LEBONG transtv45.com Kerdilnya mentalitas oknum politisi di Lebong tersiar luas di platform beranda sosial media guna instrumen atau alat ikrar bersumpah hingga menyebut nama tuhan (Allah SWT) dengan tujuan akan memenangkan salah satu bakal pasangan calon kini kian viral dimedia sosial.
Akibat peristiwa tersebut, patut diduga hajatan pesta demokrasi kali ini dikotori hal – hal yang tidak semestinya dilakukan, sampai mempolitisasi agama berlanda sumpah hingga nama tuhan pun disebut, bahkan dapat menimbulkan asumsi miring, politik tanpa etika.
Video. Dok/Net
Parahnya, melibatkan ASN hingga perangkat desa dilingkup Pemkab Lebong dapat merusak tatanan agama mengatas namakan tuhan dan menghilang norma dan etika sebagai politisi sejati bertindak dijalan yang salah dengan menghalalkan semua cara.
Politisasi tersebut, membawa agama yang berkedok muatan politik, demi sebuah “perebutan” kekuasaan di Pilkada serentak 27 November 2024 hanya menghitung bulan, menuai tanggapan masyarakat.
“Kita berpolitik boleh, politik itu bagus tujuannya cuma jangan membawa agama, ini kan salah satu bentuk penekanan berpolitik membawa – bawa demi Allah SWT, berarti politik yang mereka lakukan itu tidak mencerdaskan,” kata Devi Gunawan, Sabtu (14/9) kemarin.
Dituturkan kembali oleh dia, berkaitan dengan sumpah yang dilakukan terhadap relawan atau tim pemenangan menandakan pihak tersebut tidak pandai berpolitik.
“Politik ini bagaimana kita mengajak, orang bisa melihat dan mendengar merasakan selama ini, kalau kita memang bagus tidak perlu kita sumpah orang ikut kok,” pungkasnya.
Sementara itu, Anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Lebong, Acep Pebrian Utama, berhasil dihubungi media ini, Sabtu malam (14/9) untuk menyikapi video berdurasi 1 menit 16 detik belum bisa berkomentar lebih banyak dan langkah yang akan diambil belum dapat diketahui, sampai berita ini diturunkan. (*/CIKAK)