Tambang ‘Rakyat’ Kayu Boko Sulteng Hanya Kedok: Ekskavator Kuasai Lahan, Sungai Terkubur Lumpur

Breaking News1636 Dilihat

Parigi-TransTV45.Com// Klaim “tambang rakyat” yang digaungkan di wilayah pertambangan Kayu Boko, Parigi, Sulawesi Tengah, terbukti kontradiktif dengan fakta di lapangan. Operasi pertambangan justru didominasi alat berat dan menimbulkan dampak lingkungan yang parah, termasuk pendangkalan sungai akibat sedimentasi lumpur.

Fakta menunjukan bahwa dari sepuluh koperasi yang disebut-sebut mengelola tambang, hanya tiga yang benar-benar beroperasi. Yang lebih mencolok, operasionalnya menggunakan ekskavator sebagai alat utama—suatu praktik yang tidak lazim untuk skala pertambangan rakyat.

Konsep tambang rakyat yang seharusnya berskala kecil, manual, dan melibatkan partisipasi masyarakat luas, nyatanya tidak terwujud.

“Yang namanya tambang rakyat seharusnya mengedepankan partisipasi masyarakat banyak dengan alat sederhana. Kalau pakai ekskavator dan hanya dikuasai tiga koperasi, lalu di mana unsur kerakyatannya? Ini lebih cocok disebut tambang ilegal yang ‘dilegalisasi’ selembar izin koperasi,” tutur seorang aktivis lingkungan setempat.

Dampak kerusakan lingkungan yang terjadi sudah sangat memprihatinkan. Sungai yang rencananya akan digunakan untuk hilirisasi justru mengalami pendangkalan masif. Aliran air yang dahulu jernih dan dalam, kini berubah menjadi hamparan lumpur rata akibat sedimentasi dari aktivitas penambangan.

Seorang warga setempat yang enggan disebutkan namanya menyatakan kekhawatirannya. “Dulu sungai ini dalam, airnya bening bisa untuk mandi, mencuci, dan tempat minum buat ternak. Sekarang lihat sendiri, jadi seperti kubangan lumpur yang luas. Air dari lokasi tambang langsung mengalir ke sini tanpa melalui pengolahan yang benar,” ujarnya.

Dampak hilirisasi yang dijanjikan pun dipertanyakan. Alih-alih mengalirkan hasil tambang melalui sungai yang teratur, yang terjadi justru perusakan ekosistem sungai itu sendiri. Lumpur sisa tambang telah mematikan kehidupan biota air dan mengancam menjadi sumber banjir pada musim hujan.

Di konfirmasi terpisah dari Humas Pengelola Tambang mengklaim excavator yang ada di lokasi karena peti di tinggalkan oleh pengelola sebelumnya banyak kubangan,ini smntara dilakukan pembenahan,Ujarnya

Hingga berita ini ditayangkan pihak pengelola tambang belum memberikan pernyataan resmi terkait temuan di lapangan.transparansi berupa penunjukkan izin operasi koperasi-koperasi tersebut serta tindakan tegas untuk pemulihan lingkungan sungai yang telah rusak.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *