PALEMBANG – Trans TV45.Com|| Menjelang puncak peringatan Hari Bhayangkara ke-79, Polda Sumatera Selatan menggelar doa bersama, lintas agama sebagai bentuk refleksi spiritual dan upaya mempererat persaudaraan antar umat beragama.
Kegiatan berlangsung Senin (30/6) pukul 16.00 WIB, di Auditorium lantai 7 Gedung Presisi Mapolda Sumsel, Jalan Jenderal Sudirman Palembang,
Hadir dalam kegiatan ini Wakapolda Sumsel, Brigjen Pol M. Zulkarnain, jajaran Forkopimda Sumsel, perwakilan TNI, Kejati Sumsel, BNN Provinsi, Pengadilan Negeri Palembang, Kakanwil Kemenag Sumsel, serta para tokoh agama dari berbagai agama dan kepercayaan.
Dalam sambutannya, Kapolda Sumsel Irjen Pol Andi Rian Ryacudu Djajadi, diwakili wakapolda Sumsel Brigjen Pol. M. Zulkarnain, S.I.K menyampaikan, terima kasih kepada seluruh elemen yang telah bersinergi dalam menyukseskan kegiatan ini. Ia menekankan pentingnya peran spiritual dalam tugas-tugas kepolisian yang penuh tantangan.
“Doa lintas agama ini adalah ruang spiritual untuk bermunajat, memohon kekuatan dalam menjalankan tugas negara. Kami berharap kegiatan ini membawa berkah dan mempererat persaudaraan antar umat beragama,” ujarnya.
Dia juga menyoroti saat ini maraknya berita hoaxs, bahaya berita bohong, ujaran kebencian, dan isu isu intoleran yang dapat merusak persatuan bangsa.“Saya mengajak seluruh elemen, khususnya tokoh agama, untuk menjadi benteng melawan informasi yang memecah belah. Mari kita perkuat sinergi lintas agama agar Indonesia tetap damai dan rukun,” tegasnya.
Doa lintas agama ini menjadi momentum untuk mempererat hubungan antar-lembaga, memperkuat komitmen kebangsaan, serta menyambut Hari Bhayangkara dengan semangat pengabdian yang lebih kokoh.
Kami berharap, kegiatan ini membawa berkah serta memperkuat nilai-nilai kebangsaan dan persaudaraan dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika,” tambahnya.
Lebih jauh, Brigjen Zulkarnain mengajak seluruh komponen masyarakat untuk melawan hoaks, ujaran kebencian, dan isu-isu intoleransi yang dapat merusak persatuan Indonesia.
“Mari kita jadi benteng bersama. Jangan beri ruang pada narasi yang memecah belah. Jadikan perbedaan sebagai kekuatan, bukan sebagai alasan untuk bertikai,” tegasnya.
Suasana semakin hangat saat Ustad Daas Latif, penceramah nasional yang turut hadir dalam acara tersebut, menyampaikan tausiyah bertema syukur atas anugerah besar yang dimiliki bangsa Indonesia. Dan menyebut ada tiga nikmat utama yang harus terus dijaga.
Seperti nikmat beragama, nikmat alam, dan nikmat kerukunan beragama.“Di Indonesia, umat beragama bebas beribadah. Alam kita luar biasa. Orang luar habiskan puluhan juta hanya untuk lihat sawah, sungai, atau merasakan hujan. Dan yang terpenting kerukunan. Di luar sana, satu suku bisa konflik panjang, tapi kita ribuan suku tetap hidup rukun,” ucapnya.
Ustad Daas juga menegaskan bahwa keberagaman bukan hambatan, melainkan anugerah yang harus dijaga bersama.
Turut memberikan dukungan dalam kegiatan ini, Sekda Provinsi Sumsel menyampaikan bahwa Polri adalah pilar penting dalam menjaga ketertiban dan menjadi pelayan masyarakat. Perwakilan TNI, BNN, Kejaksaan, dan Kemenag pun menyatakan komitmen untuk terus bersinergi dalam membina kerukunan dan mencegah segala bentuk provokasi berbasis agama atau suku.
(Hen SPT)