Sintang , Kalbar – Suara gemuruh mesin tambang masih terdengar jelas di Desa Mengkurai, Kabupaten Sintang. Video berdurasi 37 detik yang beredar luas di media sosial, direkam pada 22 Februari 2025 pukul 16.28 wib, menunjukkan aktivitas Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) yang masih berlangsung.
Namun, aneh tapi nyata siapa yang mengherankan, ada klaim dari pihak tertentu yang menyatakan bahwa PETI di wilayah itu sudah lama tidak beroperasi.
Jika benar demikian, siapa yang kini menggerakkan mesin-mesin tambang tersebut,!! Dan apakah ada manusia tak berwujud ungkap Maulana ketua tim Ivestigasi awak media yang turun langsung beserta rekan rekannya salah satunya M.Nazib menerangkan pada redaksi beberapa media hari Selasa 25 Febuari 2025. Wib.
Jelas terang Maulana,” Fakta ini menimbulkan pertanyaan besar. Jika aktivitas PETI sudah diberantas, mengapa suara mesin tambang masih bergema di lokasi tersebut,!? Apakah ada pihak yang sengaja menutup mata atau bahkan bermain di balik layar untuk memastikan tambang ilegal ini tetap berjalan?… Kejanggalan ini semakin menambah daftar panjang dugaan pembiaran dalam penegakan hukum terhadap PETI di Sintang Kalbar.
PETI bukan hanya pelanggaran hukum, tetapi juga ancaman nyata terhadap lingkungan. Sungai yang menjadi sumber kehidupan masyarakat kini tercemar oleh limbah tambang, airnya berubah keruh, dan ikan-ikan mati akibat paparan bahan kimia berbahaya. Kondisi ini telah menimbulkan keresahan di kalangan warga, yang menggantungkan hidup pada pertanian dan perikanan. Jika dibiarkan, kerusakan ekosistem bisa menjadi warisan buruk bagi generasi mendatang.
Menurut salah seorang warga yang enggan disebutkan namanya, aktivitas tambang ilegal ini tidak pernah benar-benar hilang.
“Mereka kadang berhenti sebentar, tapi setelah situasi dianggap aman, mereka kembali beroperasi. Seolah-olah ada yang melindungi,” ujarnya.!?..
Di tengah janji penegakan hukum yang sering digaungkan, keberadaan PETI di Sintang seakan kebal dari tindakan tegas aparat. Meskipun razia dan penyitaan alat berat pernah dilakukan, faktanya tambang ilegal tetap beroperasi.
Dalam kasus serupa di wilayah lain, sering muncul dugaan bahwa ada oknum APH yang bermain di balik aktivitas ini. Koneksi antara pengusaha tambang, oknum aparat, dan pihak tertentu di pemerintahan kerap menjadi isu yang sulit dibuktikan, tetapi nyata dirasakan oleh masyarakat luas yang terdampak akibat PETI.
Salah satu aktivis lingkungan di Sintang menegaskan bahwa pemerintah daerah harus lebih transparan dalam menangani masalah ini. “Jangan hanya sebatas pernyataan, tetapi tunjukkan aksi nyata. Masyarakat berhak tahu, siapa yang bertanggung jawab atas kerusakan ini dan apa yang akan dilakukan untuk menghentikannya,” katanya.
Di sisi lain, wartawan yang berusaha mengungkap fakta di lapangan justru sering menghadapi tantangan besar. Ancaman, tekanan, hingga intimidasi bukan hal asing bagi mereka yang mencoba memberitakan kasus-kasus seperti ini. Hal ini mencerminkan betapa sulitnya mengungkap fakta di balik aktivitas PETI yang diduga melibatkan banyak kepentingan.
Kini, masyarakat Sintang menunggu tindakan nyata dari pemerintah dan aparat hukum. Tidak cukup hanya dengan janji atau pernyataan formal, tetapi harus ada langkah konkret untuk menghentikan PETI yang terus merusak lingkungan dan mengancam kehidupan warga.
Kasus PETI di Sintang bukan sekadar masalah tambang ilegal, tetapi juga ujian bagi keadilan dan integritas hukum di negeri ini. Jika eksploitasi ilegal ini terus berlangsung tanpa penindakan serius, maka bukan hanya alam yang rusak, tetapi juga kepercayaan masyarakat terhadap hukum dan pemerintah.
Semua mata kini tertuju pada langkah yang akan diambil. Akankah hukum benar-benar ditegakkan, atau hanya menjadi retorika tanpa tindakan?..atu sebagai penghibur aja,?? Terus siapa yang menjadi dalang penyuplai minyak BBM Subsidi dibalik tambang ilegal,!!..benarkah ada oknum oknum dibalik ini semua hingga tak terselesaikan maslah ini bagikan penyakit yang susah di sembuhkan tegas Maulana ketua tim Ivestigasi gabungan awak media.||Jurnalis:Suparman
Sumber : Maulana Ketua Tim Ivestigasi Gabungan Awak Media
Laporan : Aktivis Lingkungan Kabupaten Sintang Kalimantan Barat