Muba||TransTV45.com||Sumatra Selatan Rabu 10 Januari 2024
Exs karyawan kontaraktor Departeman pipeline di Medco Energi Grissik.mulai resah dengan ulah oknum pimpinan salah satu departemen di Medco Energi itu, diduga ada perlakuan diskriminasi oleh oknum tersebut.
Ada beberapa exs karyawan kontraktor Medco energi yang dibawah departemen pipeline, mulai resah dg perlakuan diskriminasi oleh oknum pimpinan di departemen tersebut.
Bagaimana tidak, ada belasan exs karyawan itu yang sudah diputus kontrak dan menganggur.tapi disisi lain, ada beberapa juga yang tetap mereka kerjakan di perusahan kontraktor lainya .tapi tetap dibawah departemen Pipeline, dengan alasan .mereka memiliki skill di bidang pigging.
ironisnya , pekerja yang mereka panggil itu, hampir tidak ada masyarakat dari Desa paling dekat dg lokasi produksi Medco energi itu. atau Desa terdampak.
Sementara, mereka masyarakat terdampak yang juga exs karyawan kontaraktor pipiline itu, memiliki skill yang sama dan tersertifikasi.
Menurut penjelasan salah satu exs karyawan kontaraktor departemen Pipeline yang namanya minta untuk tidak di tuliskan,
” Kami sangat bisa memaklumi jika perusahaan telah memutuskan kontrak kerja kami. kami mengerti alasan nya. karena memang budgetnya sudah habis kata bos. tapi, tahu tahu, dengan alasan yang tidak dapat kami terima begitu saja, ada diantara kami ,esx karyawan kontraktor di bawah departemen Pipeline ini yang mereka panggil lagi .dan yang menyakitkan ,mereka yg dipekerjakan itu, cuma satu yang berasal dari Desa Simpang Tungkal ini. sementara ,secara skill , ada diantara kami ini yang bisa mengerjakan pekerjaan itu. bahkan sebelum orang orang itu masuk pipeline, mereka sudah bisa mengerjakan pigging dsb”
“Ini jelas jelas diskriminasi pak. mereka tidak menghargai kami sebagai warga Desa terdampak.
” Bayangkan pak, andai pipa atau plant di Grissik itu bocor atau bahkan meledak, masyarakat mana yang paling merasakan dampaknya ?
Tentulah kami masyarakat Desa Simpang Tungkal ini yang paling merasakan dampak nya. bukan mereka yang dari jauh ” imbuhnya dengan wajah
sedih bercampur kesal.
Hal senada juga disampaikan oleh salah satu rekannya ,yang juga warga masyarakat Desa Simpang Tungkal.
“Kami bisa memaklumi pak, jika semuah dari kami ini tidak dipanggil bekerja. asalkan semuanya juga tidak dipanggil. tapi, nyatanya , justeru orang luar yang mereka panggil masuk.
“Kalau terus begini, kami akan melakukan aksi unjuk rasa pak. besok atau lusa, kami akan unjukrasa di Grissik.bila perlu kami akan tutup pintu pagar Medco itu, biar pembesar pembesar Medco Energi di Jakarta tahu kelakuan anak buahnya di lapangan yang mendiskriminasikan kami” . tegas nya dengan raut muka kecewa .
Dengan kejadian ini, tentunya kita sama sama berharapa kepada pihak perusahaan Migas yang ada di wilayah Desa Simpang Tungkal ini, agar tetap memperhatikan dan memprioritaskan warga Desa terdampak. demi menjaga kenyamanan dan demi suasana tetap aman kondusif.
Sesuai dengan Perda Sumsel no 6 tahun 2019. pasal 3 huruf e , yang berbunyi, meningkatkan kemampuan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat disekitar wilayah operasi perusahaan.
Serta sangsi bagi perusahaan yang melanggar seperti yang tertuang pada pasal 35 ayat 1 huruf a.
, peringatan tertulis, huruf b penghentian sementara sebagian atau seluruh alat produksi ; dan huruf c pencabutan izin. serta ketentuan pidana sebagaimana yang tertuang pada pasal 37.
pasal 35 ayat 2 , sangsi administratif berupa peringatan tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf a diberikan kepada pemberi kerja yang melakukan pelanggaran : huruf f tidak memprioritaskan masyarakat yang berdomisili disekitar perusahaan, sebagaimana dimaksud pada pasal 25.
Jelas, sesuai dengan aturan yang ada, bahwa yang terjadi saat ini adalah pelanggan yang tidak bisa ditolerir.
sudah menjadi sebuah keharusan bahwa perusahaan perusahaan yang ada disekitar turut membantu program pemerintah Desa dalam mengurangi pengangguran di wilayah nya .
Terkhusus buat pimpinan departemen yang terkait. agar kiranya bersikap netral dan tidak memihak siapapun yang menjadi bawahan nya. karena bila ada sikap diskriminasi , tentulah akan menimbulkan kecemburuan sosial di antara anak buahnya.
Sebab, kebarhasilan suatu departemen tidak ditentukan hanya dengan satu atau duo orang
Pewarta Rudi