Kemenkumham Sulteng: Rumah Kedua yang Menghargai Keberagaman

Breaking News120 Dilihat

Palu-TransTV45.Com|| Di balik jeruji besi, Rumah Tahanan Negara (Rutan) dan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) di Sulawesi Tengah bukan hanya tempat pembinaan, namun juga rumah kedua bagi warga binaan pemasyarakatan (WBP) Salah satu hal yang menjadi perhatian utama adalah terjaminnya hak beragama bagi seluruh WBP.

Divisi Pemasyarakatan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Sulawesi Tengah (Kanwil Kemenkumham Sulteng) telah menciptakan suasana yang kondusif bagi WBP untuk menjalankan ibadah sesuai dengan keyakinan masing-masing.

Dengan menyediakan fasilitas ibadah yang memadai dan waktu khusus untuk beribadah, Kemenkumham Sulteng yang dipimpin Hermansyah Siregar berupaya memberikan ketenangan batin bagi para WBP. Hal ini diharapkan dapat membantu mereka dalam proses pembinaan dan reintegrasi sosial.

“Hak beribadah adalah hak bagi setiap warga negara yang tidak boleh dibatasi, meskipun berstatus sebagai WBP. Kalau dibatasi? Bagaimana cara mereka ataupun kita untuk menebus dosa-dosa, khusyuknya beribadah juga memberi efek besar bagi program pembinaan yang kita berikan,” kata Hermansyah Siregar, yang baru-baru ini mendapat gelar Abnaul Khairat dari Pengurus Besar Al-Khairaat. Sabtu, (31/8/2024).

Ia bersama Kepala Divisi Pemasyarakatan, Yudi Suseno juga menegaskan akan intens memberi perhatian bagi optimalnya pembinaan kerohaniaan seluruh WBP, memperluas bangunan ibadah, ketersediaan bahan bacaan, hingga mengaktifkan program kajian agama menjadi hal yang akan terus ia lakukan, katanya.

“Kemarin di Lapas Toli-Toli, Masjidnya kita lakukan perluasan, tentunya ini jadi upaya agar nikmatnya ibadah dirasakan oleh para WBP, kita mau memberikan kenyamanan, dan memastikan persatuan dan keberagaman disini tetap terjalin dengan erat,” terang Hermansyah Siregar.

Kekhusyukaan dalam beribadah dirasakan jelas oleh para WBP, termasuk RB yang berusia 35 tahun dari Rutan Palu, ia bersyukur selain ketersediaan ruang untuk beribadah yang baik, metode pembinaan yang diberikan oleh para petugas juga menjadi faktor khusyuknya ia dalam menunaikan kewajibannya.

“Kami dinasehati secara baik, diajak bercengkrama, di motivasi, dan diajari beberapa keterampilan untuk bekerja, oleh karena itu walau berada dibalik jeruji besi kami tetap bisa dengan nyaman memperbaiki diri termasuk beribadah, Rutan ini sudah menjadi rumah kedua bagi kami,” ungkapnya.

Hermansyah Siregar memastikan segala pemenuhan hak bagi seluruh WBP akan senantiasa terpenuhi dengan baik, ia menegaskan komitmennya bahwa suksesnya program pembinaan yang diberikan akan memberikan dampak yang besar bagi kemajuan daerah.

 

Rut Yohanes 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *