Jakarta Transtv45.com – Kementerian Pertahanan Republik Indonesia dalam hal ini Direktorat Kerjasama Internasional Pertahanan Ditjen Strategi Pertahanan Kemhan dipimpin Dirkersinhan Ditjen Strahan Kemhan Brigjen TNI J. Binsar Parluhutan Sianipar, bersama Undersecretary for Capability Assessment and Development Department of National Defense, the Philippines Undersecretary Cesar B. Yano, dan Director Maritime Security and Sovereignty Division, National Security Council, Prime Minister’s Department of Malaysia Mr. Roselin bin Rajab, memimpin The 15th INDOMALPHI Joint Working Group on Trilateral Cooperative Arrangement (JWG on TCA), yang berlangsung secara daring pada tanggal 13 sampai dengan 14 Juli 2021.
Pertemuan JWG Meeting on TCA ini membahas implementasi dan operasionalisasi kerangka kerjasama TCA antara Indonesia, Malaysia dan Filipina dalam bentuk langkah-langkah mengatasi masalah keamanan di daerah maritim yang menjadi perhatian bersama. Selain itu, pertemuan ini juga membahas mengenai Standard Operating Procedures (SOPs) dan Operating Guidelines.
Pada sesi pembukaan, ketiga negara berkomitmen untuk terus melanjutkan kerja sama dibawah kerangka TCA di Maritime Areas of Common Concern meskipun terdapat banyak hambatan dikarenakan pandemi Covid-19. Dirkersinhan Brigjen TNI J. Binsar Parluhutan Sianipar secara khusus menyampaikan apresiasi kepada pemerintah Filipina khususnya the Western Mindanao Command (Westmincom) atas keberhasilan operasi pembebasan keempat WNI yang disandera oleh Abu Sayyaf Group (ASG). Dengan dibebaskannya keempat WNI tersebut, tidak ada lagi WNI yang menjadi sandera ASG.
Dirkersinhan menyatakan bahwa kelompok teroris akan terus berevolusi dan beradaptasi serta menggunakan kemajuan teknologi untuk kepentingan kelompok mereka. Teroris juga menjadikan generasi muda, wanita dan bahkan anak-anak sebagai target rekrutmen. Karena itulah Dirkersinhan menggarisbawahi pentingnya pemberdayaan wanita dan generasi muda dalam upaya pencegahan dan penanggulangan terorisme, serta menanggulangi akar permasalahan terorisme. Dirkersinhan juga menekankan pentingnya menanggulangi terorisme secara multidimensional, komprehensif dan berimbang antara pendekatan keras dan lembut.
Red|Chandra. A™