Batang hari- TransTv45.com II Aktivitas rakit penyedot pasir dan emas di aliran Sungai Batanghari kembali menimbulkan masalah serius. di Desa Olak Kemang, tanah di pinggir pelabuhan desa mengalami longsor. Warga setempat melaporkan, longsor ini terjadi akibat terkikisnya dasar sungai yang terus-menerus dikeruk oleh rakit penyedot.
Akibat peristiwa tersebut, sebagian tanah yang biasa digunakan masyarakat untuk aktivitas pelabujan penyebrangan menjadi rusak dan longsor parah. warga pun khawatir jika kondisi ini dibiarkan, longsor bisa semakin meluas dan mengancam pemukiman di sekitar pelabuhan.
Masyarakat Desa Olak Kemang berharap pemerintah desa dan daerah dan aparat terkait segera mengambil tindakan tegas terhadap aktivitas penyedotan pasir dan emas ilegal yang merusak lingkungan. Mereka juga meminta solusi untuk mengamankan kembali tanah pelabuhan agar tidak terus terkikis arus sungai.
Tanggapan Tokoh Masyarakat Desa Olak Kemang
Salah satu tokoh masyarakat Desa Olak Kemang, yang tidak mau namanya di pubkikasi dalam berita ini menyampaikan keprihatinannya atas kondisi tanah pelabuhan desa yang mengalami longsor akibat aktivitas rakit penyedot pasir dan emas di sekitar aliran sungai. menurut beliau, pelabuhan merupakan salah satu akses penting bagi masyarakat, baik untuk kebutuhan ekonomi, transportasi, maupun aktivitas sosial.
“Longsornya tanah pelabuhan ini jelas sangat merugikan warga. Aktivitas rakit penyedot pasir dan emas yang tidak terkendali membuat struktur tanah di tepi sungai semakin rapuh. Jika dibiarkan, bukan hanya pelabuhan yang rusak, tapi juga bisa mengancam pemukiman dan kebun warga,” ujar beliau dengan nada tegas.
Lebih lanjut, ia mengajak pemerintah desa, kecamatan, hingga pihak berwenang di tingkat kabupaten untuk segera turun tangan. “Kami berharap ada langkah nyata, baik berupa penertiban rakit ilegal, maupun upaya perbaikan dan penguatan kembali tebing sungai. Jangan sampai kerusakan ini semakin meluas dan menimbulkan korban,” tambahnya.
Di akhir tanggapannya, beliau juga berpesan agar masyarakat ikut menjaga lingkungan sungai dan berani melaporkan jika ada aktivitas penyedotan pasir yang berlebihan. “Sungai adalah sumber kehidupan kita bersama, jangan sampai rusak hanya karena ulah segelintir orang yang mementingkan keuntungan pribadi,” tutupnya.
(Msr)