paling luas dibandingkan dengan 10 desa lainnya di Kecamatan Cibalong. Kondisi ini semakin memprihatinkan karena minimnya alokasi anggaran untuk perbaikan infrastruktur dan layanan dasar lainnya, seperti kesehatan.
Kondisi jalan di Desa Sagara sudah lama menjadi keluhan warga. Jalan yang rusak dan berlumpur menjadi hambatan utama dalam aksesibilitas warga terhadap layanan kesehatan, pendidikan, dan kebutuhan dasar lainnya. Keadaan ini tidak hanya menghambat mobilitas warga, tetapi juga mengancam keselamatan mereka, terutama dalam kondisi darurat seperti yang dialami Jalal.
Ketiadaan fasilitas transportasi dari desa menjadi bukti nyata dari kurangnya perhatian pemerintah desa terhadap kebutuhan warganya. Dalam situasi darurat, warga terpaksa mencari cara sendiri untuk mengatasi masalah yang seharusnya menjadi tanggung jawab pemerintah. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya peningkatan alokasi anggaran desa untuk perbaikan infrastruktur dan penyediaan fasilitas dasar, termasuk transportasi kesehatan.
Kejadian yang menimpa Jalal harus menjadi panggilan bagi pemerintah daerah dan desa untuk segera mengambil langkah konkret. Alokasi anggaran yang memadai untuk perbaikan jalan dan penyediaan fasilitas transportasi kesehatan adalah kebutuhan mendesak. Selain itu, program-program bantuan kesehatan harus lebih menyentuh pelosok-pelosok desa, agar tidak ada lagi warga yang harus mengalami kesulitan seperti Jalal.
Masyarakat Desa Sagara berharap agar pemerintah setempat segera merespons situasi ini dengan tindakan nyata. Peningkatan aksesibilitas jalan dan penyediaan fasilitas transportasi yang memadai adalah langkah awal yang harus diambil untuk memastikan kesehatan dan keselamatan warga.
Kejadian ini mencerminkan realitas pahit yang dihadapi oleh warga Desa Sagara setiap harinya. Jalal adalah satu dari sekian banyak warga yang menderita akibat kurangnya perhatian terhadap infrastruktur dan fasilitas dasar. Masyarakat berharap agar kejadian ini menjadi titik tolak bagi perubahan yang lebih baik, dengan pemerintah desa dan kabupaten mengambil langkah-langkah strategis untuk meningkatkan kualitas hidup warganya.
Dengan adanya kejadian ini, diharapkan pemerintah daerah, khususnya Pemerintah Kabupaten Garut, dapat lebih fokus dalam meningkatkan infrastruktur di desa-desa terpencil. Penanganan yang serius terhadap masalah jalan rusak dan penyediaan fasilitas transportasi kesehatan adalah kebutuhan yang tidak bisa ditunda lagi.
Jika pemerintah tidak segera bertindak, maka kejadian serupa akan terus terulang dan semakin banyak warga yang menjadi korban. Sudah saatnya pemerintah menunjukkan kepedulian dan tindakan nyata dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama di desa-desa terpencil seperti Desa Sagara.
Dea Islami