Yogyakarta-TransTV45.com|| Pendidikan Seni dan Kaligrafi Al Qur’an merupakan suatu bidang yang sangat langka dijumpai di Indonesia . Salah satunya Pondok Pesantren Seni dan Kaligrafi Qur’an (PSKQ) yang berlokasi di Desa Undaan Lor kecamatan Undaan , Kabupaten Kudus , Provinsi Jawa Tengah menjadi salah satu tempat untuk memperdalam ilmu tentang seni pengkaligrafian.
Pondok Pesantren PSKQ Kudus , dibawah pimpinan Muhammad Assiry sekaligus yang mendirikan sejak 1 dekade lalu pada awalnya mendapat respon positif dari para santri dan santriwati untuk bisa masuk ke Pondok Pesantren ini. Sehingga PSKQ Kudus ini berkembang menjadi beberapa cabang di wilayah Kudus itu ada PSKQ 1 , 2 , 3 Kudus dan pada Akhir Tahun 2021 , Muhammad Assiry juga melebarkan sayapnya ke wilayah Yogyakarta yang diberi nama PSKQ 4 dan Assiry Art Yogyakarta berlokasi di Argomulyo , Kecamatan Sedayu , Kabupaten Bantul DIY.
Kendati demikian sangat disayangkan perjalanan pengembangan Pondok Pesantren PSKQ 4 & Assiry Art Yogyakarta sangat disayangkan kini dalam masalah besar khususnya terkait lahan yang digunakan dalam proses belajar mengajar para santri dan santriwati di wilayah Bantul tersebut.
Lahan PSKQ 4 & Assiry Art Yogyakarta ini mempunyai luas sekitar 1 , 2 hektar milik Bapak Muhaimin warga Argomulyo Bantul Yogyakarta dibeli oleh saudara Assiry pada Bulan November 2021 silam seharga Rp 2,8 M.
Namun dalam perjalanan proses pembayaran Saudara Assiry selaku pembeli untuk PSKQ 4 Kudus mengalami hambatan dan banyak masalah pembayaran kepada Bapak Muhaimin hingga November 2023 jumlah tunggakan yang belum terbayarkan hingga berita ini diturunkan sekitar Rp 2,4 M.
Upaya kekeluargaan Bapak Muhaimin untuk menagih mengalami jalan buntu dan akhirnya pada Akhir Agustus 2023 beliau menunjuk Bapak Poetra selaku konsultan kuasa tugas guna membantu penyelesaian pembayaran tunggakan tanah yang digunakan proses belajar mengajar para santri di PSKQ 4 dan Assiry Art Yogyakarta.
“Ya saya diberikan surat kuasa tugas oleh pak Muhaimin selama 6 bulan guna menyelesaikan pembayaran Saudara Assiry , pemilik pondok PSKQ, “ujar Poetra dalam keterangan tertulisnya pada Senin (19/11).
Perlu diketahui , PSKQ 4 dan Assiry Art Yogyakarta dikelola oleh Ibu Fidha sekaligus sebagai “Istri Muda” dari Bapak Assiry dan baru ada 4 Santriwati yang mendaftar di Pondok Pesantren tersebut.
Setelah melakukan pendekatan secara humanis kepada saudara Assiry , kata Poetra , awalnya dia menyatakan kesanggupan untuk melunasi tunggakan pembayaran tanah PSKQ 4 Yogyakarta yang sudah melewati batas expired perjanjian.
Pertemuan negoisasi antara Bapak Assiry selaku pembeli dengan Bapak Poetra selaku kuasa dari Bapak Muhaimin selaku pemilik tanah terjadi pada tanggal 8 September 2023.
Dalam pertemuan tersebut, ucap Poetra, telah disepakati dan disampaikan untuk kesanggupan pak Assiry untuk melaksanakan pembayaran tunggakan tanah tersebut sebesar dari 50 persen pada tanggal 7 Oktober 2023 sebagai termin pertama.
“Dalam pertemuan pertama saya dengan Assiry , sudah saya sampaikan dengan lisan bahwa pembayaran harus segera dilaksanakan paling lambat 7 Oktober 2023, ” ujar Poetra.
“Selain itu surat pemberitahuan juga kita sampaikan kepada Istri Mudanya pak Assiry di Argomulyo, ” sambung pemilik X CODE STUDIO Jogja ini.
Selanjutnya, kata Poetra , seminggu sebelum jatuh tempo yang telah ditentukan , Pak Assiry menyatakan ketidak sanggupan memenuhi pembayaran tersebut dan akhirnya kembali terjadi pertemuan kedua pada 3 Oktober 2023.
Dalam pertemuan kedua dengan Assiry , ungkap Poetra , dirinya minta tambahan waktu untuk dapat memenuhi pembayaran Termin pertama sebesar minimal Rp 1 M . Dan akhirnya diberikan tempo perpanjangan kembali hingga 10 November 2023.
“Secara pribadi , awalnyabsaya prihatin apalagi ini tanah digunakan untuk pendidikan , makanya dengan kuasa tugas yang diberikan ke saya dari pak Muhaimin selaku pemilik tanah , saya putuskan sendiri untuk perpanjangan hingga 10 November 2023, ” tuturnya.
Waktu perpanjangan yang diberikan 10 November , sambungnya , mengingat transaksi perdana tanah tersebut di awal bulan November 2021.
Dalam pertemuan kedua di PSKQ 4 Yogykarta , kata Poetra, Pak Assiry diminta membuat surat pernyataan bermaterai untuk kesanggupan pembayaran termin pertama tersebut berikut sangsi sangsinya.
