Warga Bantah, Berita Adanya Gerombolan Preman di Desa Nampar Tabang

Kriminal1659 Dilihat

Borong-TransTV45.com- Masyarakat Desa Nampar Tabang bantah adanya grombolan oknum preman di kampung Weleng dan Cenop yang diberitakan beberapa  media online pada beberapa hari terakhir terkait adanya aksi penghadangan terhadap salah satu korban Silvester Rupang (21), warga kampung Rujung Desa Golo Munga Barat pada Kamis 1/7/2021 sore.

Menanggapi hal itu, Siprianus Sal, salah satu warga Cenop, Desa Nampar Tabang pada Senin 5/7/2021 kepada media ini menuturkan bahwa kami orang tua selaku masyarakat Desa Nampar Tabang sesalkan adanya pemberitaan di berbagai media online yang menyebutkan adanya gerombolan preman di Desa ini.

Sipri menuturkan bahwa di Desa Nampar Tabang itu tidak ada premanisme, yang ada hanya sekelompok pemuda dan remaja yang sering kumpul konsumsi miras, sedangkan untuk premanisme tidak ada. TuturNya.

Terkait kejadian pada beberapa hari lalu, Sipri membenarkan adanya peristiwa tersebut dan sebagai orang tua tentu tidak mendukung apa yang di lakukan oleh anak-anak kami. Jangan hanya karena tindakan oleh satu dua orang saja, semua masyarakat Nampar Tabang dirugikan karena seolah-olah semua masyarakat di Desa ini semuanya preman.

Oleh karena itu kami sebagai masyarakat dan juga orang tua bantah ketika disebutkan ada gerombolan preman di Desa ini.

Lebih lanjut Siprianus Sal menjelaskan, justru pada saat kejadian penghadangan tersebut Ia marah dan sempat melakukan pembinaan kepada para pelaku, salah satunya Ardi yang merupakan ponakannya karena tindakan tersebut sangat fatal dan sangat merugikan orang lain.

Ardi ini adalah seorang remaja yang masih duduk dibangku SMA, kebetulan saat itu juga kami sedang mengalami situasi kedukaan, sehingga saat kejadian kami tidak jauh dari lokasi. Jelas Sipri

Setelah melihat kejadian tersebut, spontan kami memisahkan mereka dan membantu korban, Selanjutnya korban melanjutkan perjalan menuju kampungnya yaitu di Rujung, Desa Golo Munga Barat, Kecamatan Lamba Leda Utara.

Kelanjutan dari peristiwaa itu, pada malam hari, sebanyak satu truk warga Rujung mendatangi kampung cenop untuk mencari pelaku ardi, mereka diduga membawa parang dan benda tajam lainya.

Mereka turun di pertigaan Cenop, sambil mengamuk dan mengeluarkan kata-kata kasar dan pengancaman, seperti akan membunuh dan membakar rumah.

Saat itu kami sebagai keluarga tidak memberi reaksi apa-apa, karena dengan berbagai pertimbngan takut maslahnya bertambah besar.

Setelah itu mereka pulang dan keesokan harinya baru kita mengetahui bahwa keluarga korban sudah melaporkan masalah ini ke pihak kepolisian.

Prinsipnya kami sebagai orang tua mengharapkan agar anak-anak kami tidak terjerumus kedalam perbuatan yang melanggar hukum.

Sementara itu, salah satu tokoh masyarakat Weleng Desa Nampar Tabang yang tidak ingin namanya di publikasikan kepada media ini mengatakan terkait informasi adanya penghadangan terhadap penjual ikan itu tidak benar karena selama ini situasi aman-aman saja, dan setiap hari mereka lewat seperti biasanya baik itu penjual ikan, penjual sayur dan juga pengguna jalan lainya.

Saya yakin juga banyak kalangan pengguna jalan yang sering melewati jalur ini, dan selama ini aman-aman saja, kita disini biasa-biasa saja, terangnya.

Ia menuturkan jika ada masyarakat dari luar Nampar Tabang yang ingin lewat di wilayah ini agar tidak perlu ragu ataupun takut dengan isu adanya preman di Desa Nampar Tabang, karena disini tidak ada itu namanya preman yang diberitakan oleh beberapa media online beberapa hari terakhir.

Terus terang, memang kami sebagai orang tua sangat tidak mendukung dengan tindakan beberapa remaja tersebut yang terjadi beberapa waktu lalu.

Sementara itu Ia juga berharap kepada orang tua khususnya di kampung Weleng dan Cenop untuk membatasi perilaku anak serta memberikan pemahaman untuk menghilangkan kebiasaan-kebiasaan yang menimbulkan keresahan bagi orang lain serta membatasi minuman keras karena ketika sudah dipengaruhi oleh alkohol yang beelebihan, pasti muncul itu rencana-rencana jahat yang mengakibatkan adanya tindakan-tindakan yang tidak di inginkan.

