RM. Ayam Ancur Khas Solo Yang Dikelola Ala Sufi Resmi Buka di Beranda Kadin Indonesia

Berita327 Dilihat

JAKARTA TRANSTV45.COM|Hanya dalam hitungan hari, Rumah Makan Ayam Ancuuur yang dikelola tokoh penggerak Gerakan Moral Rekonsiliasi Indonesia (GMRI), Eko Sriyanto Galgendu resmi membuka Cabang yang baru di serambi Kadin Indonesia, Jl. Tjoktoaminoto No. 122 Jakarta.

Pusat Rumah Makan Ayam Ancuur yang berada dalam kawasan ring satu Istana Negara, Jl. Juanda Raya No.4 Jakarta Pusat, sepekan lalu baru pula membuka dua couter sekaligus di kawasan Pasar Baru Jakarta dan di Jl. Samanhudi Jakarta. Kedua cabang ini dikelola oleh Para Bunda yang terorganisir dalam bentuk Wira Usaha Masyarakat (Wiramas). Sementara pada akhir pekan ini juga akan dibuka di Jl. Asem Reges dalam bentuk Mobil Toko (Moko). Karena mrmang tidak kurang dari delapan armada Moko mililik Eko Sriyanto Galgendu yang lain sedang dicarikan tempat mangkalnya.

Peresmian RM. Ayam Ancuuur di serambi Kadin Indonesia pada Kamis, 14 Oktober 2021 pukul 19.30 ditandai dengan pemotongan tumpeng oleh Ketua Umum Kadin Indonesia hingga berlanjut acara makan malam bersama Bupati Indragiri Hulu yang tercatat sebagai Jepala Daerah Wanita termuda di Indonesia, hingga Rezita Meylani Yopi SE diganjar oleh Jaya Suprana dengan hormat penghargaan dari Moseum Muri Indonesia.

Wiramas yang mengedepankan peran para Bunda ini, kata Eko Sriyanto Galgebdu merupakan bentuk lain dari sejumlah program GMRI. Seperti aksi sosial dengan membangun penyulingan air bersih untuk warga Keluragan Kartini, Jakarta Pusat. Bentukn sumbangan GMRI ini merupakan kerja sama dengan pihak Kepolisian RI dan Emak-emak yang berhimpun dalam wadah bernama Aspirasi yang juga menjadi ujung tombak GMR untuk membangun gerakan kebangkitan kesadaran spiritual bangsa Indonesia guna menyongsong siklus peralihan tujuh abad dalam babak ketiga sekarang ini yang akan segera berlangsung di Indonesia. Semua itu akan menjadi mercu suar dunia yang ditandai oleh cahaya agung dimulainya peradaban baru manusia di bumi.

Serentetan kemudahan dan kelancaran dalam membuka usaha yang baru ini, diyakini oleh Eko Stiyanto Galgendu sebagai bagian dari berkah bagi dirinya yang memegang wasiat Gus Dur dan Susuhunan Paku Buwono XII dan Prof. Dr. Habib Khirzin serta sejumlah tokoh lintas agama.

Hingga kini wasiat yang memiliki muatan spiritual itu pun dilakininya dengan suka cita. Bahkan mandatb sebagai Ketua Umum Lintas Agama juga digenggamnya dengan setis oleh sejak awal dibentuk beberapa tahun silam semasa Gus Dur serta Susuhunan Paku Buwono XII masih hidup, hingga sekarang.

Begitulah amanah mulia itu dia jalankan dengan lega lila, sambil terus mengembangkan usaha kuliber khad menu asal Solo seperti yang menjadi trade mark RM. Ayam Ancuuur. Hingga sekarang tidak lagi cuma ayam ancuuur semata, karena ada juga Soto Gubeng dan Sate Ayam Bumbu Mette.

Tarifnya pun relatif murah dan terjangkau karena cuma Rp. 20.000,- Demikian juga untuk nasi+ soto daging gubeng. Bahkan untuk nasi + soto ayam gubeng hanya Rp 15.000,-

Sebagai pemasok utama sejumlah instansi penting di sekitar Istana Merdeka Jakarta, menu RM. Ayam Ancuuur pun melayani pesanan dalam jumlah yang banyak.

Menurut Eko Sriyanto Galgendu, RM. Ayam Ancuuur khas Solo mampu melayani hingga 3.000 porsi setiap hari sebelum pandemi. Yang
Ideal memang, selama pandemi Covid-19 . Ayam Ancuuur yang ikut dikantak oleh pandemi Covid-19, tidak sama sekali melakukan PHK terhadap karyawan yang bekerja bersama RM. Ayam Ancur. Maklumlah, selain menjabat Wakil Ketua Kadin Indonesia untuk Bidang Perencanaan dan Kerjasama Strategis, Eko Sriyanto Galgendu pun menjadi Ketua Pembina SBSI’92 (Serikat Buruh Sejahtera Indonesia 1992) yang dipimpin Sunarty.

Sementara itu, dalam prinsip usaha kuliner yang ditekuni ala sufi ini pun, bagi Eko tak untung pun tidak menjadi masalah. Karena yang tidak kalah penting baginya adalah membuka lapangan kerja bagi banyak orang. Itu pun sudah dia anggap lebih dari cukup. Toh, dalam melakoni hasrat dan minatnya untuk membangun gerakan kebangkitan kesadaran spiritual bangsa Indonesia, masih terus dilakoninya dengan lega lila. Tanpa pernah berkeluh dan mendesah. Sebab caranya melakoni pekerjaan kaum sufi yang menempuh laku spiritual, toh telah ditekuninya sejak puluhan tahun silam. Selama itu pun ia tampak asyik dan khusuk seperti menikmati benar seperti kaum sufi tasbih dan tahmidnya sepanjang jalan menuju Tuhan. Semua — termasuk busnis kulinernya– dia nikmati dengan santai dan penuh keriangsn yang menggembiraka.
Red. Chandra™

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *