Saumlaki||TrensTV45.com||Setelah kasus pengusiran dan menghalang halangin wartawan dalam menjalankan kerja jurnalis pada tanggal 5 kemarin, kali ini timbul masalah yang tidak kalah seru yang menimpah PT ABK (PT, ANUGERAH BANGUN KENCANA ) serta di ketahui bahwa perusahan tersebut berasal dari Panyileukan Bandung Jawa Barat, sebagai pemenang tender pekerjaan pembangunan pasar yang bersumber dari anggaran APBN yang tidak sedikit dan mencapai 72 Milyar lebih, ini merupakan anggaran yang tidak sedikit.
Pantauan media ini di lapangan beberapa hari ini ternyata saat ini perusahan yang menangani pekerjaan pembangunan pasar olilit sedang mengalami permasalahan yang cukup serius, pasalnya di ketahui ternyata ada permasalahan terkait di bawa kaburnya uang oleh sala satu kontraktor yang memakai bendera dari PT ABK ini untuk menangani pekerjaan pembangunan pasar tersebut. Bukan saja sampai di situ, ada juga material milik warga yang sudah di pakai tetapi sudah sampai enam bulan ini material milik warga tersebut belum juga terbayarkan membuat pemilik material melakukan penutupan pada Basecamp sekaligus merupakan kantor dari PT ABK yang berada di lokasi proyek tersebut.
Tidak saja sampai di situ, ternyata ada permasalahan yang lebih rumit lagi, dari hasil Infestigasi yang telah di lakukan oleh media ini ternyata, alat berat milik sala satu pengusaha lokal di Tanimbar, yang di pergunakan serta yang di pakai selama ini untuk menunjang kelancaran pekerjaan yang sedang di kerjakan saat ini pun semua itu di sewa, dan ternyata belum juga di bayar oleh PT ABK tersebut.
Kepada media ini sala satu kontraktor lokal yang tak ingin namanya di sebutkan oleh media ini menyampaikan bahwa, sebenarnya semenjak pembangunan pasar ini di kerjakan oleh PT ABK ini sudah banyak sekali masalah yang di alami oleh PT ABK ini, bukan saja Uang yang di bawa kabur oleh sala satu kontraktor yang meminjam bendera dari PT ABK ini, tapi masi banyak sekali permasalahan yang saat ini di alami oleh PT tersebut.
Padahal jika di lihat pekerjaan pembangunan pasar ini merupakan atensi dan instruksi langsung oleh Presiden Jokowi saat berkunjung kemarin ke kabupaten ini. Tetapi sudah hampir satu tahun ini jika kita hitung semenjak proyek di tender sampai saat ini maka bisa jadi proyek nasional ini bisa terbengkalai akibat kualitas perusahan yang menangani pekerjaan ini tidak layak serta tidak berkualitas. Hal ini perlu di pertanyakan kepada Pimpinan Balai yang ada saat di Provinsi Maluku serta perlu di pertanyakan ada apa dan kenapa bisa sampai pekerjaan dengan nilai yang begitu besar belum juga sampai 50 persen prospeknya.
Lanjut pengusaha muda yang sudah sering menangani pekerjaan proyek yang bersumber dari APBN ini menyampaikan bahwa, jika prospek pekerjaan berjalan seperti ini maka sudah seharusnya pihak Balai maupun dinas PUPR yang berada di Provinsi Maluku saat ini sudah haru mengambil langka yaitu Pemutusan Kontrak dengan Pihak Perusahan PT ABK tersebut, dan bisa secepatnya mencari perusahan yang berkualitas untuk bisa secepatnya menyelesaikan pekerjaan yang di maksud, karena jika di pertahankan kemungkinan buruk adalah proyek ini akan gagal. Padahal sama sama kita ketahui bahwa ada juga pengusaha pengusaha lokal yang di Tanimbar saat ini yang bisa di sandingkan untuk bisa membantu pekerjaan tersebut, tapi ternyata saya pun melihat ini kayanya tidak ada komunikasi yang intens dengan dinas teknis di yang berada di Tanimbar saat ini untuk membantu melancarkan pekerjaan di maksud, makanya saat ini timbul banyak masalah yang di alami oleh PT ABK ini, pungkas kontraktor muda ini.
Sangat di harapkan adalah Pejabat Gubernur Maluku saat ini maupun kepala balai serta kepala dinas PUPR Provinsi Maluku dapat secepatnya mengambil langkah untuk sesegera mungkin memutuskan kontrak kerja dengan pihak PT ABK, dan bisa secepatnya di gantikan dengan Perusahan yang lebih baik untuk bisa menyelesaikan pekerjaan pembangunan pasar bagi masyarakat Tanimbar yang selama ini sudah menunggu untuk mereka bisa mengais rejeki merek dengan berjualan di pasar tersebut, karena kalau kita lihat saat ini banyak pedagang yang sudah hampir satu tahun ini tidak bisa berjualan karena lapak lapak mereka telah di bongkar untuk di bangun pasar baru tersebut.
Sumitro