Seorang Badut di Usir Oleh Oknum Bos Warkop di Kota Singkawang

Berita614 Dilihat

Singkawang, Kalbar – TransTV45.com || Profesi seorang badut bukan jadi pilihan bagi seorang ibu rumah tangga (Vn) yang berasal dari kota pemangkat, tapi (Vn) menikmati pekerjaan jadi seorang badut yang penuh kesabaran dan menguji nyali, jadi seorang badut butuh mental yang kuat, sabtu (01/06/2024)

Saat awak media ini mewawancarai (Vn) mengatakan, saya berusia 23 tahun telah menikah dan memiliki seorang anak berusia 5 tahun dan kini saya diberi rejeki saya hamil lagi tetapi saya tetap bekerja sebagai badut, beberapa hari yang lalu saat saya bermain berjoget menggunakan kostum Badut dengan sesuai irama lagu pada disebuah warkop yang berada di tengah kota Singkawang, saya di usir oleh oknum karyawan warkop dengan alasan akan mengganggu pengunjung di warkop tersebut.

Saya pikir bukan lah mudah menjadi seorang badut apa lagi saya seorang wanita, dari pada saya mengulurkan tangan meminta-minta tanpa ada yang saya suguhkan kepada pengunjung itu lebih memalukan dan terkesan menjadi seorang pemalak, tuturnya.

Hal yang serupa yang pernah saya alami dulu saat saya bermian di pantai sinam pemangkat di kota kelahiran saya, ada oknum anak punk mengusir saya dan mengatakan tidak boleh bermain disini, padahal pemangkat ini kota kelahiran saya kok bisa mereka mengusir saya, tapi saya memilih diam dan pergi saja dari pada bikin masalah.

“Apakah seorang badut ini sangat tidak pantas menghibur para pengunjung keramaian atau menghibur masyarakat, apakah pekerjaan jadi seorang badut ini sangat kotor? dengan nada sedikit rasa kesal (Vn)”.

Harapan saya kepada masyarakat Singkawang khusus nya diwarkop ijin kan lah saya mencari rejeki dengan provinsi saya sebagai badut, karena menurut saya seorang badut bukan lah preman atau pemalak, badut adalah penghibur dan saya juga tidak memaksa untuk memberikan saya upah dan saya juga tidak memaksa untuk meminta, hanya keikhlasan yang saya harapkan tutur (Vn) dengan bola mata berkaca-kaca.

Sukesih salah satu warga kota singkawang yang kebetulan menikmati malam libur di sebuah taman yaitu taman burung yang berada di tengah kota Singkawang, saat di tanya oleh awak media ini tentang badut, sukesih menyatakan harapan nya kepada masyarakat Singkawang biarkan lah badut ini berkreasi dengan keahlian nya dan bukan nya enak menjadi seorang badut.

Saya sangat menyayangkan ketika badut yang lagi menghibur warga Singkawang telah di usir oleh oknum pemilik warkop, sata rasa pengunjung tidak merasa terusik oleh badut dan menurut saya yang sangat merusak dan mengusik itu para oknum yang meminta-minta tanpa ada kerja sedikit pun, menurut saya badut ini sangat menghibur terutama buat anak-anak.

harapan saya kepada warga kota Singkawang untuk bisa bersama-sama menjaga keamanan, dan biarkan badut ini tetap bisa mencari nafkah untuk dirinya sendiri dan keluarganya, mereka adalah anak-anak muda yang mencari rezeki dengan cara jasa hiburan kepada masyarakat, namun kalau ada oknum yang tidak mau dengan adanya badut berada di kota Singkawang saya sebagai warga kota Singkawang tidak setuju, tuturnya.

Tambah sedikit pernyataan dari seorang warga Singkawang yang biasa disapa dengan pak ngah mangatakan, saya saja sebagai warga Singkawang sangat menghargai pekerjaan seorang badut, dan juga memeberikan pasilitas buat mereka suami istri tinggal dirumah keluarga saya dan kebetulan rumah nya tidak ditempati oleh keluarga saya, harapan saya marilah kita sama-sama saling mengahargai apalagi badut ini berupa menjual seni berupa joget memggunakan kostum badut, berarti mereka ini juga bekerja.ungkap pak ngah.||Jurnalis:Suparman

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *