Jakarta||TransTV45.com||Antusias warga masyarakat yang mendambakan keadilan dari pelaksanaan Pemilu khususnya Pilpres 2024 yang kini menunggu putusan akhir dari persidangan MK, sungguh marak dengan aksi unjuk rasa di bendung pihak aparat di Patung Kuda Arjuna Wiwaha, hingga tidak dapat merangsek ke depan Mahkamah Konstitusi yang sedang memproses sengketa Pilpres yang dianggap penuh kecurangan.
Aksi lanjutan semacam persiapan untuk menyambut waktu putusan dari MK pada hari Senin, 22 April 2024, sejumlah elemen masyarakat tetap melakukan aksi unjuk rasa pada hari Jum’at, 19 April 2024 di kawasan Tugu Monas sekaligus konsolidasi untuk menurunkan massa yang lebih besar pada hari Senin, 22 April 2024, saat putusan Majlis Hakim MK dibacakan.
Aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh berbagai elemen warga masyarakat ini, tak hanya dilakukan oleh masyarakat Jakarta, tapi juga dari Bekasi, Tangerang, Bogor, Karawang, bahkan Yogyakarta dan Solo. Sementara itu, pada hari putusan MK akan dibacakan, info dari sejumkah daerah lainnya, seperti Serang, Cilegon dan Lampung serta Majalengka dan Tasikmalaya akan hadir pada hari Minggu malam, 21 April 2024.
Sedangkan massa dari luar kota Jakarta yang telah ikut aksi pada hari Jum’at, 19 April 2024 menginap di berbagai tempat yang disediakan seadanya oleh sejumkah elemen dan komunitas yang ada di Jatinegara, Kali Deres, Matraman dan Tebet serta Petojo, Jakarta.
Pada aksi seusai sholat Jum’at yang berlangsung di lokasi aksi, kawasan Monas dan Patung Kuda Arjuna Wiwaha, sempat memanas saat massa aksi unjuk rasa tandingan datang ke lokasi yang sama. Adegan lempar-lemparan sempat terjadi, meski kemudian dapat diredakan dengan pembatas agar kedua kelompok yang sempat menegang itu tidak sampai beradu fisik. Padahal, sehari sebelumnya Prabowo Subianto telah meminta agar para relawan pendukungnya tidak melakukan unjuk rasa.
Suasana yang sempat memanas antara pendukung masing-masing Calon Presiden ini terjadi sekitar pukul 14. 45, hingga batu dan botol air mineral berserakan di berbagai tempat.
Kapolres Jakarta Pusat, Kombes Susatyo Purnomo langsung memerintahkan aparatnya untuk menertibkan massa aksi dengan meminta pendukung Prabowo Subianto mundur. Sementara pendukung Anies diminta untuk menahan diri, agar tidak meneruskan kemarahan, karena merasa terusik kenyamanannya.
Diinformasikan juga, tidak kurang dari 2.700 lebih personil Polisi yang disiagakan di lokasi untuk menjaga berbagai kemungkinan yang bisa terjadi diluar dugaan. Dan pihak Kepolisian pun siap menjaga keamanan warga masyarakat yang menyampaikan pendapat serta dukungannya kepada Majlis Hakim MK, agar tak gentar menghadapi tekanan dari pihak manapun untuk memutuskan perkara perselisihan Pilpres 2024 dengan jujur dan obyektif, mandiri dsn independen tanpa dipengaruhi oleh pihak lain.
“Sebab hanya dengan dengan sikap yang jujur, berani dan independen, putusan hakim dapat dikakukan secara adil dan obyektif”, kata Supriatna peserta aksi yang khusus datang dari Karawang bersama beberapa orang rekannya. Alasan Supriatna mau ikut aksi karena untuk memberi do’a kepada hakim MK agar kuat dan berani memutus sengketa Pemilu secara adil dan tidak takut dengan tekanan maupun intimidasi dari pihak manapun, tandasnya. Dia juga memastikan akan hadir pula pada saat pembacaan putusan MK, haro Senin, 22 April 2024. Bahkan akan mengajak lebih banyak lagi pengikutnya dari Karawang.
Di gedung MK pun tampak sejumlah karangan bunga yang mendukung hakim MK serta lucu dan satire narasi yang tertera di karangan bunga itu. Tapi yang tak kalah menarik adalah membanjirnya sahabat pengadilan yang lebih keren sering disebut Amicus Curiae yang disampaikan sejumlah kelompok, komunitas saat menjelang waktu putusan majlis hakim MK. Tidak kurang dari 20 dokumen dari Amicus Curiae telah diterima oleh MK untuk ikut meyakinkan hasil Putusan Pengadilan Sengketa Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden tahun 2024 lewat Mahkamah Konstitusi yang sangat dihara.
Lukman Suhadi