Serdang-Transtv45.com- Pandemi Covid-19 yang selama hampir dua tahun telah menghambat proses belajar mengajar di sekolah, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) yang didukung oleh Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) menginisiasi suatu program untuk membantu guru-guru di sekolah yaitu dengan Program Kampus Mengajar.
Seperti yang dijelaskan oleh Nadiem Anwar Makarim selaku Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) bahwa Program Kampus Mengajar ini bertujuan untuk menghadirkan mahasiswa sebagai bagian dari penguatan pembelajaran literasi dan numerasi dimasa pandemi.
Menjadi pendamping guru sekaligus partner dalam mendidik siswa dan melakukan berbagai inovasi dalam pembelajaran. Kegiatan praktikum 2 yang di supervisori oleh Agus Suriadi S.Sos, M.Si dan mahasiswi praktikan Ririn Chintya Surbakti prodi Ilmu Kesejahteraan Sosial FISIP USU terhitung dari pertengahan bulan Maret 2021 hingga Akhir Juni 2021 yang berlokasi di SDN 104271 Simpang Tiga Pekan Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai.
Selama di sekolah, selain membantu Guru mengajar, dalam Program Kampus Mengajar Mahasiswa juga hendak menerapkan keilmuan kesejahteraan sosialnya. Yaitu dengan mencoba menerapkan peran Educator Pekerja Sosial dengan menggunakan metode Group Work.
Akibat pembelajaran di sekolah yang harus dilaksanakan secara terbatas karena adanya pandemi Covid-19 menjadikan kegiatan belajar mengajar tidak dapat dilaksanakan semaksimal yang seharusnya. Akibatnya, minat belajar siswa menurun dan banyak siswa yang sering tidak hadir ke sekolah luring terbatas maupun tidak mengikuti pembelajaran daring secara sungguh-sungguh.
Berangkat dari permasalahan inilah Ririn melakukan inisatif membuat mini program dengan mengangkat tema “Menjaga minat belajar siswa selama pembelajaran di masa pandemic Covid-19 dengan melakukan edukasi pentingnya bersekolah”.
Di dalam program tersebut Ririn menggunakan teori dari Zastrow (2010: 70-72) yakni menerapkan peran educator dimana Penulis berperan untuk menyampaikan informasi dengan baik dan benar serta mudah diterima komunitas sasaran perubahan.
Penulis melakukan tahapan persiapan sesuai tahapan intervensi komunitas, yaitu menyiapkan persiapan untuk mengetahui gambaran umum komunitas yang akan menjadi sasaran perubahan.
Dalam tahapan ini, Penulis telah difasilitasi oleh Program Kampus Mengajar berupa pembekalan selama tujuh hari materi-materi yang memberi gambaran tentang pembelajaran di sekolah sasaran di masa pandemi yang serba terbatas serta bagaimana problem solving yang akan dilakukan.
Tahap selanjutnya melakukan assessment. Assessment dilakukan dengan menggunakan metode pendekatan intervensi komunitas model Pengembangan Masyarakat Lokal oleh Rothman (1995: 44-45).
Dalam melakukan perencaanaan dari hasil assesent dengan menggunakan model pengembangan masyarakat local, strategi perubahaannya menggunakan istilah “marilah kita bersama-sama membahas masalah ini” menunjukkan adanya upaya melibatkan partisipan dalam memecahkan masalah mereka berdasarkan kemauan dan kemampuan menolong diri sendiri.
Selanjutnya setelah permasalahan diidentifikasi, yakni menurunnya minat belajar dan minat bersekolah para siswa. Dilakukan tahapan perencanaan program dengan membuat perencaanan berupa gambaran serta menetapkan target sasaran perubahan. Dalam hal ini Penulis memilih kelompok kelas tiga dan kelas satu sebagai target sasaran perubahan. Masing-masing kelas berjumlah dua puluh tujuh siswa.
Pada tahapan implementing, Ririn menjalankan mini program “Menjaga minat belajar siswa selama pembelajaran di masa pandemic Covid-19 dengan melakukan edukasi pentingnya bersekolah” dengan menggunakan teori motivasi oleh wlodkowski (1985) yaitu motivasi merupakan suatu kondisi yang menyebabkan perilaku tertentu dan memberi arah dan ketahanan pada tingkah laku tersebut. Maksudnya, setiap anak harus memiliki motivasi belajar agar dapat tercapainya sesuatu atau hasil yang sesuai yang diharapkan. Sehingga dengan program edukasi pentingnya belajar, diharapkan siswa dapat termotivasi dan memiliki persepsi baru tentang belajar dan bersekolah.
Dalam program ini Penulis mencoba memperkenalkan metode belajar berbasis Fun Learning kepada siswa. Yaitu belajar materi pembelajaran dengan metode belajar sambil bermain menggunakan alat-alat sederhana. Selain membuat suasana belajar yang menyenangkan, metode project based learning ini dapat melatih kemampuan motorik dan kerjasama anak.
Tahap selanjutnya yaitu melakukan evaluasi program yang sudah dilaksanakan dengan melihat data perubahan nilai dan kehadiran siswa kelas tiga dan kelas satu. Setelah pelaksanaan program, siswa yang biasanya tidak pernah hadir ke posko belajar menjadi antusias setiap pembelajaran karena merasa bahwa di sekolah juga sama dengan bermain, sehingga bersekolah menjadi terasa menyenangkan.
Kemudian setelah pelaksanaan ujian akhir sekolah selesai, Penulis melakukan terminasi, karena melihat hasil evaluasi nilai dan kehadiran siswa kelas tiga dan kelas satu yang meningkat.*