Poetra menjelaskan Surat pernyataan tersebut berisikan keseriusan dan kesanggupan Assiry dalam menyelesaikan tunggakan pembayaran tanah yang dipakainya untuk PSKQ 4 & Assiry Art Yogyakarta.
“Surat Pernyataan dibuat dengan tulisan tangan tentang keseriusan dan kesanggupan bayar dengan siap menerima sangsi dari pemilik tanah jika terjadi meleset atau tidak sanggup membayarnya, ditandatangi langsung pak assiry diatas materai, ” paparnya.
Perlu diketahui Sangsi Pak Muhaimin selaku pemilik tanah merespon dalam Surat Pernyataan yang dibuat Pak Assiry adalah penarikan kembali atau pengosongan lahan yang tengah dipakai PSKQ 4 & Assiry Art Yogyakarta.
“Pokoknya kalau meleset lagi , Tanah yang dipakai PSKQ 4 Yogyakarta harus dikosongkan dan segala dana yang telah masuk dinyatakan hangus , dan itu sudah disanggupi assiry” jelasnya.
Kembali terjadi lagi , disaat waktu injuri time pembayaran perpanjangan jatuh Tempo tanggal 10 November 2023, tutur Poetra, Assiry kembali berulah . Dimana guna menghindari sangsi pengosongan lahan Assiry menyewa beberapa preman kampung Godean untuk menjaga PSKQ 4 Yogykarta karena ketidaksanggupan membayar tunggakan tanah tersebut.
“Saya dihadang preman preman kampung saat akan melakukan pengisian lahan sesuai surat pernyataan Assiry dan akhirnya rencananya pengosongan lahan akan dilakukan pihak aparat hukum dan warga setempat ,” terangnya.
Menjawab misteri status Bapak Assiry di Kudus, kata Poetra, akhirnya saya menurunkan beberapa tim ke Kudus untuk melakukan investigasi status dan keberadaan beliau selalu pimpinan Pondok Pesantren dengan gelar kebesaran seorang Ustad.
“Menghindari jalur kekerasan , akhirnya saya turunkan tim investigasi ke Kudus . Dan sesuatu hal yang mengejutkan informasi kita dapat dari hasil penelusuran tersebut, ” ujar Poetra.
“Masya Allah , saya prihatin dengan kondisi Assiry ternyata beliau dengan segudang masalah di kampungnya sendiri , ” jelasnya.
Pertama , Informasi dari Kepala Desa Undaan Lor, Bapak Nurul menyampaikan bahwa pihaknya sudah banyak dan kerap sekali didatangi pihak pihak yang punya masalah utang dengan Assiry.
“Kami sudah tidak heran kedatangan orang orang yang menanyakan keberadaan pak Assiry terkait masalah utang ,” ujar Pak Nurul dalam obrolan singkat di Kantor Desa Undaan Lor , Kudus pada Jumat pagi (17/11).
Kades Undaan menuturkan Pak Assiry banyak punya masalah terkait utang diwilayahnya seputaran PSKQ Kudus.
“Ada tunggakan pembayaran tanah disekitar lokasi PSKQ Kudus, Tunggakan Material . Warga juga sudah paham , kalau pak assiry banyak punya masalah utang , sampai sempat viral di Facebook tapi beliau tetap santai saja saya lihat. Apa mungkin sudah tabiatnya beliau seperti itu saya juga kurang paham,” pungkasnya.
Pak Nurul juga menceritakan beberapa waktu lalu , Aset property milik Assiry disita Bank karena ketidak sanggupan membayar cicilan . ” Kemarin lalu juga rumah punya Assiry dekat PSKQ Kudus disita Bank , ” pungkasnya dengan menggelengkan gelengkan kepala.
Hal senada juga disampaikan Kepala Dusun Undaan Lor , Bapak Darko dengan mengatakan agak repot kalau ada masalah utang dengan pak assiry.
“Agak repot pak , kalau punya masalah utang dengan pak assiry , diwilayah kampunya aja banyak yang masih belum diselesaikan pak , baik perkara tunggakan bayar tanah atau lainnya, ” ucapnya.
“Kami disini sudah tidak heran lagi kalau ada pihak pihak yang datang menanyakan informasi tentang keberadaan Assiry . Dan warga sudah bisa menduga mereka yang cari pak assiry pasti terkait masalah utang, ” pungkasnya .
Bukan itu saja , Informasi serupa didapatkan dari para tim Investigasi adalah dari Bapak Wawan , selaku RT di Perumahan Graha Kastara dimana disini ada rumah Pak Assiry tinggal bersama Istri Tuanya .
“Banyak pak sebelum sebelumnya orang orang yang cari pak assiry masalah tagian utang , dan beragam tipe orangnya, ” tutur Pak Wawan pada Jumat petang (17/11) disertai dengan senyum tipis.
Perlu diketahui kasus utang Bapak Assiry selaku pemilik PSKQ 4 Yogyakarta tengah masuk penanganan Polsek Sedayu dan Aparat Kampung Argomulyo.
Satu hal yang sangat unik dalam kasus ini adalah sesuai informasi akurat di lapangan khususnya di wilayah Kudus adalah banyak hal hal tagian utang pak assiry yang nominalnya jauh dengan tunggakan nominal Tanah PSKQ 4 & Assiry Art Yogyakarta itu harus terselesaikan dengan waktu panjang dan proses berliku liku.
“Kalau utang nominal sebesar Gaji buruh pabrik saja harus terselesaikan dalam tempo tidak sesingkat singkatnya , bagaimana nasib utang tanah PSKQ 4 Yogyakarta dengan nominal berekor milliaran bisa selesai , Mimpi gak ya ,? ”
Sumber Pimpinan Tim Investigasi X CODE STUDIO Jogja (Poetra)
Riyatno