Pekanbaru–Transtv45.com- Dalam rangka mengantisiapsi masuknya varian baru Covid-19 Delta dari pulau Jawa, Pemerintah Provinsi Riau mulai melakukan pemeriksaan Rapid Antigen langsung terhadap orang yang masuk ke Riau dari Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru, melalui pintu kedatangan.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau, Mimi Yuliani Nazir, mengatakan, mulai Jumat 25 juni 2021 telah dilakukan pemeriksaan Rapid Antigen terhadap orang yang datang. Walaupun yang datang dari Pulau Jawa dan daerah lainnya sudah menunjukkan hasil Antigen negatif saat menuju Riau.
Ini sudah dilakukan pemeriksaan langsung terhadap orang yang masuk ke Riau dari Bandara SSK II Pekanbaru. Ini dilakukan untuk mengantisipasi kasus peningkatan Covid-19 dengan varian baru dari Pulau Jawa. Jadi hasil rapid negatif dari daerah asal tidak berlaku, tetap diperiksa saat berada di Riau,” ujar Mimi Yuliani Nazir, Jumat (25/6/2021).
Dijelaskan Mimi, setiap orang yang masuk ke Riau tetap mematuhi protokol kesehatan, selain memakai masker dan menjaga jarak saat berada di Bandara, usai menjalani rapid antigen jika ditemukan hasil Rapid antigennya positif, maka akan langsung diisolasi di Asrama Haji Riau.
“Prokes tetap dijalankan, nah kalau saat hasil pemeriksaan Rapid Antigennya positif langsung dibawa ke Asrama Haji dan dikarantina. Selanjutnya diambil swab PCR, jika hasilnya positif langsung diisolasi di Asrama Haji. Kalau hasilnya negatif diperbolehkan pulang. Dalam satu hari ini belum ada yang dilaporkan positif hasil rapid antigennya,” kata Mimi.
Mimi menambakan, untuk kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Riau dalam dua minggu ini mengalami penurunan dan mulai melandai. Namun masyarakat harus tetap waspada dengan kondisi yang masih pandemi Covid-19, apalagi di daerah Pulau Jawa yang mengalami kenaikan cukup tinggi. Masyarakat diimbau tetap menggunakan masker selama berada di luar, dan menghindari kerumunan, patuhi imbauan pemerintah.
“Kasus di Riau memang secara umum melandai, tapi itu secara angka. Tapi dilihat dulu positif rate-nya itukan masih tinggi diatas 5. Misalnya dari 100 orang masih terdapat 20 kasus positif, dan dari 20 kasus ini terdapat 5 kasus, makanya positif ratenya masih tinggi. Jangan lengah dengan kondisi saat ini tetap waspada dan patuhi Prokes,” kata Mimi.*(Sadira)