Sedangkan terkait dengan kejadian pada hari Kamis itu, silahkan aparat penegak hukum yang menyelasaikan persoalan ini, untuk memberikan efek jera terhadap para pelaku agar kedepannya tidak ada lagi kejadian hal yang sama dan perlu di ketahui juga bahwa isu yang beredar luas tentang adanya preman di Desa Nampar Tabang itu tidak dibenarkan. tuturNya

Seperti yang di beritakan media TransTV45.com sebelumnya bahwa Segerombolan oknum preman di Kampung Cenop dan Kampung Weleng, Desa Nampar Tabang, Kecamatan Lamba Leda Utara, Kabupaten Manggarai Timur-Nusa Tenggara Timur (NTT) meresahkan warga pengguna jalan.

Sejumlah oknum preman bahkan melakukan pengadangan para pengguna jalan pada Kamis, 1 Juli 2021 sekitar pukul 16.00 sore waktu setempat.

Salah satu korban, Silvester Rupang (21) mengatakan, aksi premanisme yang terjadi di Desa Nampar Tabang sangat meresahkan warga pengguna jalan. Ia mengaku, dirinya bersama rekannya sering kali mengalami aksi pengadangan oleh sekelompok oknum preman di tengah jalan saat melintasi jalur yang menghubungkan Benteng Jawa-Satar Teu.

“Saya dan kakak saya pulang dari arah Reo, ketika kami tiba di Kampung Cenop ada segerombolan orang yang sedang minum minuman keras (miras) di persimpangan jalan depan rumah bapak Sipri Sal,” ujarnya kepada wartawan melalui sambungan telepon Jumat, 2 Juli 2021.

Silvester menuturkan, saat melintasi jalur tersebut, ada seorang anak remaja bernama Ardi marangsek masuk di tengah badan jalan dengan kondisi mabuk, lalu melakukan pengadangan.

“Saat melihat pelaku di badan jalan, saya harus menekan rem motor saya, karena takut menabrak pelaku, lalu saya bilang, permisi kae pe’ang koe cekoen’ (Permisi kaka, tolong minggir sedikit). Pelaku pun tidak terima dengan baik, pelaku langsung mencekik leher saya sambil berkata “apa maksud dau?” (Apa maksud kamu),” tutur dia.

Ia mengaku, dirinya sedang di atas sepeda motor saat pelaku mencekik lehernya. Ia juga mengaku, dirinya bermaksud untuk memarkir sepeda motornya. Saat bersamaan, tiba-tiba teman pelaku bernama Rio datang dari arah depan lalu melompat dan menendang dada bagian kiri korban.

“Saya dan kakak pun terjatuh sehingga saya mengalami luka di tangan sebelah kiri dan di bagian leher belakang, setelah itu saya pun bangun seketika lalu berdiri. Lalu ada orang tua datang peluk saya dan berusaha menenangkan saya. Secara bersamaan Ardi sempat menedang di belakang punggung saya dan saya dalam posisi dipeluk. Sesudah itu saya diam dan bapa tua itu suruh untuk malanjutkan perjalanan kami,” kisah korban.

Silvester mengaku, dirinya tidak melakukan perlawanan saat pelaku menyerangnya. Usai kejadian, ia bersama kakaknya berinisiatif untuk menyelamatkan diri dan mendatangi rumah Kades Nampar Tabang Hila Teguh. Kades Hila pun menyarankan untuk melakukan visum.

“Kami bersama Kades Nampar Tabang bersama-sama pergi visum ke Puskesmas Weleng. Setelah itu kami melanjutkan masalah dengan cara proses hukum dan kami pun sudah melaporkan kejadian ini di Polsek Lamba Leda di Dampek dan polisi sudah menanggapi laporan kami dan masalahnya masih dalam proses hukum,” pungkas dia.

Karena itu, korban meminta aparat Polres Manggarai Timur dan Polsek Lamba Leda agar segera turun tangan untuk menindaklanjuti laporan tersebut. Hingga kini, ada kekhawiran korban mengenai kasus tersebut. Karena para pelaku sampai saat ini belum ditangkap.

“Secepatnya pelaku harus segera ditangkap karena takut kejadian susulan. Bahkan terjadi kasus yang lebih besar,” pungkas dia.

Korban lainnya yang meminta identitasnya dirahasiakan mengatakan, ia bersama rekannya seringkali diadang oleh oknum preman di Desa Nampar Tabang saat hendak melintasi ruas jalan Benteng Jawa-Satar Teu.

Bahkan pelaku tidak segan-segan meminta uang rokok kepada setiap pengguna jalan. “Kalau mereka mabuk, sering adang kami dan minta uang rokok. Kami tidak bisa lawan karena mereka gerombolan,” ungkap sumber itu.

Ia mengaku, sejumlah oknum preman bahkan mengadang lalu mengambil secara paksa ikan yang mereka jual. “Kalau ada yang jual ikan, mereka ambil secara paksa, kami juga pasrah saja,” ujarnya.

Informasi yang diperoleh wartawan, selama ini sejumlah oknum pelaku juga seringkali meminta uang kepada penjual ikan. Seperti pengakuan beberapa warga penjual ikan keliling asal Desa Golo Munga dan Golo Munga Barat.*(Redaksi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *