
Singkawang, Kalbar – TransTV45.com||
Di tengah hiruk-pikuk aktivitas Pasar Gunung Bang Phin San, tersimpan kisah pilu dari sebuah keluarga sederhana asal Desa Sungai Pangkalan II, Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Bengkayang. Keluarga ini kini tengah berjuang menghadapi cobaan hidup yang berat penyakit, kemiskinan, dan harapan yang kian menipis.
Kepala keluarga tersebut sudah lebih dari satu tahun menderita penyakit komplikasi yang memaksanya keluar-masuk rumah sakit. Saat ini, ia tengah dirawat di RSUD Abdul Aziz Singkawang. Berdasarkan keterangan dokter, kondisinya membutuhkan tindakan operasi agar nyawanya dapat diselamatkan.
Namun di tengah perjuangan itu, keluarga ini juga dihadapkan pada kenyataan lain yang tak kalah menyayat hati. Anak laki-laki satu-satunya, berusia 16 tahun, sejak lahir mengidap talasemia — kelainan darah kronis yang membuatnya bergantung pada transfusi darah dua kali setiap minggu. Selama 15 tahun, hidupnya bergulir di antara dinding rumah sakit, jarum infus, dan kantong darah.
Sang ibu, yang kini menjadi satu-satunya penopang keluarga, harus membagi waktu antara menjaga suami dan anaknya tanpa sempat bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup. Hampir setiap minggu ia berada di rumah sakit, sementara kebutuhan sehari-hari kerap kali tidak terpenuhi.
“Yang penting anak dan suami bisa dirawat, saya bisa tahan lapar,” ujarnya lirih kepada warga yang menjenguk di ruang perawatan RSUD Abdul Aziz Singkawang.
Kisah memilukan ini kemudian mendapat perhatian dari Anggota DPRD Kota Singkawang Komisi II, Susi Wu, yang menyampaikan rasa empati serta memberikan dukungan langsung kepada keluarga tersebut.
“Kisah seperti ini tidak boleh dibiarkan berjalan sendiri. Keluarga ini bukan hanya butuh bantuan dana, tetapi juga dukungan moral agar mereka tidak kehilangan harapan,” ujar Susi Wu kepada wartawan, Senin (3/11).
Susi Wu menegaskan bahwa ini bukan semata persoalan kepedulian, melainkan juga tanggung jawab kemanusiaan yang harus dijaga oleh semua pihak.
Kini, keluarga kecil di Sungai Pangkalan II itu masih bertahan dengan kekuatan doa dan keyakinan. Mereka percaya bahwa keajaiban Tuhan dan kepedulian sesama akan membuka jalan menuju kehidupan yang lebih baik bebas dari penderitaan dan kesulitan.
“Walaupun mereka bukan warga Singkawang, kita tetap harus mengulurkan tangan. Karena kemanusiaan tidak mengenal batas wilayah,” tutup Susi Wu penuh haru.
Sumber: Susi Wu, Anggota DPRD Komisi II Kota Singkawang
(Editor Suparman)





