Jembatan Penghubung 2 Desa, Warga Minta Pemeritah Dan Dinas Terkait Perbaiki Jembatan, Tak Layak Lagi Dilintasi

Daerah346 Dilihat

 

Batang hari-TransTV45.com|| Dikarenakan sudah tak layak lagi untuk dilewati Jembatan penghubung 2 (Dua) Desa SP III Padang Kelapo dengan Desa Rawa mekar Kecamatan Maro sebo ulu, Kabupaten Batang hari. Warga masyarakat meminta kepada Kadesnya, dan dinas terkait agar segera memperbaiki jembatan tersebut.

Jembatan tersebut menjadi jalan penghubung 2(Dua) desa yang ada di desa mereka, saat ini kondisinya sudah mulai ambruk di makan usia berbahaya ketika dilewati kendaraan roda 2 dan Roda 4.dikernakan jembatan tersebut dibangun dengan material kayu gelondongan yang dibuat oleh warga yang mempunyai kendaraan roda 4.(empat) untuk membawa hasil panen buah sawit.

Saat awak media ini melintasi jembatan tersebut awak media bertemu dengan warga yang sedang membawa buah sawit hasil panenya  yang saat itu sedang mencari kayu untuk menutupi lobang supaya kendaraan yang membawa buah sawi hasil panennya bisa lewat.saat itu juga awak media menanyakan Gimana caranya membawa dan melewati jembatan ini, sedangkan jembatan ini sudah rusak. Beginilah pak? Caranya kami masyarakat membawa hasil panen kami untuk di jual untuk memberi makan anak dan keluaga kami pak?mengaharap kepada pemerintah entah kapan pemerintah untuk membangun jembatan ini,karena jembatan ini sangat kami butuhkan, karena jembatan ini adalah urat nadi bagi kami masyarakat untuk membawa hasil panen kami, ungkapnya dengan nada sedih. Ooo ya pak, berapa panjang jembatan ini pak ?. hanya sekitar 30 meter. Katanya saat ini kondisinya sudah mulai ambruk. Minggu (01/10/23).

“Kalau bisa jangan di rehab lagi tetapi di bangun yang baruz cor beton saja karena aktivitas jembatan itu sangat padat sekali.” Ucapnya. Selasa (01/03/2023).

Jembatan ini adalah akses utama warga setiap hari, Jembatan ini adalah jembatan yang menghubungkan 2(Dua) desa yaitu Desa SP III Padang kelapo dan Desa Rawa Mekar, dengan aktivitas yang tinggi buat masyarakat, seperti aktivitas untuk pergi ke sekolah, ke Pasar, mengangkut hasil perkebunan sawit dan getah, serta sebagai nya.

“Jika terlalu lama di biarkan di khawatir kondisinya akan semakin parah. Bukan tidak mungkin akan menelan korban jiwa.” Terang masyarakat.

 

Masyhuri

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *