Sambas, Kalbar – TransTV45.com || Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Sambas diminta tidak bersikap alergi terhadap kritik yang disampaikan masyarakat. Menurut Uray Guntur Saputra, pemerhati kebijakan publik, kritik merupakan bagian penting dari proses demokrasi yang sehat dan lahir dari keresahan masyarakat terhadap kondisi daerah.
“Kritik itu tidak selalu dilandasi kepentingan pribadi. Justru banyak kritik berangkat dari keprihatinan dan keresahan masyarakat. Jadi, jangan langsung dianggap sebagai serangan atau upaya menjatuhkan,” ujar Uray Guntur Saputra saat ditemui wartawan, Sabtu (20/9).
Ia mencontohkan kondisi yang menjadi alasan kuat munculnya kritik dari masyarakat.
“Progres pembangunan di Sambas terasa jalan di tempat, ekonomi lesu, beban hidup masyarakat semakin berat dan kesenjangan semakin melebar. Setelah Pilkada, pemimpin yang terpilih membawa harapan baru. Wajar jika masyarakat menginginkan perubahan yang nyata, peningkatan kesejahteraan, dan perbaikan ekonomi. Kritik yang muncul adalah alarm bahwa ada yang harus dibenahi, sekaligus menjadi pengingat bagi pemimpin daerah untuk menepati janji-janji politiknya,” jelasnya.
Lebih lanjut, Uray menegaskan bahwa kritik tidak menyasar pribadi pejabat, melainkan jabatannya sebagai pelaksana kebijakan publik.
“Pejabat digaji dengan uang dari pajak rakyat untuk mencari solusi dan mengatasi berbagai persoalan masyarakat. Sudah sewajarnya jika rakyat memberi kritik dan masukan,” tegasnya.
Ia juga menekankan agar Pemda membuka ruang dialog dengan masyarakat, bukan menutup diri.
“Kalau Pemda alergi kritik, itu berbahaya. Mereka justru akan kehilangan cermin untuk melihat kelemahan sendiri. Kritik jangan dianggap musuh, tapi jadikan alat evaluasi. Jangan sampai menutup diri, apalagi sampai mengerahkan buzzer untuk menekan suara kritis. Sikap defensif seperti itu hanya merugikan pemerintah,” ungkapnya.
Uray menutup dengan harapan agar Sambas bisa maju dan berkembang dengan kepemimpinan yang terbuka terhadap kritik.
“Kita semua ingin melihat Sambas maju, berkembang, dan sejahtera. Dan jangan sampai slogan Sambas Berkah Berkemajuan hanya menjadi jargon semata,” pungkasnya.||Jurnalis:Mulyono
(Editor Suparman)