Harga Diri Orang Tanimbar Telah Di Beli Oleh Paslon No Urut 3, Dengan Cara Politik Uang.

Saumlaki-Transtv45.com || Tokoh pemuda dalam jabatannya sebagai Sekretaris DPD Partai Amanat Nasional (PAN), Kabupaten Kepulauan Tanimbar, THOMAS MATURBONGS menyatakan, Racun Terbesar Pemilukada Tanimbar Adalah Politik Uang yang telah mengunci moral masyarakat Tanimbar untuk menghadapi politik uang di pilkada Tanimbar 2024.

Hal ini disampaikan dirinya saat bertemu media ini di Saumlaki. Jumat (29/11/24).

Menurut dia, pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2024 ini, masyarakat akar rumput dari kelas ekonomi lemah di Kabupaten Kepulauan Tanimbar akan berada pada posisi dilematis saat menghadapi tawaran uang merah-merah.

” Racun Terbesar Pemilukada Tanimbar Adalah Politik Uang sehingga rakyat Tanimbar dari kalangan ekonomi lemah diperhadapkan dengan pilihan yang sulit dan kebingungan.

“ Pilih Calon Pemimpin yang sesuai hati nurani ataukah Calon Pemimpin serakah yang memberikan uang merah-merah,” tandasnya.

Mengantisipasi kondisi politik praktis seperti ini, Ia mengingatkan, masyarakat Tanimbar perlu memahami apa yang dimaksud dengan Racun Politik Uang.

Selanjutnya dirinya menyatakan, prinsip politik praktis yang mengandalkan uang sebagai pengunci moral masyarakat kecil di Tanimbar harus diakui sangat menggiurkan.

“Racun Politik Uang sering dijadikan pengunci eksekusi terakhir menghadapi persoalan rumit dalam pengambilan keputusan dengan mempertimbangkan dampak hukum yang seminimal mungkin.

Singkatnya, Racun Politik Uang merupakan eksekusi senyap yang memiliki efek negatif dan hal ini bertentangan dengan aturan hukum perundang-undangan yang berlaku.

” Menerima uang politik untuk memenuhi kesulitan ekonomi keluarga dan perasaan “berdosa” jika tidak memberikan suara politik kepada pemberi uang adalah persoalan moral yang nyata dihadapi kebanyakan masyarakat di Tanimbar”. jelasnya.

Dikatakan, saat masyarakat Tanimbar menjerit karena terbebani berbagai persoalan ekonomi berat, tawaran uang merah-merah tentunya disambut positif demi menyelamatkan kebutuhan ekonomi keluarga.

Ia lantas mengajak seluruh masyarakat Tanimbar agar lebih cerdas dan bijak menghadapi Pilkada karena Pemilu bukan untuk memilih pemimpin yang terbaik, tetapi sebenarnya bagaimana untuk bisà mencegah pemimpin yang terburuk berkuasa.

“Apakah kita berdosa jika tidak memilih orang yang uang politiknya sudah kita terima? Bukankah maksud pemberian uang itu adalah agar hak suara kita, harga diri pribadi, bahkan harga diri kita sebagai orang Tanimbar telah dibeli oleh mereka yang serakah?” ungkapnya kritis mengakhiri pernyataannya.

Gilang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *