BOGOR – TranTV45.Com || Truk Tronton muatan matrial dan Mobil Molen proyek Bendungan Cijurey beroperasi di pagi hari hingga malam hari hal ini membuat warga pengguna jalan desa Mekarwangi – Selawangi Kacamatan Cariu Kabupaten Bogor geleng-geleng kepala. Pasalnya Truk tersebut membuat pengguna roda dua dan empat susah untuk lewat jalur tersebut dikarekanakan akses jalan yang kecil hingga membuat para pekerja dan anak sekolah terlambat masuk sekolah dan kantor.
Seharusnya jam operasional truk disesuaikan dengan aturan pemerintah, serta melihat akses jalan yang sempit terutama jalan yang dilewati merupakan jalan kabupaten dan bukan peruntukannya, sehingga tidak membuat masyarakat kesulitan untuk mengakses jalan tersebut, Sabtu, 17 November 2024.
Selain itu, dikhawatirkan dengan adanya truk-truk besar yang melewati jalan tersebut dapat memicu kecelakaan yang diakibatkan kondisi jalan yang makin rusak dikarenakan tonase yang berlebih ditambah sempitnya jalan tersebut.
Seharusnya pihak bendungan Cijurey, memikirkan dampak beroperasinya truk besar di pagi hingga malam hari terhadap pengguna jalan dan masyarakat sekitar desa Mekarwangi dan Karyamekar yang terdampak.
Syarif pengguna jalan desa Mekarwangi – Selawangi Kacamatan Cariu Kabupaten Bogor merasa risih dengan adanya truk besar yang beroperasi di siang bolong.
“Ini aturannya seperti apa, ko truk besar bisa lewat di pagi hari, saya antar anak ke sekolah sampai harus menunggu lama karena akses jalan yang kecil,” katanya sambil menggerutu.
Menanggapi hal tersebut Tim Aktivis Bogor Timur akan turun ke jalan jika aparat dan Pemkab Bogor tidak peduli keluhan masyarakat, karena penggunaan jalan raya harus sesuai dengan kelas dan bobot muatan truk untuk menghindari terjadinya kecelakaan dan tidak mengganggu pengguna jalan lain, jalan kabupaten ini maksimal muatan 8 ton kalau dilalui tronton yang muatan 22 ton sampai 24 ton ya pasti jalan hancur.
“Kalaupun jalan itu mau digunakan untuk jalan proyek harusnya ada ijin khusus dari pemerintah daerah setempat, jadi tidak bisa semena-mena menggunakan jalan umum, apalagi melintas perkampungan dan banyak anak-anak sekolah sangat berbahaya, pihak DLLAJR dan PUPR Kabupaten Bogor seolah tutup mata, jangan menunggu ada kecelakaan baru ada perhatian, pencegahan itu lebih baik”, kata salah satu anggota Aktivis Bogor Timur yang enggan disebut namanya.
Ia juga menambahkan adanya indikasi pungli uang rotasi oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.
“Terdapat isu yang berkembang bahwa ada pungutan sebesar Rp 150 rb untuk mobil Tronton dan Rp75 rb untuk dump truk sekali melintas jalan Mekarwangi – Karyamekar yang menuju ke lokasi proyek Bendungan Cijurey, tapi kita sedang kumpulkan bukti-bukti dan informasi siapa pelakunya, kemana hasil uang pungutan tersebut dan digunakan untuk apa, jika ternyata benar terjadi pungli maka kami akan melaporkan pada aparat penegak hukum”, tegasnya.
Sumber :
(Tim investigasi ABT)